Belum lama ini Marshanda menjadi sorotan, lantaran tubuhnya yang dulu langsing kini tampak lebih berisi. Ia tampil dalam sebuah pemotretan dan membagikan pesan mengenai body positivity. Marshanda membagikan pengalamannya, bagaimana ia akhirnya menerima bentuk tubuhnya dan lebih mencintai diri sendiri.
Mantan istri Ben Kasyafani tersebut berani menolak stereotype wanita cantik harus kurus, tinggi, dan langsing. Marshanda kerap menuliskan pesan positif bagi semua orang yang sedang berjuang mengatasi masalah yang sama. Lalu seperti apa perjalanan Marshanda hingga mampu menerapkan body positivity? Simak kisah selengkapnya berikut ini.
Lelah dituntut sempurna setiap saat
Berat badan naik drastis efek obat dari psikiater

Ternyata tak mudah bagi Marshanda menjaga berat badan ideal saat bekerja di dunia hiburan, lantaran ia memiliki Bipolar Disorder yang mengharuskannya untuk mengonsumsi obat dari psikiater. Efek samping obat tersebut bisa memperlambat metabolisme, meningkatkan nafsu makan, dan menambah berat badan. Akhirnya, demi menekan rasa laparnya, Marshanda tak jarang mengonsumsi obat penahan nafsu makan.
Pilih hidup sehat dan berhenti konsumsi obat kurus
Tanggapi komentar negatif netizen
Tubuh Marshanda yang berisi mengundang jari nakal sejumlah netizen. Tak sedikit yang menyebutnya gemuk dan menduga berat badannya naik 15 kg. Komentar tersebut tak hanya dari media sosial, ada juga yang mengirim pesan tak mengenakkan ditujukan ke Marshanda.
Panen dukungan dari banyak pihak
Sikap Marshanda yang jujur dan terbuka dengan kondisinya sekarang menuai pujian dan dukungan dari banyak pihak. Sejumlah netizen berterima kasih karena telah mewakili perasaan para wanita yang selama ini tak percaya diri dengan bentuk tubuhnya. Banyak juga yang membagikan pengalaman serupa tentang betapa susahnya mencapai berat badan ideal, namun masih harus menghadapi bully-an dari orang-orang sekitar.
BACA JUGA: Berani Unggah Foto Tanpa Make Up, 6 Artis Ini Enggak Dibilang Jelek Malah Panen Pujian
Sejatinya, kecantikan wanita memang tak perlu dinilai dari penampilan fisik karena bentuk tubuh bisa berubah oleh berbagai kondisi. Mulai dari menstruasi, perubahan hormon, penuaan, melahirkan, dan lain sebagainya. Sudah saatnya, standar kecantikan dilihat dari arah yang lebih bermakna seperti kepribadian dan cara berpikir seseorang.