Categories: Entertainment

3 Alasan Kenapa Musik Linkin Park Nggak Akan Ada Matinya Walau Sang Vokalis Telah Tiada

Kabar duka menyelimuti blantika musik global. Chester Bennington, vokalis band rock asal Amerika Serikat, Linkin Park, kemarin memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Sang pemilik suara khas yang bertenaga dan mampu mengguncang seisi panggung manakala ia beraksi bersama rekan-rekannya ini resmi menutup buku kisah perjalanannya di bab 41.

Kamu yang angkatan tahun 2000an mungkin bakal keheranan, kenapa sih orang-orang begitu kehilangan sosok yang satu ini? Apakah ia segitu pentingnya bagi dunia musik? Memangnya lagu-lagunya Linkin Park keren ya? Jawabannya singkat saja. Ya. Ia adalah salah satu sosok yang pengaruhnya bahkan telah menembus batas dunia musik. Lalu soal lagu-lagunya? Memang sih lagu-lagu baru Linkin Park sudah tak lagi enak didengar dan seolah sudah keluar dari pakem bermusik mereka. Tapi, lain halnya dengan lagu-lagu awal mereka. Barangkali 3 poin di bawah ini dapat menjelaskan kepada kamu mengapa lagu-lagu Linkin Park begitu disukai oleh para penikmat musik di seluruh dunia.

1. Musik mereka begitu bertenaga dan cadas

Band beraliran rock-rap-metal ini mulai menghentak dunia musik tanah air sekitar awal milenium kedua. Beruntung, saat itu stasiun televisi masih sudi menyiarkan program-program berbobot, termasuk salah satunya video musik mancanegara. Video klip di Indonesia yang pertama sekaligus salah satu lagu paling memorable saat ini, In The End, mulai diperkenalkan ke hadapan publik tanah air. Dan tak butuh waktu lama lagu ini mulai sering diputar juga di stasiun radio atau radio tape masing-masing.

Linkin Park. [Image Source].
Padahal band rock luar negeri lainnya yang masuk ke negara saat itu relatif menyajikan musik yang tak sekeras LP. Industri musik kita saat itu masih dibanjiri oleh band-band melankolis. Tapi Linkin Park dengan lagu-lagu semacam In The End, One Step Closer, hingga Crawling berhasil meruntuhkan status quo tersebut. Kehadiran stasiun musik MTV dan booming-nya pemutar musik portabel paling gaul saat itu, Walkman, semakin mendorong eksistensi mereka di Indonesia. Salah satu pencapaian paling fenomenal mereka adalah terjualnya 24 juta album di seluruh dunia untuk album Hybrid Theory.

2. Formasi personel yang unik dan berbeda dari band lain

Sejak awal Linkin Park memang telah tampil dengan keunikannya tersendiri. Ketika band lain rata-rata hadir dengan format standar berjumlah lima orang, yakni vokalis, lead guitar, bassis, dan drummer, Linkin Park tampil sebanyak enam orang dengan formasi vokalis, lead guitar, rapper+perkusi, basis, drummer, dan DJ.

Linkin Park. [Image Source].
Benar, yang membuat Linkin Park begitu unik adalah perpaduan suara Chester dan lirik ngerap dari Mike Shinoda serta permainan DJ yang apik dari Joe Hann. Banyak lagu mereka yang mengombinasikan tiga ciri khas yang janggal itu, dan hasilnya luar biasa memukau. Mereka juga berani mengeksplorasi berbagai jenis genre dan alat musik yang baru. Masih ingat dengan kolaborasi Linkin Park dengan Jay Z yang membawakan lagu remix Numb dan Encore dengan latar belakang instrumen musik asli asal Indonesia, suling?

3. Musik yang beda tapi cocok untuk semua kalangan

Walapun mengusung genre rock dengan gaya vokal yang menghentak serta kombinasi rap, yang kita sendiri tahu kalau musik rap bukan musik untuk semua kalangan, tapi ajaibnya orang-orang sangat menggandrungi musik-musik dari Linkin Park. Banyak sekali deretan lagu yang jadi unggulan mereka dan masuk ke dalam playlist sepanjang masa para penggemarnya. Selain lagu-lagu di atas, kamu yang pernah menyukai band ini pasti hapal dengan lagu macam Faint, Breaking the Habit, Numb, hingga What I’ve Done.

Chester Benington. [Image Source].
Secara mengagumkan mereka mampu mengombinasikan semua elemen yang tampak saling bertentangan ke dalam sebuah band bernama Linkin Park. Semua terobosan mereka dalam bermusik tak dimungkiri telah berhasil menggaet puluhan juta penggemar, entah itu pria atau wanita, anak-anak hingga dewasa, dan mereka yang dulunya tak suka musik rock kemudian jadi menyukai genre ini setelah berkenalan dengan Linkin Park.

Sudah hampir dua dekade lamanya band asal California ini menghibur kita. Pasang surut ketenaran itu wajar dan sudah pasti dialami oleh banyak musisi lainnya. Dengan kepergian sang front-man, Chester, untuk selama-lamanya, Linkin Park tentu akan semakin kesulitan untuk setidaknya mendekati puncak kejayaan mereka di masa lampau. Kendati demikian, kita para penggemarnya, akan selalu mengenang musik-musik legendaris mereka.

Share
Published by
Faisal Bosnia Ahmad

Recent Posts

Kontroversi Tambang Nikel Raja Ampat, Presiden Akhirnya Cabut Izin Tambang

Kontroversi tambang nikel di kawasan Raja Ampat kini menemui titik terang. Usai jadi perdebatan di…

2 days ago

Perjalanan Kapal Madleen Bawa Bantuan ke Gaza Hingga Dirampas Israel

Konflik Palestina-Israel menemui babak baru. Aktivis lingkungan kondang, Greta Thunberg, memutuskan turun gunung untuk membantu…

4 days ago

Demi Salat Ied Berlatar Gunung Sumbing dan Sindoro, Jamaah Rusak Kebun Tembakau

Kebiasaan netizen Indonesia, selalu ingin mencoba sesuatu yang viral, termasuk saat menyerbu Dusun Garung untuk…

6 days ago

Tips Cegah Kolesterol Naik Saat Konsumsi Daging di Momen Idul Adha

Hari Raya Kurban atau Idul Adha tahun ini sudah di depan mata. Momen yang sangat…

1 week ago

Pernyataan Two-State Solution oleh Prabowo tentang Palestina, Masuk atau Nggak?

Presiden RI Prabowo Subianto bikin kaget rakyat Indonesia. Hal ini berhubungan dengan pernyataannya, yaitu bahwa…

2 weeks ago

Profil Ray Dalio yang Diisukan Mundur sebagai Penasehat Danantara

Belum apa-apa, Danantara sudah kena gosip miring. Salah satu orang yang diharapkan segera bergabung dengannya…

2 weeks ago