Selalu saja ada yang menghebohkan dari Tiongkok. Setelah munculnya kehebohan tentang kondisi lingkungan yang miris, pelatihan yang ditujukan pada calon bodyguard wanita yang keras, makanan-makanannya yang membuat orang berpikir dua kali untuk mencicipi, dan sekarang muncul lagi berita mengenai salah satu desa unik di sana.
Desa Laoya, merupakan salah satu daerah di Tiongkok yang dikenal sebagai desanya para jomblo. Bagaimana tidak, banyak pria asli Laoya yang masih berstatus membujang meskipun usianya sudah menginjak separuh abad.
Sejarah bermula dari kondisi surplus pria di Tiongkok
Sebagian dari kalian mungkin sudah pernah mendengar sebuah kebijakan lama yang diberlakukan Tiongkok mengenai satu anak untuk satu keluarga. Kebijakan tersebut diberlakukan semata-mata untuk mengantisipasi terjadinya ledakan penduduk kelak. Selain itu dalam sejarahnya, masyarakat di negara ini lebih menginginkan memiliki anak laki-laki dibanding perempuan. Jadi wajar saja bila saat kebijakan itu diberlakukan banyak keluarga yang mempunyai anak laki-laki semata wayang.
Populasi pria belum menikah di Laoya cukup tinggi
Laoya sendiri memiliki arti Bebek Tua yang maksudnya adalah tempat para bujangan tinggal. Menurut masyarakatnya, populasi laki-laki yang belum berumah tangga di desa ini lumayan tinggi. Bayangkan saja pada saat diadakan survey pada tahun 2014, ternyata ada sekitar 112 penduduk laki-laki yang masih bujangan. Usia mereka pun bisa dikatakan tak lagi muda, yaitu berkisar 30 sampai 55 tahun.
Lokasinya yang terpencil membuat wanita enggan singgah
Menurut salah satu lelaki Laoya yang masih menyandang status bujangan di usia 43 tahun, lokasi desa yang terpencil menjadi salah satu faktor mengapa ratusan pria di daerahnya tetap sendiri. Laoya disebut-sebut memang sangat terisolasi dan juga memiliki akses transportasi sangat sulit, sehingga sedikit pula orang luar yang berkenan mengunjungi bahkan menetap di desa itu.
Para perempuan biasanya enggan tinggal di daerah terpencil
Desa ini sebenarnya awalnya tak hanya dihuni oleh lelaki saja. Namun saat ini mayoritas perempuan muda asli Laoya sudah memilih mencari penghidupan di kota. Dan biasanya selain mendapat pekerjaan yang lebih baik, mereka juga akan menikah dengan orang kota. Jadi sekembalinya di kampung halaman status mereka sudah tak lagi single.
Ketika para wanita desa memutuskan pergi ke kota, laki-lakinya justru memilih tetap tinggal karena mereka cinta dengan kampung halamannya. Para pria juga lebih memilih menjaga orang tua mereka yang telah tua dibanding pindah untuk mendapat istri. Wah mungkin dari kalian, cewek-cewek yang ingin mencoba sensasi hidup di desa bisa langsung berumah tangga mencari suami di Laoya.