Nasib dan masa depan seseorang, tak ada satupun yang bisa mengetahui secara pasti. Jika rezeki bukan di tanah air sendiri, siapa tau melimpah ruah di negeri orang. Sosok sukses seperti Mahmudi ini membuktikannya. Berkat kerja keras dan usahanya yang tak kenal lelah, ia kini dikenal sebagai bos kontraktor besar di Jepang.
Bukannya tanpa hambatan. Pria asal Tulungagung, Jawa Timur tersebut juga melalui jalan terjal yang berliku sebelum menggapai kesuksesan. Mengawali karir sebagai pegawai perhotelan di pulau Bali, Mahmudi terus merajut asanya untuk menggapai sukses. Bukan di negeri sendiri, kisahnya berjuang hingga berhasil di perantauan sangat inspiratif untuk diteladani.
Anak desa sederhana dengan sejuta mimpi
“Ibu meninggal ketika saya umur dua tahun, dan bapak cuma buruh tani. Saking miskinnya, kalau ditanya apa cita-cita saya, ya asal bisa makan dan hidup, itu sudah lebih dari cukup,” tutur Mahmudi memulai kisah hidupnya yang dilansir dari finance.detik.com.
Cinta lokasi menjadi takdirnya untuk mengubah nasib

Sebelum menginjakkan kakinya di negeri matahari terbit, Mahmudi pernah bekerja sebagai karyawan hotel di Bali. Di sana, ia giat belajar bahasa Jepang dengan seorang guru. Karena dianggap masih belum lancar, Mahmudi pun dikenalkan dengan seorang perempuan Jepang asli untuk memperlancar upaya belajarnya. Karena sering bertemu, benih-benih cinta pun terjalin. Ia pun menikahi teman guru lesnya tersebut yang merupakan wanita kewarganegaraan Jepang. Dari situ, ia akhirnya memantapkan diri untuk hijrah ke Jepang dan menetap di sana.
Jatuh bangun membangun karir di negeri orang
“Saya menjalani semuanya sebagai proses magang untuk memperlancar Bahasa Jepang, mengenal jalanan, hingga teman dan relasi,” kata Mahmudi yang dilansir dari finance.detik.com.
Titik terang berawal dari teman sesama kuli bangunan
“Bahkan saya juga ikut cawe-cawe ketika RI-2 berkunjung ke sini,” kenang lelaki kelahiran Tulung Agung, 16 Juli 1974 itu yang dilansir dari finance.detik.com.
Mantan kuli yang kini menatap kesuksesan di negeri orang
“Ini sudah kebutuhan, bukan gaya hidup. Mengajak golf mitra bisnis di Jepang itu legal, bagian dari servis,” kata Mahmudi yang dilansir dari finance.detik.com.
Kisah di atas membuktikan, latar belakang bukanlah faktor yang dominan untuk menentukan kesuksesan dalam hidup. Hanya kerja keras, do’a dan niat tulus untuk mengubah nasib, menjadi kunci untuk menggapai keberhasilan. Sama seperti sosok Mahmudi di atas, kita pun bisa melakukannya. Semangat ya Sahabat Boombastis!