Publik tengah dihebohkan dengan praktik eksploitasi Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia di kapal ikan Cina, Long Xing. Berita ini viral karena disiarkan oleh Stasiun televisi Korea Selatan, MBC. Mereka melaporkan keberadaan WNI dengan kondisi kerja yang memprihatinkan dan menyebutnya sebagai perbudakan.
Video tersebut kemudian diulas kembali oleh YouTuber Jang Hansol dan sempat menjadi trending 1 di Indonesia. Kabar tersebut juga dikomentari oleh mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. Susi menyebut bahwa kasus ABK yang dipekerjakan bak budak ini sudah berlangsung sejak lama. Berikut Boombastis.com ulas kembali kasus yang pernah membuat geram publik.
Yang terbaru dan tengah hangat-hangatnya dibahas adalah kasus pelanggaran HAM para ABK yang bekerja di kapal asing milik Cina, Long Xing. Para pekerja ini mengalami overwork (bekerja hingga 30 jam tanpa henti), minum air laut, diberi gaji kurang lebih 100 ribu per bulan, serta kalau meninggal jenazahnya akan langsung dibuang ke lautan.
Kasus ini terkuak saat kapal berlabuh di Busan, para ABK kapal Long Xing tersebut meminta bantuan kepada warga setempat. Kasus ini sudah sampai ke telinga Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi. Melansir detik.com, 14 orang ABK yang tersisa akan segera dipulangkan ke Indonesia hari ini, Jumat (8/5).
Karena kasus Logn Xing ini, nama Benjina kembali dibicarakan. Kasus Benjina ini merupakan perbudakan nelayan yang terjadi di era Susi Pudjiastuti, kasus terkuak pada November 2015. Korbannya adalah ratusan orang (yang berasal dari Thailand, Myanmar, Kamboja, dan Indonesia) di Kepulauan Aru, Provinsi Maluku. Melansir kompas.com, saat itu para ABK di Benjina bekerja 20-22 jam per hari, disiksa, dikurung, serta tidak mendapatkan upah.
Berikutnya ada kasus yang terjadi pada 2012 lalu. Sebanyak 163 orang WNI yang bekerja sebagai ABK di kapal milik PT Kwo Jeng asal Taiwan terdampar di Trinidad-Tobago, Amerika Selatan akhirnya diselamatkan.
Selain kasus besar Benjina, ada beberapa kasus eksploitasi ABK yang terjadi dari 2014-2015. Pertama, 74 orang ABK di 7 kapal asal Taiwan yang diselamatkan di perairan Afrika Selatan pada Februari 2015, mereka bekerja tanpa diberi upah yang layak. Lalu, pada April 2015, 30 ABK asal Indonesia diselamatkan oleh kapal Sea Shepherd di Sao Tome, Afrika Barat.
BACA JUGA: 4 Resiko Bekerja jadi ABK Kapal Ikan, Rawan Eksploitasi hingga Bertaruh Nyawa di Lautan
Dengan demikian, kasus pelanggaran HAM yang dialami oleh para ABK ini sudah sering sekali terjadi. Banyak dari mereka yang tak pernah menelepon ke rumah, tiba-tiba sudah dikabarkan meninggal dunia. Selama di kapal pun, para ABK mendapat perlakuan yang tak manusiawi. Kasus ini harus diusut dengan tuntas, agar ke depan hal yang sama tak lagi terjadi.
Delapan bulan lamanya keluarga Alvaro Kiano Nugroho (6) mencari anak sekaligus cucu tanpa kepastian jelas.…
Sedang ramai di Indonesia mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Ira Puspadewi. Ia adalah mantan…
Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…
Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…
Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…
Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…