Tiada hari tanpa netizen mencari keadilan untuk orang-orang yang teraniaya. Kali ini kejadian yang tidak mengenakkan dialami oleh seorang wanita berinisial RD yang diduga menjadi korban pelecehan disertai kekerasan yang dilakukan oleh pria yang merupakan Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Kasus ini disertai dengan video yang beredar luas, memperlihatkan aksi tidak patut oleh Kepala SPPG tersebut. Berita makin memanas ketika diketahui bahwa sang pelaku diduga adalah anak aparat TNI.
Awal mulanya, bocoran video yang menyebar di media sosial
Kasus ini ramai dibahas di media sosial setelah sebuah video yang diambil dari rekaman CCTV menunjukkan sudut kantor di Jatiasih, Bekasi Selatan, tempat di mana RD mengalami kekerasan dan pelecehan oleh Kepala SPPG tersebut. Meski tayangannya dikaburkan, tampak ada perlawanan dan paksaan dari masing-masing pihak.
Pada tayangan lainnya, tampak seorang wanita merekam dan menghardik seorang pria dengan wajah yang terlihat jelas. Diduga dialah dalang dari pelaku pelecehan dan kekerasan yang dialami oleh RD.
Korban sudah laporkan kasusnya ke kepolisian
RD sendiri sudah melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian. Ia mengaku kerap dimaki serta diperlakukan dengan kasar sejak hari pertama ia menginjakkan kaki di kantor tersebut.
Diperlakukan tidak baik secara terus menerus, korban kemudian melaporkan tindak kekerasan dan pelecehan tersebut ke Polres Metro Bekasi Kota. Sementara Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, AKBP Braiel Arnold Rondonuwu mengonfirmasi bahwa ada berkas yang melaporkan Kepala SPPG tersebut dan siap mendalami kasus ini.
Pelaku terus mengganggu korban sejak interview
Kronologinya berdasarkan penuturan korban, Jumat (3/10.2025), ia memulai kerja sebagai akuntan dari pelaku. Tetapi di hari pertama, ia sudah merasa tidak nyaman karena pria itu disebut mengganggu privasi RD.
Dikutip dari detik.com, RD mengaku bahwa kekerasan ini terjadi sejak tahap interview dan terus berlangsung setiap hari. Pelanggaran privasi, kekerasan verbal hingga fisik diterimanya, mulai dari membuka tas, memeriksa smartphone, hingga duduk terlalu dekat. Selain itu, RD menyebut bahwa pelaku sering mengamuk kepada karyawan lain karena masalah pekerjaannya sendiri.
Mengaku anak tentara untuk mengancam korbannya
Selain dianggap problematik, RD juga mengatakan bahwa pelaku sering mengancam korbannya untuk tidak membesar-besarkan masalah dengan mengaku bahwa dirinya adalah anak tentara. Bahkan teguran dari yayasan pun tidak digubris dan ditanggapi dengan tertawaan saja.
Wanita itu berharap, kasus ini bisa membuat pelaku jera dan mendapat tindakan tegas dari Badan Gizi Nasional (BGN). Ia juga berharap agar pria tersebut dicopot dari jabatannya sebagai Kepala SPPG Bekasi Selatan.
BGN siap proses untuk non-aktifkan pelaku
Menanggapi hal ini, Wakil Kepala BGN Nanik Sudaryati Deyang mengaku bahwa pihaknya sedang memproses status yang bersangkutan untuk dinonaktifkan. Kepada Antara, Nanik mengaku sangat menyesal atas terjadinya kasus ini karena tidak sesuai dengan prinsip-prinsip BGN.
Menurut Nanik, seharusnya pelaku tidak sampai harus melakukan hal-hal yang merugikan orang lain. Justru sebaliknya ia bisa lebih bekerja sama dengan korban dan bawahannya dalam menyiapkan menu-menu bergizi bagi anak-anak Indonesia.

