Jalan raya menjadi akses penting bagi seluruh masyarakat. Tentunya masyarakat menginginkan jalan yang mulus alias tidak rusak. Namun, banyak jalanan di Indonesia yang mulai rusak, baik karena cuaca maupun ulah manusia. Tanggung jawab membangun atau memperbaiki jalanan umum berada di tangan pemerintah.
Namun, bagaimana kalau pemerintah tidak cepat turun tangan memperbaiki jalan? Seorang pengusaha di Grobogan, Jawa Tengah, bernama Joko Suranto memilih gerak cepat membangun jalan umum di kota kelahirannya. Apa tujuan Joko Suranto membangun jalan tersebut? Mengapa tidak menunggu pemerintah? Boombasits.com akan membahas selengkapnya pada ulasan di bawah ini.
Bangun jalan kabupaten di kota kelahiran
Bukan pertama kali perbaiki jalan rusak
![Joko Suranto, crazy rich Grobogan, yang bangun jalan umum. [Sumber Gambar]](https://boombastis.sgp1.digitaloceanspaces.com/wp-content/uploads/2022/04/Joko-Suranto-crazy-rich-Grobogan-yang-bangun-jalan-umum.-Sumber-Gambar.jpg)
Rupanya, tindakan membangun jalan umum di Grobogan bukan pertama kali dilakukan Joko. Sebelumnya, ia juga membangun jalan di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Subang. Selain membangun jalan, ternyata Joko juga kerap memperbaiki jalan rusak di sejumlah daerah. Bahkan, ia melakukannya setiap tahun. Semua itu menggunakan uang pribadi Joko. Menurut pengakuan Joko, ia melakukannya untuk amal jariah.
Dulu loper koran sekarang pengusaha sukses
Joko yang lahir di Desa Jetis, Kecamatan Karangayun, tersebut merupakan lulusan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Jurusan Hukum. Ia dikenal sebagai pengusaha di bidang properti, tepatnya bos dari Buana Kassiti Group. Perusahaan di Bandung itu merupakan holding company atau perusahaan induk dari sejumlah anak perusahaan.
BACA JUGA: Bukan Hanya Merogoh Kocek, Kepala Desa Ini Bahkan Berani Berhutang Demi Bangun Jembatan Desa
Tindakan Joko Suranto patut diapresiasi, karena membantu masyarakat umum mendapatkan akses jalan umum yang layak. Namun, tentunya hal ini juga menjadi peringatan bagi pemerintah untuk gerak cepat memperbaiki fasilitas publik tanpa harus ada hal yang viral terlebih dahulu.