Selain memunculkan sebuah drama, dunia sepak bola juga kerap mencatatkan kejadian-kejadian unik yang siap membuat dahi para pencintanya mengkerut. Contohnya adalah mengenai permasalahan transfer atau kepindahan pemain. Dimana di sana banyak fenomena tidak masuk akal dan sulit dinalar. Seperti tentang kisah legenda Inggris yaitu Ian Wright yang ditransfer dengan hanya memberikan satu set timbangan.
Selain itu, juga ada kisah transfer Indriyanto Nugroho yang kepindahannya dari Arseto Solo ke Pelita Jaya dihargai dengan uang 100 perak saja. Jumlah mungkin saat ini hanya cukup membeli permen. Masih tentang Indriyanto, sebetulnya dirinya bukanlah pesepakbola yang biasa-biasa saja. Bahkan sempat juga menjadi andalan Tim Merah Putih. Lalu siapa sih sebenarnya mantan punggawa Persik Kediri ini?
Pemain yang sejak usia 16 tahun sudah berlaga di Eropa
Sebagai pemain yang memulai karier di sebuah SSB daerah, Indriyanto bisa dibilang mempunyai karier layaknya roket. Hal ini lantaran setelah beberapa tahun menimba ilmu di sekolah bola Fortuna Sukoharjo, pada tahu 1990 satu tempat di Timnas Primavera berhasil didapatkan.
Pria asal Jawa Tengah yang malang-melintang di banyak klub Indonesia
Dilansir dari laman Bola.com, tuturnya Timnas Primavera adalah tonggak awal namanya mulai besar di percaturan sepak bola. Banyak klub yang sudah memakai jasanya, mulai dari Arseto Solo, Pelita Jaya, Persijatim, PSIS Semarang, Persiba Bantul, Persik Kediri, Persih Tembilahan, Persikaba Blora, kembali ke PSIS, dan terakhir adalah Persepam Pamekasan.
Bagian dari generasi emas PSIS Semarang di musim liga 2006
Seperti telah di ulas sedikit di akhir sub dua tadi, PSIS Semarang dengan Indriyanto memang mempunyai hubungan yang baik. Meski mantan punggawa Pelita Jaya itu tidak hadirkan trofi, tapi di sana ia sempat tampil moncer. Apalagi kalau kita berbicara kiprahnya di 2006, PSIS sukses dibantunya meraih gelar runner-up Divisi Utama.
Karier Indriyanto dilanjutkan dengan terjun ke dunia pelatih
Setelah memutuskan gantung sepatu pada tahun 2013, karier Indriyanto dilanjutkan dengan menjadi seorang pelatih. Memegang sebuah sekolah sepak bola capaian bisa dikatakan lumayan. Hal ini lantaran pada tahun 2015 klub binaannya berhasil bermain di ajang internasional bertajuk Gothia CUP.
BACA JUGA: Bola dan Narapidana: Ketika Penjara Kejam Uganda Memanjakan Tahanannya Lewat si Kulit Bundar
Begitulah sekilas tentang sosok Indriyanto Nugroho, pesepakbola yang sempat dihargai dengan uang seratus perak saja. Berkaca dari kasusnya, sedikit kita ditunjukkan kalau sepak bola tidak melulu mengenai menang, kalah atau raihan gelar saja.