in

Ibu Dibjo, Sang Ratu Tiket yang Sudah Jualan Sejak Tahun 1960 dan Masih Eksis Hingga Kini

Sekarang semua serba instan untuk didapat, mulai dari makanan, transportasi, hingga tiket nonton bisa diperoleh dengan hanya pencet dan klik tombol handphone. Nah, para sahabat yang sering pergi ke konser artis, pertandingan sepak bola, hingga mungkin seminar berbayar pasti sering mendengar nama Ibu Dibjo.

Yap, sosok inilah yang sering sekali kamu temukan dalam berbagai pertunjukan lengkap dengan kata “Tiket bisa dibeli melalui Ibu Dibjo”. Kira-kira siapa sih ibu nih, sampai bisa terkenal di seantero jagad Indonesia. Nah, kalau belum tahu, mari kita berkenalan dengan ‘Ratu Tiket’ yang sangat tenar ini.

Bermula dari niat iseng membantu suami

Ibu Dibjo sejak 1960 [Sumber gambar]
Kegiatan berjualan tiket ini sebenarnya hanya menjadi sampingan saja. Bermula dari iseng ingin membantu suami untuk pembangunan sebuah sekolah di Jalan Sukabumi – Menteng pada tahun 1963. Bernama lengkap Ida Kurani Soedibyo, ia membantu penjualan tiket film yang dilakukan door to door. Tak disangka, ia kemudian menjadi orang kepercayaan untuk menjual tiket untuk setiap pemutaran film tersebut. Rumahnya dijadikan sebagai tempat berdagang dan memulai usahanya. Usaha ini kemudian hari dikenal sebagai Ticket Box Ibu Dibjo.

Menjual berbagai macam tiket

Tiket Box Ibu Dibyo [Sumber gambar]
Bisnisnya banyak dikenal orang, Ibu Dibjo tak hanya menjajakan tiket film saja, tetapi juga konser besar, pertandingan sepak bola, pertunjukan seni, serta kegiatan seminar sekalipun. Pada tahun 1975, Ibu Dibjo dipercaya menjadi  distributor tiket Boney M, sebuah grup disko terkenal pada tahun 70an. Ia juga bekerjasama dengan banyak promotor pertunjukan, ia menjadi distributor tiket yang mengadakan konser besar di Jakarta dan terbilang sukses. Sebut saja Boyzone, Westlife, Diana Ross, Mick Jagger, semuanya bisa didapat melalui Ratu Tiket ini.

Meninggal pada tahun 2002 dan dilanjutkan oleh putrinya

Tempat penjualan resmi tiket [Sumber gambar]
Setelah berpuluh tahun bergelut di dunia jual tiket, Ibu Dibjo tutup usia pada 13 Maret 2002. Hal tersebut tak lantas membuat usahanya berakhir begitu saja. Salah satu putrinya, Nuska Sri Sulistiyowati meneruskan usaha Ibu Dibjo dalam melayani para pembeli. Ya, lagi-lagi melanjutkan bisnis orangtua memang tidak semudah yang dipikirkan. Nuska merasa bahwa mengurus masalah tiket cukup ribet, apalagi jika tiba-tiba acara tersebut batal, sedangkan tiket sudah ada di tangan pembeli. Demi menjadikan usaha ibunya tak terbengkalai, putri ketiga Ibu Dibjo ini meninggalkan pekerjaannya sebagai analis program di salah satu channel televisi Indonesia dan fokus pada urusan tiket saja.

Masih eksis hingga kini

Tiket di situs resmi Ibu Dibjo [Sumber gambar]
Pekerjaan berat apapun kalau dilakukan akan membuahkan sebuah hasil, itulah yang dirasakan oleh Nuska. Meninggalkan pekerjaannya dan memilih mengurus Ticket Box membuat usaha yang sudah ada sejak tahun 60an ini tetap berdiri hingga sekarang, tak hanya dalam negeri tetapi juga berbagai event di luar negeri. Media sosial yang semakin massive juga membuat penjualan tiket bisa diperoleh secara online melalui twitter dan instagram resminya.

Ketika meng-goggling nama Ibu Dibjo, sosoknya memang tak muncul melainkan situs penjualan tiket yang akan tertera di sana. Namun begitu, Ibu Dibjo adalah orang yang berjasa dan bisa membuatmu bisa nonton berbagai macam konser dan film, terutama mereka yang remaja pada tahun 70an.

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Jalan Berliku Sang Office Boy Hingga Kaya Raya Jadi Pengusaha Berkat Kenekatannya

4 Fitur Ponsel Lawas yang Kini Dirindukan Generasi 90an, Ada Favoritmu?