didi
Jakarta — Pemerintah akhirnya menaikkan harga BBM untuk mengalihkan subsidi dari sektor konsumtif ke produktif. Kenaikan harga BBM tersebut diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada Senin (17/11).
Harga premium naik Rp 2.000 per liter menjadi Rp 8.500 per liter. Begitu juga dengan harga solar naik menjadi Rp 7.500 per liter dari sebelumnya Rp 5.500 per liter. Kenaikan harga BBM berlaku mulai Selasa (18/11) pukul 00.00 WIB.
Presiden Joko Widodo mengaku dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit, hingga akhirnya memutuskan untuk menaikkan harga BBM subsidi. Beliau juga mengakui bahwa kebijakan yang diambilnya itu kemungkinan akan mengundang banyak perdebatan dalam masyarakat.
“Pasti ada pendapat yang setuju dan tidak setuju. Pemerintah menghargai,” katanya di Istana Negara, Jakarta, Senin (17/11).
Keputusan ini diambil setelah melalui rangkaian pembahasan di sidang kabinet, rakor teknis menko perekonomian dan rapat terbatas di Istana Negara. Pemerintah mengalihkan subsidi BBM karena membutuhkan anggaran untuk sektor lain.
“Pemerintah membutuhkan anggaran dana untuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan tapi anggaran tidak tersedia karena dihamburkan untuk subsisi BBM,” ucapnya.
Tak heran jika kenaikan BBM ini kemudian menjadi perbincangan hangat di media sosial seperti Twitter, Path, hingga Facebook. Bahkan, di Twitter #BBMnaik menjadi trending topik dunia urutan kedua.
“SPBU mendadak rame, satu jam lalu masih sepi saja, imbas #BBMNaik” cuit pemilik akun @praditamapoetra.
“Di saat harga minyak dunia anjlok, pemerintah kita menaikkan harga BBM, sedangkan Malaysia siap menurunkan. #BBMnaik,” cuit @Azwar_Amiin.
“Semoga pak @jokowi_do2 @Pak_JK beserta para menteri yang pintar dan budiman bisa tidur nyenyak malam ini #BBMNaik,” tulis akun @bung_vido.
