Cerita tentang kegagalan menikah, memang selalu bikin patah hati. Persiapan fisik, mental, sampai impian tentang masa depan, langsung musnah begitu saja. Apalagi kalau penyebabnya adalah masalah yang sangat pelik, yaitu gara-gara risiko penyakit.
Baca juga: Buat Pengguna Baru! Begini Cara Cek Nomor Axis Terbaru
Ini yang terjadi pada pasangan Szasza Gusmantara dan Reynatha Gunawan. Harapan untuk mengarungi bahtera rumah tangga, harus mereka tanggalkan karena keduanya didiagnosa memiliki Thalassemia Minor. Bagaimana kisah sedih ini bermula dan mengapa calon pengantin dengan Thalassemia sebaiknya tidak menikah? Berikut kisah mereka yang selengkapnya.
Terpaksa mengakhiri hubungan karena keduanya memiliki Thalassemia Minor
Keduanya sepakat mengakhiri hubungan secara baik-baik
Berusaha untuk logis, Thalassemia Minor bisa memberi efek domino bagi pasangan
Seperti pasangan lainnya yang sudah bertahun-tahun pacaran, memutuskan hubungan sangat tidak mudah bagi Szasza dan Reynatha. Namun keduanya berusaha logis, bahwa situasi tak bisa dipaksakan. Ketika suami dan istri masing-masing punya Thalassemia Minor, sangat besar kemungkinan keturunan mereka akan memiliki Thalassemia Major.
Ketahui Thalassemia sejak dini supaya nggak sakit hati di kemudian hari
Dikutip dari situs kemkes.go.id, Thalassemia telah menjadi mata rantai penyakit di Indonesia karena merupakan penyakit turunan. Untuk mengetahuinya, masyarakat sebaiknya melakukan periksa darah dan tahu ciri-ciri penyakit ini. Beberapa ciri penyakit yang wajib diketahui adalah pucat, perut membesar karena pembengkakan limpa dan hati, dan bila diabaikan bisa memengaruhi bentuk tulang muka serta warna kulit berubah menghitam.
Thalassemia adalah ancaman nyata berskala global
BACA JUGA: Perihal Uang Panai, Weton, sampai Arah Rumah, 5 Pasangan Ini Gagal Melangkah ke Pelaminan
Mungkin inilah yang disebut “sakit tapi tidak berdarah”. Mengakhiri hubungan karena paham bahwa Thalassemia bisa membawa dampak merugikan yang merebut kebahagiaan keluarga. Saatnya untuk belajar dari Szasza Gusmantara dan Reynatha Gunawan, bahwa di atas cinta masih ada logika demi masa depan yang lebih baik.