in

Foto Anak-anak Dari Seluruh Dunia Ini Sanggup Membuat Orang Dewasa Kembali Merenung

Selamat Hari Anak Universal. Artinya hari ini menjadi peringatan untuk anak-anak di seluruh dunia. Kata orang bijak, anak-anak adalah cahaya mata dalam keluarga. Anak-anak juga merupakan cahaya untuk kehidupan di muka bumi ini. Mereka adalah harapan bagi orang tua, juga harapan bagi dunia.

Kalau bisa, semestinya semua anak di dunia tertawa dan bergembira hari ini. Oleh karena itu, tim Boombastis ingin melihat wajah anak-anak di beberapa belahan dunia melalui jendela mesin pencari Google. Kami melakukan percobaan dengan mengetik ‘children in [nama negara]’ untuk mengetahuinya. Lalu apa yang kami temukan? Anda mungkin akan ikut tertawa, atau juga ikut menangis miris..

1. Halo anak-anak Indonesia, tawanya segar dari Sabang sampai Merauke. Dari yang di kota, pinggiran hingga ke pelosok gunung.

Indonesia memang kaya akan budaya, latar belakang, suku dan ras. Saat ini Indonesia sedang membangun agar semua rakyat, termasuk anak-anak, bisa belajar dengan rasa dan fasilitas yang sama.

children in indonesia
Pendidikan masih menjadi PR besar bagi kesejahteraan anak-anak di negeri ini. Semoga anak-anak kita tetap berwarna dan ceria seperti ini ya. Masa depan Indonesia juga ada di genggaman tangan mereka.

2. Anak-anak Australia dan teman-teman kecil dari Aborigin.

Anak-anak Australia kelihatan sumringah dan ceria. Tapi tahukah kamu, kalau sampai Oktober 2015, tercatat masih ada ribuan anak Australia yang mengalami stres dan menjadi korban bully?
children in australia
Bullying menjadi silent killer bagi anak-anak dan psikologis mereka, di berbagai negara besar. Tak terkecuali Indonesia.

3. Inilah yang terlihat ketika Tim Boombastis mencari tahu tentang anak-anak Afrika. Biar gambar yang berbicara.

Ada sebuah kalimat bijak yang maknanya teramat dalam untuk kondisi benua yang satu ini, ‘Afrika banyak memberi makan untuk dunia. Namun dunia tidak makan bersama dengan Afrika.’

children in africa
Gadget, cokelat, minyak kelapa, kopi dan banyak hal yang kita nikmati di sini, mungkin merenggut jatah makan anak-anak Afrika dan orang tua mereka di sana. Lihat rusuk-rusuk yang menonjol dan perut buncit itu, lalu lihat perut kita.

4. Anak-anak di China dengan mata segaris yang melengkung manis dan senyuman mereka.

Anak-anak di China tidak sedikit yang berprestasi dan menginspirasi. Tapi di sisi lain, banyak juga anak yang terlantar akibat masalah ledakan populasi, serta kebijakan satu anak di negeri tirai bambu tersebut.
children in china
Masalah-masalah dalam kehidupan sosial yang cukup kompleks di China juga menyebabkan banyak orang dewasa menjadi apatis dengan masa kecil anak-anak yang seharusnya bahagia.

5. Anak-anak India bermain dan hidup dengan sebagaimana adanya di negeri mereka.

Sanitasi masih menjadi masalah besar bagi negeri seperti India. Pengaruhnya begitu besar kepada hidup dan kesehatan anak-anak di negeri tersebut.
children in india
Kabar baiknya, banyak orang-orang India yang dipercaya menjalankan institusi besar dan menjajah ranah gadget serta teknologi. Sebut saja CEO Google, Sundar Pichai yang berangkat dari kehidupan sederhana. Semua orang punya kemungkinan yang sama untuk sukses bukan?

6. Anak-anak Amerika, ada yang tersenyum, ada yang merenung.

Hidup di negara yang besar, tak selamanya segemilang yang kita bayangkan. Ada masa kecil yang menyenangkan, ada juga yang berhias kekerasan.
childre in america
Perkembangan dan kemajuan sebuah negara tentu berimbas pada kehidupan sosial, termasuk orang tua dan anak. Tidak sedikit anak-anak yang mengenal alkohol, cyber bullying, hubungan bebas dengan lawan jenis dan menjadi korban pedofilia atau kekerasan fisik lainnya.

7. Ceria, ekspresif dan merdekanya anak-anak di Jepang.

Mungkin ini adalah foto anak-anak terbaik yang kami temukan. Jepang memang tersohor dengan sistem pendidikan anak-anak yang keren dan mulia.
children in japan

Pendidikan dan perhatian untuk anak di Jepang sangat simpel, tapi menjadi fondasi yang mencengkram kuat hingga mereka dewasa. Inilah yang membuat Jepang menjadi salah satu negara maju.

8. Dan ketika tim Boombastis mengetik ‘Palestina’, ini yang Google tunjukkan pada kami..

Kami kira akan menemukan anak-anak yang tertawa, tapi lihat apa yang terjadi pada mereka.
children in palestine
Hampir tak ada tawa. Yang tampak adalah tangis, darah, tatapan yang dingin dan keras. Berhadapan langsung dengan konflik dan tentara di sana. Di usia mereka, yang masih belia dan harusnya menghadapi guru kelas dan PR matematika.

9. Sekali lagi, para malaikat kecil di Afghanistan..

Afghanistan juga menjadi salah satu area konflik. Di mana hampir setiap hari, anak-anak dan wanita menjadi korban perang.

children in afghanistan

Mereka hidup, makan dan tidur di tempat yang jauh dari kata layak. Dan seperti yang bisa kita lihat sendiri, untuk makan saja mereka sulit. Tak jarang, saat balita mereka sudah harus bekerja keras, seperti menempa besi.

Hanya sebuah eksperimen sosial sederhana melalui mesin pencari Google, tapi setidaknya kita bisa mengetahui banyak hal. Bahwa masih ada anak-anak tak berdosa yang menjadi korban perang, bahwa masih ada anak-anak yang kelaparan saat kita hura-hura, bahwa ada anak-anak yang diam dalam penderitaan bullying, hingga ada anak yang menangis di balik tawa mereka. Kadang kita lupa kalau kita pernah menjadi anak-anak, dan kadang kita juga lupa kalau anak-anak di sekitar kita, banyak yang membutuhkan pertolongan, serta perhatian.

Bukan karena mereka Indonesia, Amerika, Palestina, lantas kita menilai mereka begini dan begitu. Rasanya hanya orang dewasa yang mudah menjudge dan terbawa isu ini dan itu.

Anak-anak sejak lahir bahkan tidak membedakan apakah temannya berkulit hitam, beragama Kristen, kaya atau miskin. Kita sudah dewasa, tapi bukankah seringkali kita masih perlu belajar dari anak-anak ini? Mari kita renungkan..

Written by Orchid

Leave a Reply

5 Peninggalan Walisongo yang Masih Tetap Dilestarikan Hingga Hari ini

5 Kelebihan Bahasa Jawa yang Tidak Dimiliki Bahasa Lain di Dunia