in

Setelah Ksatria Airlangga, Rumah Sakit Apung Ini Juga Jadi yang Pertama di Atas Tongkang

Terobosan di dunia kesehatan tak melulu melalui teknologi medis yang canggih. Ada kalanya, inovasi juga bisa dimunculkan lewat sebuah rumah sakit terapung yang layaknya sebuah kapal laut di samudera lepas. Jika kita selama ini mengenal Ksatria Airlangga, kini ada pula RS Apung (RSA) yang bernama Nusa Waluya II.

Keberadaan rumah sakit itu terlihat spesial karena berdiri di atas kapal tongkang (barge), dan menjadi yang pertama di Indonesia dan bahkan dunia. Sama seperti keberadaan rumah sakit pada umumnya, keberadaan Nusa Waluya II juga didedikasikan untuk melayani kebutuhan kesehatan pada masyarakat. Penasaran? Simak ulasannya berikut ini.

Menjadi RS terapung pertama di Indonesia dan dunia yang berdiri di atas tongkang

Selain melayani kebutuhan akan kesehatan pada masyarakat, keberadaan RSA Nusa Waluya II patut dibanggakan karena menjadi rumah sakit apung pertama di dunia yang terbuat dari kapal tongkang (barge). Sebelumnya, ada pula RSA Nusa Waluya I dan RSA dr. Lie Dharmawan yang terbuat dari kapal phinisi.

Rumah sakit yang memiliki fasilitas yang cukup lengkap

Suasana ruang tunggu di RSA Nusa Waluya II [sumber gambar]
Meski beroperasi di atas tongkang, RSA Nusa Waluya II memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Rumah sakit terapung yang juga masuk kategori C atau Puskesmas ini, telah dilengkapi fasilitas seperti ruang bersalin, ruang obgyn, ruang operasi, poli gigi, poli mata, poli anak, laboratorium, apotek, ruang rawat inap, ruang radiologi, ruang tunggu, dan ruang USG.

Telah melayani masyarakat di daerah-daerah yang terdampak bencana

Salah satu rungan medis di RSA Nusa Waluya II [sumber gambar]
Selama berkiprah, RSA Nusa Waluya II telah memberikan layanan kesehatan pada masyarakat di daerah Indonesia yang terdampak oleh bencana, seperti Palu, Sigi, dan Donggala. Bahkan selama singgah di Pelabuhan Pantoloan, Kota Palu, pada 16 November 2018 sampai 15 Februari 2019, total ada 9.938 orang dan 3.972 jenis pelayanan medis yang telah diberikan, seperti yang dilansir dari Goodnewsfromindonesia.id.

Keluarkan biaya yang mahal untuk menarik RSA Nusa Waluya II

Keluarkan biaya mahal karena harus ditarik [sumber gambar]
Salah satu hal unik dari keberadaan RSA Nusa Waluya II ini adalah, biaya yang dikeluarkan untuk menarik kapal tersebut ternyata memakan biaya yang tidak sedikit. Dilansir dari Goodnewsfromindonesia.id, untuk menuju ke Palu saja membutuhkan ongkos sebesar Rp 700 juta. Sementara itu, biaya lebih besar juga dikeluarkan saat menuju ke Maluku senilai Rp 1 miliar.

Indonesia juga punya RS terapung Ksatria Airlangga

Selain RSA Nusa Waluya II yang rencananya akan menuju ke Tanimbar, Maluku Utara pada awal 2020 mendatang, ada pula kapal sejenis yang bernama Ksatria Airlangga. Pertama kali dioperasikan pada akhir Oktober 2017, rumah sakit terapung itu telah melakukan pelayanan medis ke daerah-daerah terpencil di tanah air.

BACA JUGA: Kisah Dramatis Rumah Sakit Terapung : Ketika Rasa Kemanusiaan Mengalahkan Batas Wilayah

Keberadaan Nusa Waluya II yang beroperasi di atas tongkang, menjadi sebuah terobosan yang spektakuler untuk melayani kebutuhan kesehatan kepada mereka yang tak terjangkau rumah sakit konvensional. Tak hanya itu, kapal tersebut juga sangat cocok diterapkan di Indonesia yang letak geografisnya banyak didominasi oleh lautan.

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

Minta Uang ke Dosen Untuk Pulang, Curhatan Mahasiswa Ini Viral dan Disebut Berani

Kisah Pocong Culi, Sosok Legenda yang Pernah Bikin Geger Yogyakarta