Entah apa pun penyebabnya, sudah menjadi hak seorang anak untuk dilahirkan. Namun sayangnya realita yang terjadi tidaklah demikian. Banyak yang justru memilih untuk menggugurkan anak lantaran alasan yang tidak dibenarkan. Di Indonesia sendiri hal ini biasanya dilakukan hanya untuk menghindari malu lantaran melakukan hubungan di luar nikah.
Lain Indonesia, lain pula dengan dunia. Yup, ternyata banyak fakta tentang aborsi yang mencengangkan, tidak masuk akal, dan bahkan berlawanan dengan humanisme.Misalnya saja legalitas melakukan aborsi yang berhubungan dengan jenis kelamin bayi serta masih banyak lagi yang lainnya. Kalau dilihat dari kondisi yang terjadi di sekitar kita, tidak bisa dikatakan beruntung sih, walaupun praktik aborsi di negeri ini juga masih ada dan jadi pilihan.
Nah, berikut adalah fakta-fakta tentang aborsi dari seluruh dunia yang begitu menguras emosi. Bukan untuk ditiru, tapi justru jadi bukti miris tentang tentang perilaku yang bisa dianggap kejahatan berat tersebut. Berikut ulasannya.
1. 1,2 Juta Wanita Amerika Melakukan Aborsi Tiap Tahunnya
Seperti yang kamu tahu, Amerika Serikat adalah negara bebas yang benar-benar bebas. Masyarakatnya bisa melakukan apa pun yang mereka suka, baik untuk urusan sosial, ekonomi dan sebagainya. Soal pergaulan di sana juga sangat bebas. Alhasil, hubungan pra nikah pun bukan sesuatu yang mengherankan di sana. Bahkan konon para gadisnya sangat malu jika ketahuan masih belum tersentuh pria alias perawan.
2. Hampir Satu Juta Wanita China Melakukan Aborsi Gara-Gara Peraturan Pemerintah
China adalah negara dengan pertumbuhan penduduk paling tinggi di dunia. Bahkan jumlah penduduknya sendiri sekarang sekitar 1,2 miliar jiwa. Jumlah penduduk yang besar ini tentu saja menimbulkan masalah tersendiri yang erat berhubungan dengan sosial dan ekonomi. Nah, untuk mengurangi atau setidaknya menekan laju penduduk di Negeri Tirai Bambu ini, pemerintah pun mencanangkan progam satu anak untuk sebuah keluarga.
3. Aborsi Karena Jenis Kelamin Legal di Swedia
Menurut kebanyakan orang, sebuah keluarga ideal adalah ketika mempunyai dua anak yang berbeda kelamin. Namun, ketika hal tersebut tidak terjadi, maka sudah seharusnya disyukuri bukan malah dijadikan sebagai beban hingga melakukan aborsi. Namun sayangnya, di beberapa negara malah dilegalkan praktik aborsi dengan alasan yang seperti ini. Salah satunya adalah Swedia.
4. Pemerintah India Memperbolehkan Aborsi Jika Janinnya Perempuan
Heran sekali di zaman yang sudah melek teknologi dan agama ini praktik aborsi yang berdasarkan kepercayaan masih saja terjadi. Kembali ke zaman-zaman kegelapan bangsa Arab dulu, masyarakat mereka begitu menyukai bayi laki-laki namun sebaliknya untuk perempuan. Sehingga ketika ada wanita melahirkan dan diketahui jenis kelaminnya perempuan, maka si bayi yang baru lahir ini dibunuh atau dikubur hidup-hidup. Praktik ini masih terjadi di zaman kekinian, bahkan praktiknya bisa dikatakan lebih sadis lagi.
5. Keturunan Afrika-Amerika Lebih Banyak Mati Karena Aborsi Daripada Penyakit Mematikan
Entah apa sebabnya, pasangan Afrika-Amerika sering sekali melakukan aborsi pada janin mereka. Bahkan jumlahnya sendiri cukup fantastis. Angkanya sih tidak diketahui dengan pasti, namun banyaknya diperkirakan sama atau lebih banyak dari korban penyakit mematikan. Kira-kira saja berapa banyaknya orang-orang yang meninggal lantaran penyakit mematikan tersebut di Amerika Serikat. Maka sebanyak itulah calon bayi-bayi Afrika-Amerika dibunuh orangtuanya sendiri.
Sangat miris sekali dengan fakta yang terjadi di dunia tentang aborsi tersebut. Apa pun alasannya, janin sudah bisa dianggap makhluk hidup maka membunuhnya dengan cara seperti ini tidak ubahnya seperti menghilangkan nyawa seseorang. Bahkan aborsi caranya lebih kejam dan tidak berperikemanusiaan. Di Indonesia sendiri juga masih sering ditemui praktik seperti ini walaupun terselubung.
Harapannya, jangan sampai hal-hal gila di atas ikut terjadi pula di Indonesia. Pasalnya, kita adalah negara timur yang harus tetap menjunjung tinggi adat dan kebiasaan. Jika suatu ketika aborsi dilegalkan di Indonesia, maka sudah pasti saat itu negeri ini sudah tidak karuan rusaknya.