in

5 Fakta Salah Terkait Luar Angkasa yang Selama ini Kita Percaya Kebenarannya

fakta luar angkasa [image source]

Luar angkasa menyimpan banyak sekali hal yang tak terduga. Bahkan dari apa yang telah diselidiki umat manusia sampai sekarang. Mungkin baru sekian persen dari total misteri yang belum terpecahkan. Luar angkasa adalah sebuah wilayah tak terhingga yang menjadi bukti kehebatan Sang Pencipta. Nalar manusia sepandai apa pun kadang tak mampu menyamai kehebatan alam semesta yang diciptakan dengan tanpa cela.

Anyway, ngomong-ngomong masalah nalar. Ternyata ada banyak hal terkait pemahaman manusia terkait luar angkasa yang salah kaprah. Bahkan kesalahan fakta ini telah dipertahankan selama puluhan tahun. Berikut lima kesalahan fakta terkait luar angkasa yang selama ini dipercaya kebenarannya!

1. Ekor Komet Sebenarnya Bukanlah Ekor dari Komet Itu Sendiri

Sejak kita sekolah, guru akan mengajarkan banyak al terkait sains. Salah satu bagian yang paling menarik adalah materi luar angkasa. Dalam materi tersebut kita akan mengenal apa yang namanya komet. Sebuah benda langit yang meluncur cepat dan memiliki ekor panjang. Ekor ini bercahaya dan selalu menjauhi matahari. Dari sini kita akhirnya percaya jika komet memiliki sebuah ekor.

Ekor Komet Sebenarnya Bukanlah Ekor dari Komet Itu Sendiri [image source]
Ekor Komet Sebenarnya Bukanlah Ekor dari Komet Itu Sendiri [image source]
Namun sesungguhnya apa yang dinamakan dengan ekor itu bukanlah sebuah ekor. Melainkan sebuah pendaran cahaya akibat terbakarnya es yang menyelimuti komet hingga terjadi proses sublimasi. Es langsung berubah jadi gas dan bercampur dengan debu di angkasa hingga menyebabkan apa yang disebut coma. Apa yang dilihat sebagai ekor sebenarnya hanya sebuah tipuan optik akibat gas dan debu yang bercampur di sekitar komet.

2. Pluto Sebenarnya Berwarna Merah Bukan Putih Karena Dilapisi Es

Sejak awal kita meyakini jika Pluto memiliki warna putih. Layaknya Benua Antartika yang putih karena tertutup oleh salju. Pluto adalah sebuah benda langit yang pernah jadi planet lalu dikeluarkan dan ada wacana dijadikan planet lagi. Di tempat ini apa-apa tertutup es hingga dalam bayangan kita planet ini berwarna putih.

Pluto Sebenarnya Berwarna Merah Bukan Putih Karena Dilapisi Es [image source]
Pluto Sebenarnya Berwarna Merah Bukan Putih Karena Dilapisi Es [image source]
Dalam ekspedisi yang dilakukan oleh NASA membuktikan sebuah fakta jika Pluto tidak putih. Warna permukaan benda langit ini bersemu merah. Seperti hasil foto yang dikirimkan ke bumi. Jadi mulai saat ini kita tak boleh membayangkan Pluto sebagai wilayah yang putih dan beku. Tapi tempat berwarna merah yang beku.

3. Panjangnya Waktu di Setiap Planet Tidaklah Penting

Bumi memiliki panjang waktu sekitar 24 jam. Planet lain di tata surya memiliki panjang waktu yang berbeda-beda. Merkurius sebagai planet terkecil memiliki hari paling cepat dibandingkan dengan yang lain. Sementara itu, Jupiter memiliki hari yang paling panjang di antara planet lain termasuk bumi. Itulah yang kita pahami selama ini.

Planet Jupiter [image source]
Planet Jupiter [image source]
Namun faktanya, Jupiter dalam sehari hanya memiliki waktu sekitar 10 jam waktu bumi. Artinya kita tidak akan punya banyak waktu untuk melakukan banyak hal. Selain itu jika kita di Jupiter maka setiap hari akan merasakan apa yang namanya perputaran ekstra cepat. Artinya kita bisa terpental karena rotasi Jupiter lebih cepat daripada bumi.

4. Semua Hal di Luar Angkasa Bisa Menjadi Bulan

Bulan adalah sebuah benda langit yang mengorbit pada planet tertentu. Biasanya memiliki ukuran yang sangat kecil. Bumi bukan satu-satunya yang memiliki planet. Mars, hingga Saturnus pun juga memilikinya. Bahkan jumlahnya lebih dari satu. Sekarang coba kita perhatikan salah satu bulan dari Planet Saturnus bernama Ganymede. Bulan ini memiliki ukuran yang jauh lebih besar dari Merkurius.

Semua Hal di Luar Angkasa Bisa Menjadi Bulan [image source]
Semua Hal di Luar Angkasa Bisa Menjadi Bulan [image source]
Artinya Merkuirus pun bisa dianggap bulan oleh sebuah bulan bernama Ganymede. Artinya benda yang lebih kecil bisa menjadi bulan dari benda yang lain. Begitu seterusnya tak bis diubah. Untuk itu perlu ada definisi baru terkait bulan atau satelit yang mengelilingi planet-planet di tata surya.

5. Tata Surya Lebih Luas dari Apa yang Kita Pikirkan Sebelumnya

Sejak SD sekali pun kita selalu menganggap jika tata surya kita di mulai dari matahari hingga planet-planet terluarnya. (Saat ini Pluto dianggap yang paling luar.) Akhirnya kita menganggap ujung tata surya adalah Pluto. Padahal ujung dari tata surya ini tidaklah terbatas. Mungkin saat ini ilmuwan hanya mampu menjangkau Pluto. Namun di kemudian hari bisa jadi ada planet lain yang lebih jauh dari Pluto.

 Tata Surya Lebih Luas dari Apa yang Kita Pikirkan Sebelumnya [image source]
Tata Surya Lebih Luas dari Apa yang Kita Pikirkan Sebelumnya [image source]
Untuk itulah mulai saat ini kita harus membuang fakta jika tata surya hanya sampai Pluto. Tata surya jauh lebih luas hingga sebenarnya nalar manusia akan susah menjangkaunya. Namun bukan tidak mungkin di masa depan kita semua akan menemukan hal-hal baru di tata surya yang super megah ini.

Itulah kesalahan fakta tentang luar angkasa yang kerap dipercaya banyak orang. Semoga setelah membaca ini kita akan lebih banyak tahu hal-hal terkait misteri alam semesta yang tak terbatas!

Written by Adi Nugroho

Leave a Reply

5 Operasi Paling Kotor yang Pernah Dilakukan CIA

5 Falsafah Hidup yang Membuat Orang Minangkabau Selalu Sukses di Perantauan