in

Selain Rohingya, 5 Etnis Ini Juga Merasakan Diusir dan Tidak Memiliki Kewarganegaraan

Berbicara tentang Rohingya tentu yang bakal langsung teringat adalah soal perlakuan tak manusiawi yang mereka terima. Mustahil kita tidak tahu berita tentang mereka yang dibantai di Rakhine atau ketika orang-orang ini diusir dan akhirnya terombang-ambing di lautan. Kisah terbaru tentang mereka adalah penolakan dari sebagian besar orang Myanmar untuk memberikan Rohingya status kewarganegaraan.

Tanpa punya identitas yang jelas, jelas penghinaan bagi sekelompok manusia. Ya, mereka jadinya tidak memiliki hak atau apa pun. Soal wilayah pun demikian, mereka tak berhak berdiri di mana pun. Soal kenihilan kewarganegaraan ini, ternyata hal tersebut tak hanya dialami oleh etnis Rohingya, beberapa kelompok manusia di belahan lain juga mengalami hal serupa.

Etnis Yazidi

Kelompok etnis Yazidi berasal dari Irak Utara, mereka diusir dari kampung halamannya oleh pihak ISIS. Etnis Yazidi memiliki perpaduan keyakinan sufi dan Syiah pada praktik keagamaannya, namun yang disembah adalah matahari. Keyakinan tersebut dipercaya masih berhubungan dengan keyakinan Zoroaster, keyakinan pagan penyembah matahari zaman dahulu.

Etnis Yazidi [image source]
Kelompok militan ISIS menganggap etnis Yazidi adalah penyembah berhala, oleh karena itu mereka diusir dari tempat tinggal mereka. Bahkan banyak dari etnis ini disiksa, dibunuh dan bahkan dijadikan budak oleh militan ISIS. Kini jumlah mereka sangat sedikit dan berpindah-pindah mencari suaka ke negara lain.

Etnis Kurdi

Bangsa Kurdi merupakan pejuang garis depan yang langsung berhadapan dengan ISIS. Namun sayangnya mereka tidak memiliki kebangsaan sendiri. Kurdi awalnya berada di timur tengah, antara Turki, Suriah, Irak dan Iran. Namun kewarganegaraan mereka adalah janji palsu dari PBB dan Amerika Serikat. Bahkan sampai sekarang negara Kurdi tidak pernah didirikan, akhirnya wilayah Kurdi dibagi ke negara-negara sekitar seperti Turki, Suriah dan Iran.

Etnis Kurdi [image source]
Alhasil, bangsa Kurdi mencari suaka ke negara Turki, akan tetapi di sana etnis Kurdi tidak diakui sebagai salah satu bagian dari Turki sehingga sering mendapatkan diskriminatif dari Turki. Kini etnis Kurdi hanya menjadi pencari suaka tanpa kewarganegaraan.

Etnis Uighur

Uighur merupakan salah satu etnis di China yang beragama Islam. Eksistensi dan perilaku diskriminatif yang diterima bangsa Uighur membuat mereka mencoba memisahkan diri dari China dan kemudian berdiri sendiri. Akhirnya mereka melakukan suaka ke Thailand. Sayangnya, mereka ditangkap dan dituduh akan bergabung dengan pasukan militan ISIS untuk berjihad.

muslim uighur [image source]
Sebenarnya ada banyak etnis beragama Islam di China, namun bangsa Uighur mendapatkan perlakuan paling diskriminatif ketimbang yang lain. Hal tersebut lantaran ciri fisik etnis Uighur yang lebih mirip dengan keturunan Turkistan ketimbang Tionghoa.

Etnis Bedoon

Di Kuwait sebutan bagi para pencari suaka tanpa kewarganegaraan adalah etnis Bedoon. Mereka dikategorikan sebagai imigran gelap, tanpa negara. Mereka akhirnya hidup berkelompok dipinggir-pinggir padang pasir Kuwait dekat perbatasan Irak.

Bedoon Kuwait [image source]
Bedoon dipercaya berasal dari Persia dan Iran kemudian membentuk etnis sendiri di padang pasir Kuwait. Sampai saat ini mereka tidak mendapat pengakuan kewarganegaraan dari negara mana pun.

Etnis Basque

Dari segi bahasa, Basque sangat berbeda dengan Prancis dan Spanyol. Karena itulah mereka memutuskan membuat sebuah otonomi sendiri untuk wilayahnya. Namun karena wilayah mereka yang kecil dan sangat berdekatan dengan negara tetangga, membuat mereka mendapatkan banyak perlakuan diskriminatif.

Basque [image source]
Beberapa kali Spanyol mencoba menjadikan etnis ini sebagai bagiannya, namun etnis Basque sangat menentang keras dan ingin menjaga budaya dan bahasa nenek moyangnya. Sayangnya, saat ini bahasa asli suku ini hampir atau bahkan bisa dikatakan sudah punah.

Kita bersyukur terlahir di Indonesia, karena di negara ini sangat menghargai perbedaan budaya dan bahasa. Semoga konflik-konflik semacam SARA dapat diselesaikan dengan kepala dingin sehingga tidak terjadi hal buruk seperti etnis-etnis di atas. Karena diskriminasi terhadap etnis dan agama adalah salah satu perwujudan bobroknya penegakkan HAM di suatu negeri.

Written by Arief

Seng penting yakin.....

Leave a Reply

Inilah Alasan Indonesia Harus Menarik Rohingya Menjadi WNI

Potret Miris Rumah Sakit Jiwa di Indonesia yang Akan Menyayat Hatimu