in

Tiga Hal Sepele Yang Bisa Menjerumuskan Kita Kepada Dosa Besar

Berprasangka Buruk

Sebagai seorang hamba Allah, tentu ada keinginan terdalam kita untuk bisa selalu selamat dan mendapatkan kebahagiaan baik di dunia dan akhirat pastinya. Namun kenyataannya memang tidak semua tahu bagaimana caranya untuk bisa terus mendapatkan bekal-bekal terbaik yang bisa menuntun kita agar selalu selamat di dunia dan di akhirat kelak, hingga sampai kepada jannahNya. Entah ketidaktahuan itu karena malasnya mencari tahu, tidak adanya orang yang mau memberitahukan padahal dia tahu, atau mungkin saja dia tahu namun menyepelekannya. Dari ketiga sebab tersebut, jelas tidak ada yang lebih baik, semua kondisi tersebut sangat buruk dan bisa menyebabkan lebih banyak orang mengalami ketersesatan di dunia. Itulah mengapa, kita sebagai sesama ummat muslim harus terus saling mengingatkan dan mengajarkan dalam kebaikan, agar kita bisa bersama-sama lagi kelak di syurga Allah. Aamiin.

Untuk beberapa dosa besar seperti berbohong, membunuh, berjudi, melacur, bersumpah palsu dan masih banyak lagi, tentu sudah kita ketahui bahwa hal tersebut sangat besar dosanya. Apalagi jika kita sampai menyekutukan Allah atau syirik sekecil apapun. Itu adalah salah satu dosa yang tak akan diampuni oleh Allah. Lalu selain dosa-dosa besar tersebut, apakah ada lagi hal-hal buruk yang harus kita hindari, sekecil apapun itu, agar kita tidak terjerumus dalam kesesatan dan dosa yang bisa menjauhkan kita dari keselamatan di akhirat kelak? Tentunya ada, dan banyak sekali. Hal-hal yang sangat halus dan sering kita sepelekan hadir dalam kehidupan kita terutama menyusup sangat lembut di bawa oleh Syaithan ke dalam hati dan jiwa kita, sehingga kita tak sadar dan menganggap hal tersebut lumrah saja atau manusiawi ada. Lalu apa saja hal-hal tersebut? Berikut adalah tiga hal-hal yang sering kita sepelekan hadir menyusup dalam hati dan jiwa kita yang bisa menjerumuskan kita pada dosa besar:

1. Prasangka

Misalnya saja, seorang teman kita yang memiliki kulit hitam dan tidak terlalu cantik ternyata justru lebih dahulu menikah daripada kita, dan suaminya pun sangat tampan dan kaya. Kita langsung menuduh dalam hati kita bahwa teman kita tersebut melakukan guna-guna pada suaminya tersebut agar tertarik padanya. Na’udzubillaah… Itulah jahatnya prasangka. Dia sangat halus ‘membelai’ hati kita dan menyelimuti pikiran dan jiwa dengan segala pikiran negatif.

Berprasangka Buruk
Berprasangka Buruk

Awalnya dzon atau prasangka itu tak terucap, hanya berdiam di dalam hati, namun ketika getarannya makin besar, kemudian dzon itu bisa keluar melalui mulut, dan disampaikan pada orang lain, tersebarlah menjadi fitnah. Dan fitnah sangat jauh lebih kejam daripada pembunuhan. Semoga kita bisa lebih hati-hati dengan prasangka dan hati kita..

2. Angan-angan

Contoh kasusnya adalah kita memiliki sebuah mimpi untuk bisa menjadi pengusaha kaya raya yang disegani banyak orang. Namun tak ada sama sekali usaha kita untuk mewujudkan mimpi atau harapan tersebut, malah justru kita sibuk berandai-andai atau memanjangkan angan kita dengan pikiran “seandainya…seandainya…”. Akhirnya kita akan terperosok pada sebuah lubang yang membuat kita futur atau lemah iman. Dimana ketika kita sadar bahwa kita tak bisa mewujudkan mimpi tersebut, akhirnya kita akan menyalahkan orang lain bahkan, na’udzubillaah, Allah.

Angan-Angan
Angan-Angan

Syaithan begitu lembut menyusupkan angan-angan indah dalam setiap kehidupan kita, itulah mengapa kita harus terus waspada dan mencegah diri kita melamun atau mengosongkan pikiran. Semoga Allah menjaga hati-hati kita dengan kuasa cintaNya. Aamiin..

3. Hasad (iri)

Nah, ini yang sering secara tidak sadar hadir dalam diri kita, begitu lembut merusak hati dan jiwa kita. Syaithan memang cerdik, berbagai cara dia lakukan agar manusia bisa turut kepada hasutannya dan akhirnya bersama-sama dengannya masuk ke dalam Neraka Jahanam. Na’udzubillaah… Hasad ini sendiri terdiri dari empat tingkatan yang kesemuanya bisa mendorong kita pada dosa besar dan kesesatan hidup baik di dunia dan akhirat. Keempatnya itu adalah:

  • Senang ketika nikmat yang datang kepada orang lain itu hilang walau tidak berpindah kepadanya.
  • Senang ketika nikmat yang datang kepada orang lain haling dan akhirnya berpindah padanya.
  • Tidak senang dengan kondisi sendiri, ingin memiliki nikmat yang sama seperti orang lain, jika tidak bisa mendapatkan nikmat tersebut maka orang lain pun tidak boleh mendapat nikmat tersebut.
  • Menginginkan dirinya mendapat nikmat seperti orang lain, dan jika tidak tercapai maka dia tidak ingin nikmat tersebut juga ada pada orang lain.

Nah, mengerikan sekali bukan? Hal-hal yang sering kita remehkan hadir dalam hati dan kehidupan kita itu ternyata bisa menjerumuskan kita pada dosa besar dan menjauhkan kita dari keselamatan di dunia maupun akhirat. Semoga ini bisa menjadi introspeksi kita bersama untuk menjadi hamba Allah yang lebih baik lagi. Aamiin..  (sof)

Written by didi

Leave a Reply

Elvira Devinamira | copyright KapanLagi.com

Inilah 5 Putri Indonesia Yang Meraih Prestasi di Ajang Internasional

chinese02

Begini Cara Indonesia Memikat Jutaan Turis Tiongkok!