Namanya Agustusan tentu tak akan meriah tanpa adanya lomba yang selalu bikin ceria. Ya mulai dari panjat pinang hingga makan kerupuk selalu identik diadakan. Tanpa lomba-lomba tersebut ibaratnya seperti masakan tanpa garam. Bahkan di zaman yang maju ini lomba-lomba khas Indonesia itu masih banyak ditemui.
Masih soal lomba, jika menengok ke belakang ternyata ada kisah lumayan sedih di baliknya. Ya beberapa lomba memang jadi simbol perjuangan berat dan merana melawan para penjajah. Bukan hanya untuk hiburan namun wujud dari kebebasan. Lalu lomba apa saja itu? Simak ulasan berikut.
Lomba panjat pinang kisah dulu ngenes
Di setiap acara Agustusan pasti selalu ada lomba yang satu ini, bahkan jadi ciri khas tersendiri. Ya apalagi kalau bukan lomba panjat pinang. Dengan sebuah bambu dilumuri oleh oli, setiap peserta dulu ditantang untuk terus memanjat ke atas baik secara kerja sama atau individu untuk mendapatkan hadiah. Namun siapa sangka ada kisah sedih di baliknya loh.
Tarik tambang simbol dari kerja berat orang zaman dulu?
Sampai saat ini lomba tarik tambang juga salah satu yang favorit diadakan. Bagaimana tidak, melihat keseruan antara tim yang saling menarik tambang dan membuat lawannya terjatuh jadi sebuah hiburan tersendiri. Namun demikian ternyata juga ada kisah sedih dibalik lomba Agustusan yang satu ini.
Lomba makan kerupuk yang diidentikan dengan kemiskinan
Mungkin hanya di negara kita yang merayakan lomba maka kerupuk. Bagaimana tidak, dengan keadaan tangan tak boleh menyentuh kerupuk yang terikat di atas kepala membuat sebuah keseruan. Tak mudah untuk memenangkannya butuh konsentrasi dan kesabaran ekstra. Tetapi ternyata lomba ini juga punya cerita tersendiri dan dihubungkan dengan kejadian pada masa penjajahan.
Balap karung dan keadaan Indonesia zaman dulu
Nah yang terakhir adalah lomba balap karung yang jadi salah satu agenda wajib pula. Dengan kali yang mesti menggunakan goni, para peserta harus mencapai garis finish dengan keadaan meloncat-loncat. Tentunya banyak kejadian kocak yang menanti, semisal saling bertabrakan hingga terjatuh.
Siapa sangka kalau perlombaan yang sering dilaksanakan itu erat hubungannya dengan keadaan masa lalu. Dan kebanyakan menjadi simbol dari sebuah kebebasan. Bahkan lama kelamaan lomba-lomba tersebut memberi nilai positif sendiri semisal mengajarkan rasa pantang menyerah dan kerja sama.