Jika dilihat dari iklimnya, Indonesia adalah negara beriklim tropis yang hanya mempunyai dua musim: hujan dan kemarau. Namun, uniknya Indonesia sendiri memiliki salju abadi yang disebut sebagai salah satu keajaiban dunia di bumi khatulistiwa. Salju abadi ini terletak di tanah Papua. Untuk mencapainya pun dibutuhkan perjuangan ekstra, yang tak semua orang bisa mencapainya.
Namun, belakangan ini kabar tentang pegunungan yang diselimuti oleh salju ini kian memprihatinkan. Hal ini diungkap oleh salah satu pendaki dari Tim 7 Summit Expedition, Iwan Irawan. Dirinya mengatakan bahwa puncak-puncak yang disebut sebagai keajaiban tersebut bisa saja habis beberapa tahun mendatang, seperti dilansir dari merdeka.com.
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Ahli Iklim dan Laut Indonesia Dwi Susanto, dari University of Maryland, Washington DC, Amerika Serikat. Ia mengatakan bahwa apa yang dikhawatirkan mengenai mencair dan habisnya salju di puncak jaya boleh jadi memang terwujud satu saat nanti. Dirinya sendiri sudah pernah melakukan penelitian bersama ilmuwan Amerika. Hasilnya, gunung tertinggi di Indonesia tersebut memang telah banyak berubah sejak tahun 1960.
Selain Iwan Irawan dan Dwi, Dodo Gunawan, mantan Kepala Bidang Penelitian Iklim dan Kualitas Udara (BMKG) juga pernah mengambil sampel salju ini untuk diteliti. Hasilnya, kandungan tertua es di Puncak Jaya hanya mendapati inti es tahun 1920. Tak ada kandungan es ribuan tahun seperti yang diharapkan karena es yang sudah mencair cukup lama.