Gelaran Asian Games 2018 memang telah usai. Ada banyak kisah suka maupun duka yang terjadi selama ajang tersebut berlangsung. Salah satunya datang dari seorang atlet yang bernama Yudha Tri Aditya. Meski tak menyumbangkan medali bagi Indonesia, perjuangan pria yang turun di cabang olahraga senam trampolin itu layak diapresiasi.
Perjuangannya menjadi atlet hingga menembus kontingen Indonesia itupun tak gampang. Yudha harus melewati jalan berliku dan pergolakan batin yang sangat hebat sebelum dinyatakan resmi membela merah putih. Ia bahkan rela keluar dari pekerjaannya demi membela nama besar Indonesia di ajang Asian Games 2018. Seperti apa lika-liku perjuangannya? Simak ulasan berikut.
Sempat menjadi badut dan penjaga wahana bermain
Sebelum menjadi seorang atlet, Yudha menjalani profesi sebagai badut, pemain sirkus, dan penjaga wahana sebuah taman yang ada di Bandung. Di sana, ia berkesempatan belajar senam trampolin memanfaatkan wahana yang ada. Tutorialnya pun ia lihat sendiri melalui kanal Youtube yang kemudian ia praktekkan secara otodidak. Giat berlatih, Yudha pun mulai berkembang dalam olahraga Trampolin.
Dilarang oleh perusahaan untuk ikut Asian Games
Sukes menembus pelatnas hingga berhak mewakili Indonesia di ajang Asian Games 2018, Yudha harus dihadapkan pada pilihan sulit. Sang manajer ternyata tak mengizinkan dirinya untuk ikut di ajang bergengsi tersebut. Yudha pun sempat bimbang sesaat. Namun, semuanya luruh saat manajer Yudha mengatakan bahwa Asian Games merupakan sesuatu yang tidak penting.
Pilih resign dan pergi membela Indonesia
Karena ucapan yang tidak mengenakkan itu, Yudha pun mantap untuk resign dan fokus membela Indonesia di Asian Games. Selain itu, memori di masa lalu bersama sang ayah yang kini telah tiada, juga menjadi penyemangat tersendiri bagi Yudha. Ia pun bertekad keras agar bisa tampil di pesta olahraga tersebut. Termasuk nekat mengambil resiko keluar dari pekerjaan tetapnya.
Dulunya merupakan atlet pesenam artistik gymnastik
Dunia senam sejatinya bukan hal yang baru bagi Yudha Tri Aditya. Ia dulu merupakan mantan pesenam artistik gymnastik. Sayang, langkahnya harus terhenti saat ia didera cidera pada saat berlaga di Pekan Olahraga Nasional 2016.
Kalah di Asian Games dan tak miliki pekerjaan tetap
Karena trampolin Indonesia tergolong masih debutan. Yudha yang tampil bersama Sindhu Aji Kurnia harus tersingkir akibat kalah bersaing dengan delapan atlet lainnya. Ia bersama sang rekan, menghuni peringkat kesembilan dan sepuluh secara berurutan.
Salut! Itulah kalimat yang pantas disematkan pada sosok Yudha Tri Aditya. Meski harus kehilangan pekerjaan, niatnya membela Indonesia di ajang Asian Games patut kita apresiasi. Semoga saja pemerintah Indonesia tak lupa akan sosok dirinya. Walau tak ada kemenangan dan medali yang ia persembahkan. Salut ya Sahabat Boombastis.