Kawasan Kalijodo beberapa waktu terakhir ini terus mendapatkan sorotan. Tempat yang kini dikenal sebagai lokasi prostitusi ini ditertibkan dan fungsinya akan diubah kembali menjadi fungsi awalnya yaitu sebagai area terbuka hijau.
Kawasan Kalijodo saat ini memiliki reputasi yang buruk sebagai tempat hiburan malam, judi dan prostitusi. Padahal dulunya tempat ini jauh dari kesan negatif seperti itu.
Tempat Tradisi Peh Cun
Dulunya tempat ini disebut Kali Angke dan menjadi lokasi dilaksanakannya tradisi Peh Cun pada tahun 1600an. Salah satu tradisinya adalah pesta air yang diikuti muda-mudi laki-laki dan perempuan sambil menaiki perahu melintasi Kali Angke. Ketika seorang laki-laki suka dengan seorang perempuan yang ada di perahu para perempuan, ia akan melemparkan kue tiong cupia yang terbuat dari campuran terigu dan berisi kacang hijau. Jika perempuan tersebut juga suka, maka ia melemparkan kue yang sama kepada si laki-laki.
Berubah Menjadi Kawasan Prostitusi
Sebagai tempat yang ramai dikunjungi oleh orang-orang yang mencari hiburan, Kalijodo mulai menjadi kawasan prostitusi sejak abad ke-18. Di sini, para pria mencari Ca Bau Kan. Ca Bau Kan sebenarnya berarti perempuan, tapi maknanya menyempit menjadi perempuan pribumi yang diperistri Tionghoa, sebelum kemucian menjadi Ca-bo untuk menyebut istilah pelacur.
Semakin Ramai di Abad 21
Lambat laun, kawasan Kalijodo semakin ramai dikunjungi dan mulai bermunculan kafe-kafe dan tempat hiburan lainnya. Berbagai macam masyarakat datang untuk menikmati hiburan di sini. Tidak heran jika Kalijodo kini dikenal sebagai tempat pelacuran.
Akhirnya Berhasil Ditutup
Setelah berdiri selama puluhan tahun, kini kawasan prostitusi Kalijodo telah ditutup dan bangunannya dirobohkan. Sebenarnya tahun 2000an, Kalijodo sudah pernah digusur. Tapi kemudian malah buka lagi dengan membeli rumah-rumah yang ada di seberangnya hingga munculah lokasi Kalijodo di tempat yang sekarang ini.
Menutup dan merobohkan kawasan lokalisasi yang sudah berdiri puluhan tahun adalah langkah yang besar. Bagaimana tidak, kawasan Kalijodo juga dikenal dengan tempat banyaknya preman yang konon adalah orang-orang kejam. Dengan ditutupnya Kalijodo dan berbagai tempat hiburan malam lain di kota-kota lainnya, diharapkan kegiatan yang bersifat merusak moral seperti ini bisa semakin berkurang.