in

Patut Dicontoh, Beginilah Cara Arema dan Madura United Sebar Virus Perdamaian Suporter

Dari sekian aksi amal untuk menyebarkan virus perdamaian di jagad sepak bola Indonesia, cara Arema dan Madura United melakukan hal tersebut amatlah patut diapresiasi. Pasalnya, mereka seperti menjadi jembatan yang menyatukan beberapa insan bola tanah air. Kendati tidak semunya dapat dirangkul, namun laga Sabtu Malam (23/9) layaknya titik awal dimulainya sepak bola tanah air yang lebih baik.

Puluhan suporter yang memenuhi Stadion Kanjuruan Malang menjadi saksi hidup akan sebuah keindahan persatuan di olahraga ini. Mereka juga seperti menanggung duka yang sama meski tidak mengalaminya secara langsung. Sungguh hal yang menyejukkan ya sobat, apalagi kalau hal terus dipelihara tentu sepak bola Indonesia akan jauh lebih baik lagi. Dan berikut kisahnya Arema dan Madura United menyebarkan perdamaian.

Mengadakan laga uji coba yang hasil tiketnya disumbangkan untuk Haringga

Donasi untuk Haringga [Sumber Gambar]
Luar biasa agaknya bukanlah kalimat berlebihan untuk disematkan kepada Arema dan Madura United. Kedua tim yang sebenarnya memiliki rivalitas ini mau meluangkan waktu untuk mengadakan sebuah laga amal. Dan hebatnya lagi dalam laga yang dihadiri ratusan bahkan ribuan suporter itu, uang tiketnya disumbangkan untuk keluarga Harringga. Kendati bukan yang pertama, namun seperti menjadi momen pas untuk terus menyebarkan virus perdamaian. Mengutip laman Detik.com, menurut CEO Arema yakni Iwan Budianto, sekitar 251 juta akan diberikan ke keluarga Haringga dan 200 juta untuk korban Gempa dan Tsunami di Palu Sulawesi.

Mengundang banyak petinggi klub tanah air untuk persatuan

Para petinggi klub [Sumber Gambar]
Selain dihadiri ratusan suporter, pertandingan kedua tim Jawa Timur ini ternyata juga undang berbagai petinggi kesebelasan Indonesia. Terlihat ada 18 ‘pejabat’ klub yang dipertemukan dalam laga yang pada akhirnya tanpa pemenang tersebut. Dilansir laman RadarMalang.id, Para pejabat klub tersebut sepakat, tragedi meninggalnya Haringga Sirila tidak terulang kembali. Mereka menunjukkan bahwa seharusnya rivalitas tim hanya ditunjukkan di atas lapangan saja. Sebuah hal positif yang jika bisa dijalankan oleh seluruh insan bola tanah air akan bermanfaat untuk lahirnya persaingan sehat. Kalau menurutmu bagaimana nih sobat?

Lahirkan ikrar damai untuk sepak bola tanah air lebih baik

Rivalitas Tanpa Membunuh [Sumber Gambar]
Mungkin untuk pencinta bola tanah air ikrar damai bukanlah lah sesuatu yang asing. Namun agar lebih simbolis dan mudah tersampaikan ke berbagai kalangan pencinta bola tanah air, laga Arema Vs Madura United waktu itu juga kembali lahirkan ‘prasasti’ tersebut dan kini ditanda tangani oleh para perwakilan klub tanah air. Terdapat 5 butir kebijakan mengenai sebuah rivalitas tanpa harus membunuh. Melansir laman Bolalop.com, berikut isi ikrar damai tersebut:

(1) “Sepak bola Indonesia sedang berduka, atas hilangnya jiwa manusia yang atas nama fanatisme, terulang kembali, dalam kekerasan brutal dan keji, yang membunuh.”

(2) “Kami Liga 1 mengecam dengan keras dan meminta kepada kita semua: Stop! Hentikan!”

(3)”Kami Liga 1 menyadari suporter adalah tapak hakiki sepak bola berangkat, sekaligus daratan akhir sepak bola berlabuh.”

(4) “Oleh karenanya dalam jeda hening ini, kami ingin melakukan konsolidasi dengan semua klub Liga 1, yang memastikan sepak bola kembali dan terjaga jati dirinya.”

(5)”Mata uang sepak bola adalah kompetisi dan rivalitas. Kami klub Liga 1 (inklusif suporter di dalamnya) berikrar, menjalani kompetisi ini dengan rivalitas dalam semangat sportivitas tinggi, respek, dan fair play.”

Pertandingan amal berakhir dengan imbang

Laga Areama Vs Madura United [Sumber Gambar]
Seperti telah dibahas di awal tadi, tanpa pemenang menjadi akhir laga Arema Vs Madura. Bermain dengan mengeluarkan segenap tenaga dan pemain-pemain top yang mereka miliki skor imbang 1-1 menjadi penutup pertemuan kedua tim. Melansir laman Kompas.com, Tim Singo Edan unggul terlebih dahulu lewat aksi Dendi Santoso, namun di menit 79 MU Jawa berhasil menyamakan kedudukan lewat Rizky Dwi Febriyanto. Hasil yang pantas untuk menutup laga amal yang penuh kemuliaan tersebut.

Berkaca dari beberapa hal tadi bisa dibilang persatuan tetaplah menjadi hal terbaik untuk olahraga ini. Kalau hal semacam ini terus dipupuk dan dijaga agar tetap ada, peluang melihat Indonesia berjaya di sepak bola tentunya sangat terbuka lebar. Hayo siapa di sini sahabat Boombastis yang menyetujui hal tersebut?

Written by Galih

Galih R Prasetyo,Lahir di Kediri, Anak pertama dari dua bersaudara. Bergabung dengan Boombastis.com pada tahun 2017,Merupakan salah satu Penulis Konten di sana. Lulusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang. Awalnya ingin menjadi pemain Sepak Bola tapi waktu dan ruang justru mengantarkan Ke Profesinya sekarang. Mencintai sepak
bola dan semua isinya. Tukang analisis Receh dari pergolakan masyarakat Indonesia.

Leave a Reply

Pejabat Main Tik Tok! Begini Beda Jusuf Kalla dan Imam Nahrawi Saat Joget-joget di Depan Kamera

Minum Jus Jeruk Setelah Makan Udang Bisa Sebabkan Keracunan Hingga Kematian, Mitos atau Fakta?