in

Pembuktian Mbah Wardji, Memulung Tiga Tahun demi Beli Mobil

Tiada hari tanpa berita heboh di dunia maya. Kali ini warganet tersita perhatiannya dengan sebuah kabar dari Sragen, Jawa Tengah dimana seorang pemulung mampu membeli mobil impiannya.

Pria itu bernama Mbah Wardji. Seorang kakek berusia 69 tahun yang bekerja sebagai pemulung, mengumpulkan hasil jerih payahnya untuk ditabung demi menjawab tantangan dari orang-orang di sekitarnya.

Mbah Wardji, pemulung yang mampu beli mobil

Mbah Wardji memang bukan kakek-kakek seperti biasanya. Di usia yang hampir kepala tujuh, dirinya terus bekerja dengan menjadi pemungut sampah. Ia melakukan ini dengan sebuah determinasi, ‘menampar’ orang-orang yang meragukan kemampuannya.

Ya, menabung selama tiga tahun untuk beli mobil itu bukanlah inti dari masalah yang sebenarnya. Dikutip dari IG @bigalphaid, ia mengatakan bahwa ia ingin membuktikan kepada orang-orang yang meragukan dirinya bahwa seorang pemulung tidak akan mampu membeli mobil.

Merasa diremehkan, pemulung mana bisa beli mobil?

Untuk menjawab tantangan itu, Mbah Wardji mengumpulkan uang hasil jerih payahnya. Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit hingga terkumpul lebih dari Rp. 180 juta.

Menurut Mbah Wardji, uang pembelian mobil memang tidak sepenuhnya hasil memulung. Ada sebagian yang merupakan uang warisan milik istrinya. Keduanya bertekad membungkam pernyataan orang-orang yang menyepelekan, hanya karena melihat pekerjaannya sebagai pemulung.

Ke dealer bawa uang tunai yang dimasukkan di dalam karung

Tanpa menunggu lama, setelah berhasil mengumpulkan cukup uang, ia pun bergegas pergi ke dealer mobil. Yang menarik, uangnya dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam karung dalam bentuk pecahan dua ribu hingga seratus ribu rupiah.

Tentu saja kedatangan Mbah Wardji bikin kaget pihak dealer. Biasanya yang datang adalah orang-orang dengan tongkrongan necis, hari ini muncul seorang pria lanjut usia dengan topi belel dan kemeja. Tampilan sederhana dengan sekarung uang yang dibawanya.

Beli mobil pakai uang pecahan, untuk pulang kampung

Keraguan itu ada, tapi pembeli adalah raja. Mbah Wardji diterima dengan tangan terbuka dan transaksi pun terjadi dengan sendirinya. Biasanya beli kredit atau transfer uang, kini pihak dealer dibikin kaget dengan sekarung uang milik Mbah Wardji. Mau tak mau, hitungnya pun secara manual. Satu per satu, hingga akhirnya selesai dalam waktu tiga jam.

Mobil sudah terbeli, hasil jerih payah memulung selama tiga tahun. Rencananya, mobil tersebut  kan dipakai untuk pulang kampung. Hanya saja, karena masih belum bisa mengemudi, Mbah Wardji akan mencari seorang supir untuk mengantarnya sampai ke tempat tujuan.

Pro dan kontra tanggapan netizen terhadap Mbah Wardji

Menanggapi hal ini, tanggapan warganet terbelah menjadi dua. Sebagian merasa bangga dengan pencapaian dan kerja keras Mbah Wardji, sementara sebagian lainnya menyayangkan keputusan sang kakek, menyalahkan minimnya literasi keuangan masyarakat Indonesia.

Sebagian yang menyayangkan keputusan sang kakek berpendapat bahwa daripada beli mobil lebih baik dananya dialihkan untuk investasi atau usaha. Apalagi pasca pembelian, masih ada beban biaya lain, seperti pajak tahunan, servis kendaraan, bahan bakar, hingga depresiasi harga.

Bagus, sekarang nabung lagi buat bayar pajaknya,” ujar akun @bagutz399.

Bagaimana dengan tanggapan Anda?

Written by Bayu Yulianto

Keluarga Pasien Paksa Dokter Buka Masker, Begini Klarifikasinya