in

Tak Kalah dengan Markas Klub Lokal, Lapangan Bola Pondok Pesantren Ini Juga Sangar Abis

Al-zaytun-stadion-palagan-agung [Sumber Gambar]

Sudah menjadi rahasia umum setelah liga sepak bola santri, geliat olahraga terlihat semakin masif di pesantren. Malahan, ada sejumlah pemain yang belajar agama di sana menembus Tim Merah Putih. Seperti contoh adalah Rafli Mursalim, pesepakbola muda yang mengisi pos penyerangan Tim Merah Putih U-19. Kelihainya dalam mengolah bola juga membuatnya masuk skuad Mitra Kukar yang berlaga di kompetisi Liga 1.

Beberapa pemain yang dahulunya adalah seorang santri juga menghiasi kompetisi sepak bola Indonesia. Salah satunya adalah Ahmad Bustomi yang desas desusnya sempat menimba ilmu agama (Mondok) di wilayah Jombang. Hal ini tentu sebuah hal yang bagus, lantaran semakin memperkaya bakat-bakat muda sepak bola Indonesia. Selain itu juga semakin mengukuhkan kalau sepak bola adalah olahraga universal yang siapa saja boleh terlibat di dalamnya.

Rafli di Timnas U-19 [Sumber Gambar]
Efek lain dari beberapa kisah tadi, juga kini perlahan muncul lapangan sepak bola milik pondok pesantren yang tidak kalah dengan markas klub Indonesia. Meski belum memenuhi standar FIFA, namun cukuplah membuat insan tanah air dibuat takjub akan kemegahannya. Dan membuat Indonesia semakin kaya akan lapangan sepak bola yang bagus. Kalau sudah begini, tentu peluang perkembangan sepak bola bisa lebih baik lagi semakin besar.

Kemegahan yang dimaksud di sini adalah kualitas rumput bagus, lebar lapangan memenuhi standar, hingga pemandangan sekitar yang bagus. Berkat kondisi tersebut sempat beberapa waktu lalu legenda sepak bola Indonesia yakni Rocky Putiray memberikan komentarnya. Melansir laman Beritajatim.com, pemain sempat mebobol gawang AC Milan ini berujar kalau lapangan Darussalam bagus dan hal tersebut menjadi tamparan untuk PSSI yang tidak mempunyai lapangan sebagus itu. Ujarnya pada tahun 2016.

Lapangan Darussalam Gontor [Sumber Gambar]
Lapangan Darussalam sendiri terletak di wilayah Ponorogo tepat terdapat di wilayah Pondok Modern Gontor. Sebagai sekolah menimba ilmu tertua bisa dikatakan arena bermain sepak bola tidak buat biasa-biasa saja. Dilansir Boombastis.com dari laman Indosport, secara keseluruhan stadion yang kerap dijadikan kandang Persipon Ponorogo itu mempunyai luas 1,8 hektar, dengan dilengkapi dua tribune dengan kapasitas konon katanya mampu menampung 2000 orang. Pada bagian depannya terdapat sejumlah lapangan bola basket.

Sedangkan untuk saranan penunjang lain seperti rumput, kabarnya di berjenis rumput matrella yang di datangkan dari Malang. Beberapa drainase juga dipasang di sekeliling lapangan untuk menjaga kualitas rumput saat diterjang hujan. Masih terkait lapangan yang dimiliki Pondok Pesantren, di wilayah Indrimayu Jawa Barat juga ada lapangan dengan kualitas serupa. Dikenal dengan sebutan Stadion Palagan Agung, gelanggang olahraga tersebut sudah ada sejak tahun 2001 dan pembangunan dimulai pada 1999.

Al-zaytun-stadion-palagan-agung [Sumber Gambar]
Terdapat di Pondok Pesantren Al-Zaytun, stadion ini cukup megah dengan beberapa fasilitas. Dilansir dari Indosport, terdapat gedung berlantai tiga, ruang pemanasan, ruang istirahat dan penginapan atlet. Untuk tribunenya sendiri kabarnya mampu menampung 3000 penonton. Berkat kualitasnya yang baik pada tahun 2001, stadion ini sempat dipercaya untuk menggelar acara Pekan Olahraga dan Seni Pesantren Nasional (POSPENAS) tahun 2001.

BACA JUGA: Menakjubkan! 4 Lapangan Desa Ini Keindahannya Saingi Stadion Milik Klub Elite Indonesia

Hadirnya tempat-tempat tersebut jelas merupakan hal yang baik. Selain menambah lapangan sepak bola bagus di Indonesia, juga bias menjadi sarana penting mengembangkan pemain yang ingin menggeluti olahraga ini. Besar harapan ke depan lapangan bola semacam itu semakin bertambah banyak jumlahnya.

Written by Galih

Galih R Prasetyo,Lahir di Kediri, Anak pertama dari dua bersaudara. Bergabung dengan Boombastis.com pada tahun 2017,Merupakan salah satu Penulis Konten di sana. Lulusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang. Awalnya ingin menjadi pemain Sepak Bola tapi waktu dan ruang justru mengantarkan Ke Profesinya sekarang. Mencintai sepak
bola dan semua isinya. Tukang analisis Receh dari pergolakan masyarakat Indonesia.

Leave a Reply

Kisah Masjid Biru Sukarno, Saksi Hidupnya Nafas Keagamaan di Tengah Lautan Paham Komunise

Ahmad Yudhistira, Pembalap Hebat Asal Kalimantan yang Pernah Tanding dengan Stoner