in

Lodaya Sakti, Lapangan Desa yang Membuat Markas Klub Indonesia Terlihat ‘Cupu’

Ngomong-ngomong masalah lapangan bola desa, tentu yang terlintas dalam benak kita adalah kondisinya yang buruk dan kadang pula dibuat ala kadarnya. Mungkin bukan sebuah hal yang salah, pasalnya dalam kenyataannya memang banyak seperti itu. Salah satu buktinya adalah lapangan di tempat tinggal saya yang lebarnya tidak sesuai standar dan bergelombang. Hmm, sebuah nestapa yang agaknya juga menjadi salah satu penyebab kenapa sepak bola nasional kurang bisa berjaya .

Masih berbicara tentang lapangan desa, anggapan tadi sepertinya tidak akan berlaku kalau kita berbicara mengenai lapangan desa Lodaya Sakti. Tempat bermain bola di wilayah Cisayong Tasikmalaya itu, mempertontonkan sebuah arena sepak bola berada di desa yang keindahannya mirip lapangan-lapangan bola di Eropa. Rumputnya yang hijau terawat rapi dengan penggunaan sistem modern, menjadikannya terlihat begitu ciamik. Tidak percaya kalian sobat? Nih Boombastis berikan ulasannya. Let’s go!

Lodaya Sakti, terlahir berkat penggunaan dana desa yang tepat

Lapangan Lodaya [Sumber Gambar]
 Munculnya tempat ini juga bisa dikatakan bukan muncul dengan sendirinya, layaknya pesulap mengeluarkan kelinci dari dalam topi. Usut punya usut lapangan super kece ini terlahir dari pengelolaan dana bantuan dari pemerintah. Melansir Brilio.com, menurut kepala desa Cisayong Yudi Cahyudin, “Pembangunan sarana olahraga desa ini sesuai dengan Permendes Nomor 19 Tahun 2017 tentang Penetapan Prioritas Dana Desa Tahun 2018”. Dalam proses pembangunan Lodaya Sakti kini sudah menelan biaya mencapai 1,4 miliar. Sebuah dana yang tidak ada artinya jika melihat hasilnya lapangan memiliki kualitas jempolan.

Lapangan desa yang memiliki standar FIFA

https://www.instagram.com/p/Bo8u_9oBHAn/?taken-at=1015832837

Selain pertontonkan keindahan yang epic, arena bermain sepak bola terletak di salah satu desa di Tasikmalaya ini konon katanya juga sudah memiliki standar FIFA. Kendati belum resmi disahkan oleh pihak federasi, namun melihat beberapa pelengkapnya macam drainase, water sprinkle system, kualitas rumput, ukuran, dan tingkat kerataan tanah, agaknya sudah pantas masuk dalam kategori tersebut. Dan hebatnya lagi, lapangan desa yang sudah menelan dana miliar ini juga bakalan terpasang jogging track dan tribun di lapangan. Melihat pengembangan itu tidak heran kalau kedepan banyak klub tanah air berlatih atau melakukan pemusatan latihan di sana.

Kehebatannya membuat tempat latihan beberapa klub Liga1 tidak ada apa-apannya

Tempat latihan PSMS [Sumber Gambar]
Masih berbicara tentang kualitas Lodaya Sakti, apa yang ada di lapangan desa itu juga mengalahkan tempat-tempat latihan klub di kompetisi sepak bola Indonesia. Mereka pada umumnya kerap memakai arena berlatih ala kadarnya yang mana tidak memiliki standar yang layak. Kalau tidak memiliki rumput yang bagus, ya banyak bagian bergelombang. Bahkan tak jarang demi mendapatkan kualitas bagus mereka harus menggunakan stadion yang seharusnya diperuntukkan untuk menggelar pertandingan. Seperti contohnya PSMS Medan, Persib tidak mempunyai tempat latihan khusus dan masih banyak lainnya. Ironi yang patut segera diselesaikan, untuk hadirkan bibit-bibit unggul pemain nasional.

Disewakan untuk umum dengan harga yang sangat murah

Lapangan Lodaya Hebat [Sumber Gambar]
Berkaca dari permasalahan klub-klub tanah air tadi, Lodaya Sakti bisa dijadikan solusi yang tepat. Pasalnya, ternyata lapangan desa yang masuk kategori standar FIFA ini diperuntukkan kepada masyarakat umum. Dilansir laman RadarTasikmalaya.com, tempat ini disewakan dengan tarif 500 ribu setiap kali berlaga. Nilai yang tergolong murah kalau melihat kualitas yang diberikannya kepada pemain. Langkah ini juga tergolong tepat, lantaran uang sewa dapat digunakan untuk perawatan Lodaya Sakti sendiri yang konon mencapai 5 juta perbulan. Bagaimana nih sobat kalian minat apa tidak? Kalau aku sih minat kapan lagi bermain bola di lapangan standar FIFA.

Berkaca dari sangat sedikitnya lapangan memiliki standar FIFA dan berkualitas di Indonesia, agaknya tidak masalah jika tempat seperti ini diperbanyak jumlahnya. Apalagi bakat-bakat muda di olahraga ini setiap tahun terus bertambah jumlah. So, diperlukan sarana dan prasarana yang bagus untuk mereka agar bakatnya dapat berkembang dengan baik.

Written by Galih

Galih R Prasetyo,Lahir di Kediri, Anak pertama dari dua bersaudara. Bergabung dengan Boombastis.com pada tahun 2017,Merupakan salah satu Penulis Konten di sana. Lulusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang. Awalnya ingin menjadi pemain Sepak Bola tapi waktu dan ruang justru mengantarkan Ke Profesinya sekarang. Mencintai sepak
bola dan semua isinya. Tukang analisis Receh dari pergolakan masyarakat Indonesia.

Leave a Reply

Memoles Rumah dengan Kotoran Sapi di Sasak Dipercaya Bikin Hunian Bersih dan Bebas Nyamuk

Ulang Tahun di Hari yang Sama, Begini Beda Perayaan Prabowo Subianto dan Boy William