in

Sering Dicaci Suporter Timnas, 4 Pemain Negeri Tetangga Malah Bantu Tim Indonesia Raih Kejayaan

Persaingan negara di kawasan Asia Tenggara pasti tidak bisa dipandang remeh. Selain prestasi yang diperebutkan, ada harga diri juga dipertaruhkan. Tak ayal lantaran hal ini hubungan para suporter beberapa negara ini sering terjadi gesekan. Namun apa yang terjadi di luar lapangan tidak memengaruhi pemain-pemain yang memutuskan melanjutkan karier di negara saingan.

Bahkan berkat mereka klub tanah air mampu meraih prestasi tertinggi. Hal tersebut juga menjadikan cacian berubah menjadi pujian untuk pemain negara tetangga. Salah satunya adalah, M Safee Sali yang selalu dipuji meski pernah menghancurkan harapan Timnas menggenggam trophy pertamanya. Kisah ini tidak hanya dialami penyerang Timnas Malaysia itu saja, beberapa pemain ini juga alami hal serupa. Seperti apakah kisahnya simak ulasan berikut.

Along, Noh Alamsyah bawa Arema juara liga

Sebagai pesepakbola asal Singapura, nama Noh Alamsyah pastinya menjadi seorang yang tidak terlupa. Pasalnya pada tahun 2004 pada ajang bertajuk Piala Tiger ia bersama rekannya menggagalkan Timnas meraih gelar. Padahal saat itu harapan tim merah putih merengkuh trophy bisa dikatakan tinggi lantaran bermain bagus saat di penyisihan grup.

Noh Alamsyah [Sumber Gambar]
Kebencian terhadap Along pun muncul, namun pada tahun 2009 hal itu sirna. Bahkan publik tanah air balik mencintainya. Penampilan bagus saat berseragam Arema di sebut-sebut jadi penyebabnya. Tidak itu saja bersama klub asal Malang tersebut Noh Alamsyah juga persembahkan tropy liga.

Kemampuan skill M Ridwan sering loloskan tim dari situasi sulit

Sama-sama berseragam Timnas Singapura, M Ridwan juga bisa dikatakan kenyang cacian saat melawan Indonesia. Suporter negara kita yang militan adalah alasannya. Mereka akan melakukan segala cara untuk dapat meneror atau memecahkan konsentrasi lawan. Layaknya Noh Almasyah tadi, mantan pemain Borneo FC juga jadi pujaan saat bermain di Indonesia.

M Rindwan [Sumber Gambar]
Berseragam Arema ia sukses jadikan klub berlogo Singa ini menjadi tim menakutkan. Berduet dengan Along pria 29 tahun ini menjadi pasangan menakutkan. Tidak jarang lewat skill Ridwan yang mumpuni tim berjuluk Singo Edan mampu lepas dari kondisi sulit bernama kekalahan. Tercatat saat berseragam Arema ia telah mencetak 25 gol.

Kehebatan Fandi Achmad bawa Miac Mitra Juara Galatama

Mungkin untuk para generasi zaman sekarang, Fandi Achmad menjadi nama yang asing untuk mereka. Padahal apabila ditarik sejarah ke belakang pria asal Singapura ini adalah pesepakbola hebat asal Asia Tenggara di tanah air. Lantaran hal tersebut ia mendapatkan gelar sebagai warga kehormatan Surabaya.

Fandi Acmad [Sumber Gambar]
Selama bermain di kompetisi sepak bola Indonesia Fandi hanya bermain di satu tim saja. Meski tidak banyak berkelana di kesebelasan lain, tapi prestasinya bisa dikatakan luar biasa. Melalui 13 golnya ia membantu Miac Mitra menjuarai Piala Galatama di musim 1982/1983. Tercatat pria yang sekarang jadi pelatih Singapura ini hanya satu musim saja di Indonesia.

Safee Sali pemain Asing yang jadi pujaan di Malaysia

Seperti yang kita ketahui bersama Malaysia adalah musuh Indonesia dalam segala bidang. Begitu juga saat berada di ranah olahraga ini kedua negara tidak ada yang mau untuk mengalah. Kondisi inilah yang pernah menjadikan Safe Sali dihujani botol atau cacian dari penonton. Saat itu lantaran golnya, memupuskan harapan penonton dan penggawa Timnas meraih gelar pertamanya di piala AFF.

Safee Sali [Sumber Gambar]
Kebencian terhadap Safee Sali tapi tidak bertahan lama. Setelah ia memutuskan untuk bermain bersama Pelita Jaya. Berseragam kesebelasan Indonesia tersebut ia mampu tampil bagus lewat duetnya bersama Greg Nwukolo. Hal tersebut menjadikan mantan pemain JDT ini akhirnya menjadi pujaan untuk tim berkostum merah tersebut. Bahkan lewat skill anak-anak Indonesia mulai menjadikannya panutan.

Beberapa kisah ini jelas menunjukkan pada kita semua bahwa sepak bola selalu mengajarkan toleransi. Meski mereka pernah “menyakiti” lewat gol atau buat tim pujaan gagal juara, tapi apabila pemain tersebut membantu klub. Cacian itu dapat dirubah menjadi pujian. Sejatinya rivalitas hanyalah 90 menit lebih dari itu kita tetap saudara.

Written by Galih

Galih R Prasetyo,Lahir di Kediri, Anak pertama dari dua bersaudara. Bergabung dengan Boombastis.com pada tahun 2017,Merupakan salah satu Penulis Konten di sana. Lulusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang. Awalnya ingin menjadi pemain Sepak Bola tapi waktu dan ruang justru mengantarkan Ke Profesinya sekarang. Mencintai sepak
bola dan semua isinya. Tukang analisis Receh dari pergolakan masyarakat Indonesia.

Leave a Reply

Elpiji 3 kg Akan Dihapus dari Peredaran, Gunakan 4 Alternatif Ini Sebagai Penggantinya

Semakin Melonjak, Ini yang Bakal Terjadi Seandainya 1 Dolar AS Jadi Rp 20 Ribu