in

Mengenal Raja Abumbi II, yang Mewarisi 72 ISTRI dari Mendiang Ayahnya

page
page

Warisan pada umumnya berupa uang, tanah ataupun perhiasan. Namun di dunia ini ternyata ada seseorang yang mendapatkan warisan berupa istri. Bahkan istrinya pun tidak tanggung-tanggung, hampir seratus istri diwariskan oleh ayah kepada seorang putranya. Entah apa yang dipikirkan oleh ayahnya tersebut. Sebab, tidak hanya istri saja yang diwariskan oleh ayahnya. Dia pun juga diwariskan ratusan putra.

Seseorang tersebut benama Abumbi II yang juga adalah seorang raja Kamerun. Mungkin dalam benakmu berpikir, bahagiakah Abumbi II dengan hampir seratus istri? Atau justru tertekankah dia? Pertanyaan tersebut sangat wajar terjadi. Untuk menjawab rasa penasaran tersebut, berikut adalah cerita lengkapnya.

1. Warisan 72 Istri setelah sang Ayah Meninggal

Raja Abumbi II mendapat warisan dari mendiang ayahnya tersebut setelah ayahnya meninggal. Ayah Raja Abumbi II meninggal pada tahun 1968. Sekitar 72 istri beserta 500 anak diwariskan kepadanya. Namun sebetulnya Raja ini juga memiliki istri sebelum mendapatkan warisan tersebut nih guys. Kalau dijumlahkan keseluruhan istrinya, raja ini memiliki seratus istri. Wah…gimana membagi kasih sayangnya ya?

Warisan 72 Istri setelang sang Ayah meninggal [image source]
Warisan 72 Istri setelang sang Ayah meninggal [image source]
Pada awalnya memang itu merupakan sebuah tradisi kerajaan di sana. Kalau pun raja meninggal dunia, maka raja selanjutnyalah yang akan mengurus istri dari mendiang raja sebelumnya. Istri yang lebih tua bertugas untuk mengajarkan istri yang lebih muda seputar tradisi kerajaan. Sebab sebelumnya mereka (istri muda) bukanlah seorang permaisuri. Istri yang lebih tua pun juga mengajarkan kepada raja yang baru tentang tradisi kerajaan beserta tugas-tugas yang harus dilakukan oleh seorang raja. Sebab sebelumnya pun, dia hanya seorang pangeran.

2. Tradisi yang Menjadi Kewajiban Moral

Raja Abumbi adalah seorang pemimpin tradisional di kota Bafut dan daerah sekitarnya. Daerah ini berada di provinsi Barat Laut, Kamerun. Menurut tradisi di sana bahwa mewariskan istri merupakan salah satu bentuk kewajiban moral. Sebab sang raja baru akan mengurus istri juga anak dari raja sebelumnya. Kerajaan sangat menghormati istri-istri raja. Tujuan dari mewariskan istri mendiang raja kepada raja selanjutnya adalah agar para istri tidak terlantar.

Tradisi yang Menjadi Kewajiban Moral [image source]
Tradisi yang Menjadi Kewajiban Moral [image source]
Tugas dari Raja Abumbi sendiri adalah menyatukan nilai-nilai tradisonal dengan nilai-nilai modern dari barat. Tujuannya yaitu untuk menemukan jalan ke depan agar rakyat bisa menikmati hasil-hasil pembangunan dan modernisasi tanpa harus menghancurkan kebudayaan yang selama ini mereka anut. Sebab selama masa penjajahan, nilai-nilai lain yang berbeda dengan nilai-nilai tradisonal yang mereka anut mulai masuk. Mereka mempunyai prinsip bahwa tanpa budaya maka seseorang bukanlah manusia melainkan binatang.

3. Praktik Poligami Justru Jarang Ditemukan

Tradisi di sana juga mempercayai bahwa di balik keberhasilan seorang pria, pastilah ada perempuan yang sukses dan setia. Citra seorang penguasa ditentukan oleh para perempuan yang ada di belakang. Oleh karena itu, setiap raja yang ingin mempersunting wanita, maka wanita tersebut merupakan wanita terpilih. Jadi semua permaisuri di sana pastinya adalah seseorang yang terbaik dari yang baik. Terbukti bahwa semua istri muda raja Abumbi II fasih berbicara bahasa Inggris loh, padahal negara tersebut memakai bahasa Perancis dalam kehidupan sehari-harinya.

Praktik Poligami Justru Jarang Ditemukan [image source]
Praktik Poligami Justru Jarang Ditemukan [image source]
Kamerun merupakan negara yang melegalkan sistem poligami. Namun faktanya praktik poligami jarang ditemukan di negara tersebut. Penyebabnya adalah adanya nilai-nilai baru yang dianut oleh negara tersebut yaitu penyebaran agama Kristen. Selain itu adalah faktor biaya, poligami berarti biaya juga bertambah. Oleh sebab itulah mereka jarang melakukan poligami.

Bagaimana guys? Mungkin dari kamu menganggap bahwa tradisi tersebut adalah tradisi yang tidak lazim. Namun alasan morallah yang membuat mereka melakukan hal tersebut. Apapun alasan itu, sudah sepatutnya kita semua menghormati dan menghargai tradisi mereka.

Written by anisah

Leave a Reply

5 Fakta Mencengangkan Jack Dorsey, Sang Bos Besar Twitter

Ngeri, 5 Kutukan Paling Melegenda di Indonesia ini Bikin Merinding