in

5 Kisah Heroik Orang Yahudi yang Rela Mempertaruhkan Nyawa Demi Indonesia

Membicarakan Yahudi di Indonesia tentu yang bakal muncul adalah hal-hal yang cenderung negatif. Ada banyak alasan kenapa sampai seperti itu, salah satu misalnya adalah lantaran perlakukan tidak menyenangkan Israel yang mana kita tahu penduduknya mayoritas Yahudi, kepada Palestina. Hal tersebut bahkan juga menciptakan sentimen level negara dengan tidak adanya duta besar Israel di Indonesia.

Padahal apabila melihat kebelakang, banyak orang-orang penyuka lambang bintang Daud ini yang membantu kita di zaman kolonial. Bahkan ada berbagai tokoh Yahudi sampai ikut berperang melawan belanda dan memberikan pendidikan gratis seperti Johanna Petronella Mossel. Meskipun tidak tercatat dalam buku sejarah, tetapi kita patut berterimakasih untuk beberapa tokoh Yahudi atas baktinya.

Berperang bersama rakyat Surabaya

charles mussry [Image source]
Peristiwa perang di Surabaya pada tanggal 10 November 1945 tentu meninggalkan banyak cerita. Mulai dari pidato bung Tomo sampai tewasnya seorang jenderal Sekutu. Tak kalah penting juga, pada kejadian tersebut ada sosok Yahudi ikut berperang melawan penjajah. Aksi Charles Mussry memang tidak banyak diketahui orang tetapi dia adalah salah satu orang juga gigih angkat senjata dan berperang ketika itu. Kedatangannya di Surabaya sebetulnya adalah sebagai pengusaha bengkel, tapi karena melihat banyaknya penindasan membuat ia terdorong untuk ikut serta dalam peristiwa tersebut. Meskipun bantuannya tidak pernah tercatat dalam sejarah tetapi kita patut berterimakasih karena mau dengan  sukarela ikut memperjuangkan kebebasan negara kita.

Menyediakan pendidikan gratis untuk rakyat kita

Sekolah Rakyat [Image source]
Pendidikan tentu menjadi barang langka untuk masyarakat Indonesia. Karena dahulu yang bisa mendapatkan pendidikan hanya kaum bangsawan atau orang kaya. Berangkat dari rasa prihatin akan hal tersebut membuat Johanna Petronella Mossel mendirikan sekolah dagang swasta pada tahun 1925, yang tentu banyak menerima orang  kita dari pada Belanda. Perempuan keturunan Indo-Belanda berdarah Yahudi ini juga merupakan pejuang pergerakan nasional.  Aksinya membela tanah air kita tetap dilakukan setelah Indonesia Merdeka dan meskipun dicap sebagai pengkhianat oleh Belanda.

Membantu memasok kebutuhan perang melawan penjajah

Latihan Perang [Image source]
Membicarakan persenjataan tentu sangat berbeda antara sekarang dan dahulu. Banyak yang menceritakan dulu untuk berperang melawan penjajah hanya menggunakan bambu runcing. Kisah bantuan Yahudi juga dilakukan dalam hal pemasokan keperluan untuk perang di Balikpapan. Datang dengan Divisi 7 tentara Australia lalu mendarat di Balikpapan, John Cohen lalu melakukan kerjasama dengan pemuda pro kemerdekaan. Karena hal tersebut tentara keturunan Israel ini medukung kemerdekaan dengan cara menyediakan senjata untuk perang, menyebar pamflet berisi info keadaan perjuangan dan bersama Dr Ratulangi berjuang melawan pemerintahan kolonial.

Ikut dalam pembentukan lembaga bantuan hukum

LBH Jakarta [Image source]
Kisah keturunan Yahudi bernama Daniel Lev ini sedikit berbeda karena ia tidak melakukan perang untuk membantu Indonesia. Berangkat dari sebuah penelitian yang dilakukan dan perhatian akan hukum dan hak asasi (HAM), menjadikannya akrab dengan banyak intelektual negara kita. Hal tersebutlah yang membuat dirinya ikut dalam merumuskan dan meletakkan dasar pembentukan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) di Indonesia. Dan tidak berhenti di situ, Daniel Lev sering membagikan ilmunya tentang demokrasi dan hak-hak asasi manusia. Peran pentingnya tersebut tetap digunakan hingga sekarang.

Mengabdi untuk Indonesia meski tidak memiliki hubungan darah

Herbert Feith [Image source]
Yahudi lain yang mempunyai kisah heroik  untuk Indonesia adalah Herbert Feith. Berawal dari ancaman tentara Jerman pada tahun 1939 membuat dirinya bersama keluarga harus berpindah dari Eropa. Melanjutkan studi Di Universitas Melbourne, belajar banyak tentang ilmu politik. Setelah menyelesaikan sekolahnya Feith pergi ke Indonesia. Pada negara kita dia mengabdikan dirinya dengan bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil sementara. Meskipun sikat tetapi dia sudah menemukan betapa rumit dan tidak efektif birokrasi pemerintah Indonesia di tahun 1950an. Penemuannya pada tahun tersebut tentu dapat kita gunakan sebagai bahan perbandingan dengan sekarang, apakah lebih baik atau lebih buruk?

Penilaian negatif terhadap Yahudi memanglah suatu hal yang tidak bisa dihindari. Apalagi kita melihat bagaimana kekejamannya terhadap Palestina. Tetapi dari berbagai kisah ini kita harus tetap sadar bahwa tidak semua dari mereka berkelakuan buruk. Seperti para sosok di atas yang kiprahnya sangat terlihat bagi Indonesia.

Written by Galih

Galih R Prasetyo,Lahir di Kediri, Anak pertama dari dua bersaudara. Bergabung dengan Boombastis.com pada tahun 2017,Merupakan salah satu Penulis Konten di sana. Lulusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang. Awalnya ingin menjadi pemain Sepak Bola tapi waktu dan ruang justru mengantarkan Ke Profesinya sekarang. Mencintai sepak
bola dan semua isinya. Tukang analisis Receh dari pergolakan masyarakat Indonesia.

Leave a Reply

Pernah Bikin Bocah 90an Bahagia, Beginilah Kabar Dominique Sanda Pemeran ‘Mbak Yul’

Mengungkap “Harta Karun” yang Ditemukan Pasca Tsunami yang Bisa Bikin Indonesia Sentosa