Wanita satu ini punya kehidupan yang normal seperti yang lainnya. Hingga akhirnya ia didiagnosa menderita suatu keanehan bernama Porphyria atau kondisi di mana sinar matahari mudah sekali membakar kulitnya. Luka yang dihasilkannya pun permanen alias tidak bisa hilang.
Kalau bukan lantaran penyakit wanita ini mungkin akan berpikir ribuan kali untuk menato tubuhnya [Image Source]Seorang teman Gnuse kemudian menyarankan tato untuk menutupi semua bekas lukanya tersebut. Hingga akhirnya hampir seluruh tubuhnya kini tertutup dengan gambar-gambar. Sebanyak 95% kulitnya bertato dan membuat Gnuse memegang rekor untuk wanita dengan tato paling banyak di dunia.
Hanya seorang lulusan IT yang nyasar ke dunia tulis menulis. Pengalamannya sudah tiga tahun sejak tulisan pertama dimuat di dunia jurnalisme online. Harapannya bisa membuat tulisan yang super kece, bisa diterima siapa pun, dan juga membawa influence yang baik.