in

Bikin Pusing, Ini Video Perkataan Ngalor Ngidul Ratu Ubur-Ubur yang Tak Masuk Akal

Masalah Ratu dan Kerajaan Ubur-ubur masih terus berlanjut. Sosok ratu kerajaan bernama Aisyah makin menjadi sorotan karena suka meracau dan berbicara tentang hal yang tak masuk akal. Aisyah Tusalamah Baiduri Intani ini bersemedi di ’kerajaannya’ di Lingkungan Tower Indah Sayabulu RT 02/RW 07, Kelurahan Serang, Kota Serang, Banten.

Menurut Sekretaris MUI Kota Serang Amas Tadjuddin, Aisyah yang menganut dan mencampuradukkan Islam, Ajaran Sunda Wiwitan, serta Ajaran Nyi Roro Kidul hingga membuatnya pantas disebut pembawa ajaran sesat. Sosok wanita yang oleh pengikutnya dipanggil Bunda ini juga mengaku dirinya mendapatkan tugas dari 12 bintang dan 12 dewa ke bumi. Sesuai dengan keterangan yang ia berikan dalam live di akun Sin Shima Syaba.

Ratu Ubur-ubur

Setelah mengaku bisa mencairkan uang di Bank Swiss, apa yang disampaikan Aisyah semakin kacaudan tak masuk akal. Dalam sebuah video berdurasi 19 menit, sang ratu ubur-ubur membahas mengenai pemerintahan presiden Indonesia. Ia mengatakan bahwa Pak Jokowi merupakan sang Satria Piningit, yang langsung mengirim utusan kepada sang ratu. Tak hanya itu, ia juga berbicara tentang Pancasila dengan bahasa yang tak bisa dimengerti. Selain Jokowi, ia juga menyebut tokoh lain seperti Bung Karno, Presiden Turki Reccep Tayib Erdogan lengkap dengan pesan-pesan yang disampaikan kepada keduanya.

Nah, sebelumnya Ratu Ubur-ubur ini sudah viral lantaran menyebarkan video yang berisi pengakuan dirinya yang merupakan titisan Nyi Roro Kidul dan ejekan kepada Nabi Muhammad. Ia tak segan mengatakan bahwa manusia lahir dari batu dan Muhammad adalah serang perempuan. Aisyah menjelaskan dengan menambah bahwa tidak ada bukti nyata yang menyebutkan jenis kelamin Nabi Muhammad, sekalipun Al-quran dan Hadits.

Setelah sejumlah aksi heboh yang ia lakukan, Aisyah Tusalamah mengaku khilaf telah menyebarkan ajaran yang dinilai menyimpang dari ajaran Islam. Hal ini terungkap saat polisi memeriksa Aisyah. Ia juga mengatakan tidak akan melakukan hal tersebut lagi, seperti yang disampaikan oleh Kapolres Serang Kota AKBP Komarudin dilansir dari detik.com.

Dari sejumlah video dan penyelidikan oleh MUI beserta Kapolres, serta pakar kesehatan mengatakan mungkin Aisyah mengalami gangguan kejiwaan dan stress. Bisa dilihat dari pemberian nama pada aliran mereka, mengapa harus Ubur-ubur? Beberapa ahli mengatakan hal tersebut adalah delusi. Sebagai informasi, delusi bisa terjadi saat proses berpikir sekaligus kesimbangan kandungan kimia di dalam otak mengalami gangguan, seperti info yang tertera dalam republika.id.

https://www.youtube.com/watch?v=a3rk8ANg4CQ

Fakta lainnya, penderita delusi sebenarnya menyadari semua tindakan dan perkataan aneh yang mereka lakukan karena berada dalam kondisi sadar. Hanya saja, jika dikatakan akan kekeliruan dalam perkataannya, mereka tidak menerima, jelas karena ada kesalahan pada otak, mereka meyakini bahwa tindakan yang mereka lakukan benar adanya.

Jadi, dalam kasus Ratu Ubur-ubur ini, fix bahwa Ratu Aisyah adalah pengidap gangguan jiwa (Delusion Of Grandeur) yang membuatnya kerap mengaku sebagai orang special dan punya kedudukan. Tak hanya Ratu Ubur-ubur ini saja, semua orang yang mengaku nabi, malaikat, serta Tuhan masuk dalam kategori pengidap ini. Tak perlu khawatir ya Sahabat, apapun omongan Ratu Aisyah yang bikin pusing dan tak masuk akal tak perlu ditanggapi secara serius. Hidup Bikini Bottom!

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Ilmu Padi, Ternyata Jadi Jurus Rahasia Top Skor AFF U-16 Tampil Bagus Bersama Timnas

5 Hal Ini Ungkapkan Kebiasaan Orang Indonesia yang Tak lepas Dari Praktik Perdukunan