in

Sama Seperti Pesta Pernikahan, 4 Upacara Kematian di Indonesia Ini Tak Kalah Mahal

Upacara Ngaben Bali [Sumber gambar]

Pesta pernikahan yang digelar secara besar-besaran dan memakan biaya ratusan juta bahkan miliaran mungkin sudah sering didengar, bagaimana dengan upacara kematian yang mahal? Bukan hanya diselenggarakan dengan cara yang unik, beberapa adat kadang mengadakan upacara khusus untuk melepas sang arwah.

Singkatnya, jika sebuah kelahiran disambut dengan kebahagiaan dan meriah, maka kematian juga mendapat perlakuan sama. Semahal apa ya perayaan kematian yang ada di Indonesia ini? Agar tak penasaran simak uraian Boombastis berikut ini.

Ngaben, upacara kematian dalam agama Hindu

Ngaben adalah upacara kematian yang diselenggarakan oleh mereka yang beragama Hindu. Bali adalah pulau di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, sehingga ngaben bisa ditemukan dengan mudah di sana. Perayaan ini biasanya dilaksanakan tertentu dalam kalender Saka. Bagi keluarga yang ingin melangsungkan ngaben, mereka harus menyiapkan banyak uang.

Upacara Ngaben Bali [Sumber gambar]
Biaya tersebut digunakan untuk membayar pembuatan wadah yang bisa mencapai puluhan juta rupiah dan sesajen serta pernak-pernik yang dibutuhkan sebagai syarat Ngaben. Makanya, tak heran jika ada mereka yang memilih mengadakannya secara berbarengan, karena bisa patungan dan memperkecil uang yang dikeluarkan.

Rambu Solo yang bisa mencapai miliaran rupiah

Tana Toraja memang menyimpan banyak keunikan, salah satunya dari segi pemakaman jenazah. Jika anak bayi yang meninggal, maka mereka akan dikuburkan di pohon Tarra, maka berbeda halnya dengan orang dewasa. Kuburan mereka berada di tebing batu, dan diletakkan sesuai dengan strata sosialnya selama hidup.

Rambu Solo Toraja [Sumber gambar]
Nah, ternyata upacara sebelum penguburan pun digelar dengan meriah. Keluarga kadang harus mengeluarkan biaya puluhan sampai miliaran untuk membeli ternak berupa kerbau atau babi. Upacara ini juga berlangsung selama berhari-hari, mayat yang meninggal pun kadang sudah berumur setahun ketika hendak dikuburkan. Hal ini tak lain karena pihak keluarga berusaha mengumpulkan uang terlebih dahulu.

Mangokal Holi, Batak

Batak adalah salah satu suku di Indonesia yang tak kalah mahal saat menyelenggarakan pesta kematian. Upacara ini dibagi dalam dua rangkaian, saat meninggal dan ketika pelaksanaan Mangokal Holi. Pihak keluarga yang ditinggalkan akan melaksanakan perayaan selama kurang lebih tiga hari.

Mangokal Holi [Sumber gambar]
Kegiatan tersebut diisi dengan pemotongan ternak, penyewaan sounds system untuk menyanyikan lagu-lagu khusus untuk mereka yang ditinggal sebagai penghormatan. Bertahun-tahun kemudian, Mangokal Holi atau pemindahan tulang belulang akan dilaksanakan. Tubuh yang sudah menjadi tulang kembali dikubur lalu dibangunkan sebuah tugu (makam batu) yang biayanya tak kalah mahal.

Tiwah, ritual mengantar arwah masyarakat Dayak

Kaya budaya, misterius, dipenuhi perempuan cantik, kata tersebut sangat pas  untuk mendeskripsikan masyarakat Dayak. Upacara ini merupakan perpaduan Rambu Solo di Toraja dan Mangokal Holi. Dikatakan mirip karena Tiwah diadakan untuk mengantar jenazah ke peristirahatan terakhir. Tiwah dilaksanakan atas seseorang yang telah meninggal dan dikubur sekian lama hingga yang tersisa dari jenazahnya diperkirakan hanya tinggal tulangnya saja.

Tiwah Dayak [Sumber gambar]
Tulang ini akan dipindahkan ke sebuah tempat bernama Sandung. Tiwah ini dilaksanakan dengan menyembelih ternak (babi, kerbau, atau sapi) atas orang yang sudah lama meninggal. Biaya yang besar tersebut terbilang besar karena banyaknya ternak yang disembelih.

Jika melihat dari biaya yang dikeluarkan, maka pelaksanaan upacara kematian tersebut sama halnya dengan perayaan pesta pernikahan. Keduanya butuh persiapan yang matang dan kocek tebal. Tradisi-tradisi tersebut harus dilestarikan agar tak punah. Meski demikian, akan lebih baik jika pelaksanaannya dilakukan saat benar-benar sudah mampu, sehingga tak perlu memikirkan untuk berhutang dan memberatkan.

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Lagi Hits Makeup Freckles, 15 Artis Ini Banjir Pujian Saat Mengaplikasikannya

Bukan Tanpa Alasan, Ini Penyebab Makanan Rumah Sakit Terasa Tidak Enak