Belum kering ‘duka’ karena Tragedi Kanjuruhan, saat ini masyarakat kembali dirundung duka karena Tragedi Itaewon, yang menelan korban sekitar 153 orang (update terkini). Seperti yang diketahui, Distrik Itaewon merupakan salah satu distrik yang selalu ramai dikunjungi di Korea Selatan, salah satunya adalah saat perayaan Halloween.
Pada perayaan Halloween tahun ini, terlihat masyarakat tumpah ruah di jalan, sehingga ruang gerak terbatas. Alhasil, ruang gerak terbatas ini membuat sesak dan saling dorong satu sama lain. Koreaboo menyebut bahwa ada kurang lebih 100 ribu orang yang turun ke jalanan Distrik Itaewon.
Penyebab tragedi Halloween di Itaewon
Melansir Reuters, insiden maut ini terjadi karena adanya lonjakan jumlah pengunjung di sepanjang Distrik Itaewon untuk merayakan Halloween. Halloween 2022 ini merupakan acara perayaan Halloween pertama setelah adanya Covid-19. Sehingga, masyarakat excited dan berbondong-bondong datang ke distrik tersebut. Kerumunan bertambah banyak menjelang malam dan semakin susah diatur.
Kurangnya petugas yang berjaga di sekitar distrik
Saat terjadinya tragedi maut, keberadaan para polisi dan petugas keamanan dipertanyakan. Melansir YTN News dari Detik, untuk perayaan Halloween 2022 ini hanya diterjunkan kurang lebih 200 petugas. Hal ini membuat acara tersebut panen kritik karena kurangnya perencanaan dan mengabaikan keselematan.

“Penyelenggara Itaewon dan pejabat pemerintah seharusnya lebih mempersiapkan diri untuk menghadapi kerumunan massa,” ujar seorang profesor di Universitas Transportasi Nasional Korea Shin Dong Min. Sehingga, saat terjadinya kekacauan, polisi yang bertugas kewalahan dan kalah jumlah dengan para pengunjung yang merayakan Halloween.
Korban berjatuhan hingga ratusan orang
Suasana yang penuh sesak dan saling berdesakan, membuat satu per satu orang yang ada di lokasi perayaan Halloween ini tumbang, pingsan, bahkan terinjak-injak. Kebanyakan dari mereka terkena henti jantung. Sehingga, dalam video dan foto-foto yang beredar, banyak sekali yang memberikan pertolongan pertama dengan melakukan tindakan CPR (cardiapulmonary resuscitation). Petugas juga menghubungi ambulans yang membantu menangani para korban.
Presiden Korea Selatan umumkan berkabung nasional
Terkait dengan tragedi ini, pusat layanan masyarakat masih terus menerima telepon dan laporan mengenai orang yang hilang dan belum ditemukan. Akibat tragedi ini juga, Presiden Korea Selatan Yoon Seok-yeol mengumumkan masa berkabung nasional sampai waktu yang tidak ditentukan.
Penyebab kerumunan sering picu kematian
Kejadian meninggal di tengah kerumunan ini bukan pertama kalinya terjadi. Sebelumnya, Tragedi Kanjuruhan juga diakibatkan hal serupa. Lantas, mengapa kerumunan ini sangat membahayakan? Menurut profesor yang berasal dari Universitas Suffolk Inggris, salah satu penyebabnya adalah kehabisan oksigen, sehingga aliran darah menuju otak menjadi terhambat.
BACA JUGA: Tak Hanya di Kanjuruhan, Ini Tragedi-Tragedi Terburuk Sepanjang Sejarah Sepak Bola
Tragedi Itaewon ini tak hanya membuat masyarakat Korea Selatan saja yang berduka, tetapi juga warganet dari seluruh belahan dunia. Bagaimanapun, perayaan yang hanya terjadi dalam satu tahun sekali tidak sebanding dengan ratusan nyawa yang melayang.