in

Tak Seperti di Indonesia, 5 Tradisi Kelulusan Ala Luar Negeri Ini Jauh Lebih Bermartabat

Setiap tahunnya masyarakat selalu dibuat geleng-geleng kepala dengan aksi perayaan kelulusan para pelajar di Indonesia. Aksi corat-coret baju yang tak jarang diikuti dengan konvoi sepeda motor yang terkesan urakan dan liar selalu jadi tradisi di tiap selesai pengumuman kelulusan. Selebrasi ini seolah terus terulang setiap tahun dan selalu meninggalkan kesan negatif di mata masyarakat. Bahkan tak jarang acara kelulusan tersebut berbuntut kecelakaan dan memakan korban!

Mungkin sedikit menengok tradisi kelulusan di luar negeri, nyatanya mereka bisa mengekpresikan kegembiraan dengan cara yang lebih santun dan sopan kok! Tidak membuat onar dan mengganggu ketertiban umum. Beberapa negara ini malah terkesan adem ayem dan memaknai hari kelulusan dengan cuka cita yang penuh syukur. Mungkin bisa dicontoh dan jadi inspirasi!  Berikut daftar sederet tradisi kelulusan di berbagai negara yang nyatanya lebih bermartabat dari Indonesia.

Tradisi di Jepang, memberi kancing jadi tanda sayang di hari kelulusan

Tak seperti perayaan di Indonesia yang melakukan aksi corat-coret seragam, negeri Sakura memiliki tradisi kelulusan yang terbilang unik dan romantis. Di hari tersebut biasanya para murid datang dengan memakai seragam seperti biasa, namun yang berbeda pelajar laki-laki akan melepas kancing kedua dari baju mereka. Kancing ini kemudian akan diberikan kepada murid perempuan sebagai tanda bahwa mereka memiliki rasa suka, cinta dan sayang kepada orang tersebut.

Di hari kelulusan, pelajar Jepang akan memiliki tradisi memberikan kancing kedua kepada seseorang yang mereka sukai.
Di hari kelulusan, pelajar Jepang akan memiliki tradisi memberikan kancing kedua kepada seseorang yang mereka sukai. [sumber gambar]
Tak harus menunggu, siswi putri pun boleh meminta langsung kancing nomor dua ini kok! Alasan memilih kancing nomor dua, dikarenakan posisi kancing tersebut yang dekat dengan hati dan disebut bisa mewakili perasaan yang tulus. Hari kelulusan memang dimaknai sebagai hari yang spesial bagi pelajar Jepang, dan tradisi ini pun sekaligus digunakan sebagai ajang menyatakan perasaan kepada seseorang  yang mereka suka. Yang pasti no urakan, no tawuran!

Studentmossa, perayaan kelulusan ala negara Swedia

Lain Jepang  lain pula di Swedia. Negara yang terkenal dengan bangsa Viking ini merayakan hari kelulusan dengan memilih berbusana seperti seorang pelaut. Baik pelajar laki-laki maupun perempuan mereka akan memakai pakaian berwarna putih dan melengkapinya dengan topi khas seorang nahkoda bernama Studentmossa. Mereka kemudian akan keluar dari sekolah dan disambut oleh keluarga yang sudah bersiap dengan poster besar berisi foto-foto masa kecil dan berbagai hadiah kelulusan.

Negara Swedia memiliki tradisi kelulusan dengan memakai topi pelaut yang disebut Studentmossa.
Studentmossa di Swedia [sumber gambar]
Selesai dengan acara tersebut mereka kemudian akan diarak menuju kota dengan mobil bak terbuka dengan orang tua dan guru yang ikut di belakangnya. Sepanjang jalan mereka akan bersuka cita dengan berteriak, bernyanyi dan menari sebagai ungkapan rasa senang atas kelulusan yang mereka raih. Tak hanya sampai disitu, para warga pun ikut merayakan momen ini dengan berjalan kaki dan memegang bunga, balon dan juga boneka warna-warni. Meski melakukan euforia di jalan, prosesi ini tetap aman dan tidak terkesan urakan.

Gantung Tas di Tiang Bendera, sebagai lambang kelulusan di negara Belanda

Anak-anak sekolah di Belanda pun punya cara unik untuk merayakan hari kelulusan mereka. Tak seperti di negara lain yang mengumumkan kelulusan langsung kepada para murid, di Belanda pihak sekolah akan mengumumkan hasil kelulusan kepada orang tua baik melalui surat ataupun telepon. Para orang tua lah yang kemudian memberitahukan hasil kelulusan ini kepada putra-putri mereka.

Tradisi gantung tas di Belanda saat hari kelulusan tiba.
Tradisi gantung tas di Belanda saat hari kelulusan tiba. [sumber gambar]
Jika kabar kelulusan sudah mereka terima, serentak semua muridpun akan mengibarkan bendera di rumah masing-masing dan menggantungkan tasnya di tiang bendera. Beberapa siswa pun ada juga yang menambahkan kain dengan tulisan ‘Ik ben geslaagd’ yang artinya “saya sudah lulus” di tiang bendera sebagai ungkapan bahagia.

Di Thailand, perayaan kelulusan dilakukan dengan penuh hikmat

Berbeda lagi di Thailand, hari kelulusan di rayakan dengan cara yang tenang  dan sakral. Negara gajah putih ini memiliki tradisi di mana anggota kerajaan ikut andil dalam perayaan kelulusan mereka. Perayaan kelulusan biasanya dilakukan di gedung sekolah dengan hanya dihadiri para lulusan dan orang yang berkepentingan saja.

Perayaan kelulusan di negara Thailand dengan dihadiri anggota kerajaan.
Perayaan kelulusan di negara Thailand [sumber gambar]
Dalam prosesi ini pelajar putri akan diwajibkan untuk menggunakan gaun tradisional, memakai stocking dan tidak diperkenankan memakai aksesoris rambut bahkan perhiasan pun dilarang di pakai dalam acara tersebut. Sedangkan para siswa laki-laki harus menggunakan baju rapi dan potongan rambut pendek. Selesai acara, para siswa akan dikelilingi oleh adik kelas yang akan memberi selamat dan memberikan kado kelulusan kepada mereka.

Amerika punya banyak tradisi unik di hari kelulusan

Di benua Amerika pun punya tradisi unik tiap hari kelulusan tiba. Dengan berbagai kultur budaya di benua itu, terdapat banyak cara untuk mengisi hari spesial para murid usai ujian. Contohnya yang ada di kota Burlington, kota yang terletak di negara Vermont ini punya tradisi unik jelang kelulusan. Di hari kelulusan, 24 pelajar putri terpilih akan mengumpulkan bunga dan membuat lekukan gerbang yang akan dilalui oleh para lulusan. Gerbang bunga ini disimbolkan sebagai gerbang kehidupan baru bagi para pelajar yang telah menyelesaikan studinya.

Perayaan kelulusan di SMA Burlington - Vermont, dengan melakukan tradisi menyematkan bulu burung elang dan membuat gerbang bunga.
Perayaan kelulusan di SMA Burlington, Vermont [sumber gambar]
Selain itu, dalam perayaan kelulusan di Burlinton para lulusan akan memakai topi dari anyaman bambu yang kemudian akan disematkan bulu burung elang yang menjadi simbol pencapaian belajar di sekolah. Tradisi ini telah berlangsung selama lebih dari 50 tahun dan masih tetap dilakukan hingga kini. Mungkin Indonesia mau mencontoh tradisi dari Burlinton ini?

Merayakan hari kelulusan memang sepatutnya dilakukan dengan cara yang baik. Tanpa rusuh dan damai. Pelajar Indonesia mungkin mau meniru dan menciptakan cara uniknya sendiri untuk merayakan hari kelulusan. Tanpa corat-coret, tanpa konvoi sepeda dan tanpa mengganggu ketertiban umum sampai membuat onar. Tunjukkan kalau pelajar Indonesia adalah generasi cerdas yang bisa membanggakan dengan prestasinya dan mampu menampilkan budaya timur yang sopan dan beradab.

Written by Happy

Leave a Reply

Bikin Heboh, Inilah Fakta Komplotan ‘Begal Waria’ yang Lancarkan Aksinya di Balikpapan

4 Fakta Internet dan Satelit yang Diklaim Menteri India Sudah Ada Sejak Masa Mahabarata