in

5 Tokoh Indonesia Ini Telah Berjasa ‘Menyelamatkan’ Masa Kecilmu, Masih Ingat?

Bagi generasi kelahiran tahun 80-an dan 90-an, anda patut mensyukuri kebahagiaan masa kecil anda. Pasalnya, di masa itu terdapat banyak sekali pilihan hiburan yang dapat kita nikmati dengan konten yang ditujukan untuk anak-anak pada umumnya. Sangat berbeda dengan generasi masa kini, dimana banyak anak-anak yang sudah mengerti perihal pacaran meskipun masih terlalu muda, dan juga tenggelam dengan gadget miliknya tanpa terlibat hubungan sosial dengan orang-orang di sekitarnya.

Perkembangan ini tidak lepas dari transformasi wajah pertelevisian Indonesia. Seiring berjalannya waktu, program siaran yang dapat ditonton oleh anak-anak semakin berkurang drastis. Banyak stasiun TV yang lebih mementingkan profit dengan menayangkan program favorit semacam sinetron dewasa dan infotainment. Padahal, tayangan tersebut cenderung tidak mendidik , dan mirisnya lagi, media memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat. Sehingga, apa yang ditonton oleh anak-anak tentunya akan ikut berpengaruh dalam perkembangan jiwa mereka.

Karena itu, tidak ada salahnya jika kita kembali bernostalgia bersama para tokoh yang pernah mengisi dan mencerahkan hari-hari anak-anak Indonesia di masa silam ini. Sosok semacam merekalah yang dibutuhkan untuk mendidik generasi muda masa kini menuju ke arah yang lebih positif.

1. Pak Tino Sidin dan Dunia Menggambar

Sosok kelahiran Tebingtinggi, Sumatera Utara ini pernah wara-wiri di TVRI pada dekade awal 80-an dengan acaranya yang bernama “Gemar Menggambar”. Ya, dia adalah Pak Tino Sidin, seorang pelukis dan guru gambar dengan penampilan khasnya yang memakai kaca mata tebal dan topi baret hitam berekor pendek. Berkat kemunculannya, ia berhasil menumbuhkan minat dan kreativitas anak-anak terhadap seni menggambar. Beliau juga tidak pernah mengkritik hasil karya mereka, terbukti dengan komentar “BAGUS!” yang selalu ia ucapkan ketika mendapat hasil karya kiriman anak-anak di seluruh nusantara.

Tino Sidin dan komentarnya yang khas [image source]
Tino Sidin dan komentarnya yang khas [image source]
Selain mengajar cara menggambar, Pak Tino Sidin juga menulis buku, di antaranya adalah seri Mari Menggambar yang terbit hingga 10 jilid. Ia juga mendirikan Taman Tino Sidin di Surabaya & Yogyakarta. Tino wafat di usia 70 tahun pada tanggal 29 Desember 1995. Sebagai bentuk apresiasi atas sumbangsihnya di dunia seni dan budaya, namanya dijadikan salah satu nama jalan di kota Yogyakarta.

2. Pak Raden Pencipta Karakter ‘Si Unyil’

Siapa yang tidak kenal dengan sosok Pak Raden? Bahkan selepas serial Si Unyil yang pernah hits di tahun 80-an, sosok Drs. Suyadi yang merupakan wujud asli dari karakter Pak Raden ini masih tetap populer di kalangan masyarakat. Berpenampilan sangar dengan kumis lebat dan busana ala Jawa, Suyadi yang berasal dari Jawa Timur ini merupakan seniman tradisional, khususnya di bidang wayang.

Pak Raden dan Si Unyil [image source]
Alm. Pak Raden dan Si Unyil [image source]
Pria yang menempuh pendidikan di jurusan Seni Rupa ITB ini membuat karakter boneka Si Unyil berdasarkan naskah ciptaan Kurnaen Suhardiman. Cerita dan karakternya pun menjadi populer, bahkan Si Unyil pernah mendapaat penghargaan dari UNICEF di tahun 1983 sebagai program pendidikan anak-anak terbaik. Selain membuat boneka, Suyadi juga pandai menggambar dan sempat bekerja di studio film di Perancis. Sayangnya, hingga ajal menjemputnya di tahun 2015 silam, beliau malah hidup kekurangan dan perjuangannya untuk mendapatkan royalti terkait dengan produk Si Unyil juga belum berbuah manis. Namun ia tetap berkarya di masa-masa terakhirnya dan semua jasa-jasanya akan selalu dikenang oleh seluruh anak-anak Indonesia.

3. Si Komo yang Dibilang Bikin Macet

Bukan, Si Komo bukanlah biang kemacetan Jakarta seperti yang dilantunkan penyanyi cilik Melisa dalam lagu berjudul ‘Macet Lagi’. Komo adalah karakter menyerupai hewan komodo yang diciptakan oleh kak Seto Mulyadi, seorang psikolog anak, untuk tayangan edukatif berjudul Serial Boneka Si Komo yang pernah disiarkan di TPI pada tahun 1991. Selain Komo, beberapa karakter boneka hewan lain juga ditampilkan, seperi Dompu (Domba Putih) dan Belu (Bebek Lucu).

Si Komo dan Kak Seto [image:istimewa]
Si Komo dan Kak Seto [image source]
Kak Seto mengaku bahwa ia terinspirasi untuk membuat Komo berkat pengaruh popularitas Si Unyil, bahkan ia juga sempat belajar mendongeng dari Drs. Suyadi – pemeran Pak Raden – secara langsung. Dengan menampilkan cerita sehari-hari yang menyelipkan pesan moral untuk anak-anak, tayangan Si Komo berhasil merebut hati para pemirsa muda di kala itu. Kini, Kak Seto mengaku bahwa ia masih berusaha untuk menghidupkan kembali karakter tersebut agar dapat kembali ke layar kaca. Mari kita doakan saja supaya Si Komo dapat kembali bermain dan mendidik anak-anak dengan ceria.

4. Papa T. Bob dan Lagu Masa Kecil Kita

Mungkin sebagian dari kita penah menjadi penggemar Trio Kwek Kwek, Enno Lerian ataupun Joshua. Dibalik ketenaran mereka, ada satu sosok yang memegang kunci menuju puncak popularitas mereka. Sosok tersebut adalah penulis lagu bernama Erwanda, atau yang akrab disapa sebagai Papa T. Bob. Dia adalah pencipta berbagai lagu anak-anak yang terkenal dan menjadi hits semacam Diobok-obok, Nyamuk Nakal, Tanteku, Lumba-lumba dan masih banyak lagi.

Papa T. Bob dan lagu anak-anak [image source]
Papa T. Bob dan lagu anak-anak [image source]
Metode Papa T. Bob untuk menciptakan lagu bisa dibilang cukup unik karena ia hanya mau membuat lagu jika sudah bertatap muka dengan si calon penyanyi. Ia mengaku bahwa pertemuannya itu dapat memberinya ilham untuk menciptakan lirik dan musikyang sesuai dengan image si anak yang akan membawakannya. Sayangnya, memasuki era 2000-an, generasi penyanyi cilik pun semakin berkurang dan gaung nama Papa T. Bob pun semakin meredup. Bahkan dia juga pernah dilaporkan terlibat kasus penipuan di tahun 2003. Sangat disayangkan, apalagi karya-karyanya masih banyak diapresiasi & membekas di hati anak-anak hingga kini .

5. Susan dan Kak Ria Enes

Duet pemampilan antara Ria Enes dan Susan cukup fenomenal di awal tahun 90-an. Terhitung dengan album lagu anak-anak mereka yang sukses dan meraih penghargaan album terlaris oleh DHX Award. Karakter Susan sendiri lahir secara tidak sengaja dalam siaran radio yang dibawakan oleh Ria Enes semasa kuliah di Surabaya. Pemilik nama asli Wiwiek Suryaningsih ini sempat harus siaran sendiri karena partnernya sakit dan kemudian ia berimprovisasi dengan tampil seolah-olah sedang mengobrol dengan anak kecil bersuara menggemaskan, meskipun sebenarnya ia hanya sendiri saja.

Ria Ernes dan Boneka Susan
Ria Ernes dan Boneka Susan [imagesource]
Di luar dugaan, karakter Susan menarik perhatian publik dan ia banyak mendapat tawaran untuk manggung di berbagai tempat. Kemudian Ria pun membeli sebuah boneka yang secara khusus dijadikan karakter bernama Susan. Selain menyanyikan lagu populer semacam Kodok dan Semut & Susan Masuk Sekolah, Ria juga pernah tampil mengisi acara Pesta Anak di salah satu stasiun televisi swasta. Kini Ria sudah menjadi ibu dari tiga orang anak, namun ia tetap aktif tampil bersama Susan di berbagai acara disamping kesibukannya mengurus Dunia Susan di Surabaya yang berfokus pada pendidikan anak-anak yang masih dini.

Demi kepentingan masa depan anak-anak Indonesia, masyarakat harus banyak belajar dari tokoh-tokoh di atas. Anak-anak harus bersikap sesuai dengan usianya dan berhak mendapat pendidikan dan hiburan yang juga ditujukan untuk mereka, supaya kelak mereka dapat tumbuh dewasa dan menjadi penerus harapan bangsa yang baik.

Written by Nessa Nessa

Leave a Reply

4 Museum Aneh Ini Punya Koleksi dan Konsep yang Tidak Lazim

Dari 6 Negara Ini, Kamu Bisa Pesan Calon Istri Secara Online!