in

Di Balik Euforia yang Ada di Lapangan, Inilah Sisi Gelap dalam Dunia Pacuan Kuda

Dibandingkan dengan sepak bola atau bulutangkis, pacuan kuda masuk dalam olahraga mahal yang enggak semua orang bisa menikmatinya. Sama layaknya golf, hanya orang-orang dengan kantong tebal-lah bisa masuk ke arena pacuan kuda dan berlomba dengan menaiki hewan ini.

Seperti yang kita sering lihat –hanya melihat saja, ya, arena pacuan kuda pasti selalu ramai manusia yang tampaknya sangat menikmati waktu mereka bersama sang kuda. Namun, ternyata di balik suasana glamour tersebut, ada sisi lain dari dunia pacuan kuda yang enggak semua orang tau.

Kuda Pacu [Sumber gambar]
Untuk menjadi tangguh dan menguasai arena pacu, kuda-kuda ini harus mengalami hal-hal yang mengerikan dan bisa membahayakan nyawa mereka. Sejak usia 18 bulan, kuda pacuan sudah mendapatkan latihan turun ke lapangan. Hal ini sebenarnya membahayakan mengingat otot dan tulang kuda yang belum tumbuh secara sempurna sehingga membuat kuda-kuda ini rawan mengalami kecelakaan fatal. Di usia 2 tahun –di mana tulangnya belum cukup kuat, kuda ini sudah diturunkan untuk mengikuti berbagai lomba.

Menurut catatan organisasi perlindungan hewan, PETA, kuda yang memiliki fisik lemah akan tetap dipaksakan berpacu. Sebagai solusinya, mereka diberi obat doping di mana kuda akan tetap berlari cepat meskipun mereka menahan beban dan kesakitan. Penggunaan obat terlarang inilah yang sering membuat kuda mengalami pendarahan paru-paru ketika berlari di lintasan balap.

Kuda yang diberi obat doping [Sumber gambar]
Penggunaan doping ini ternyata bukanlah hal baru. Sejak lama para pemilik kuda merawat kuda pacuan mereka dengan memberi obat dalam dosis banyak. Sehingga kuda yang sakit dan patah tulang sekalipun akan tetap berlari, karena sudah kehilangan rasa sakit. Kasihan ya? ☹

Perlakuan sang pemilik terhadap kuda ini tak ada bedanya dengan eksploitasi terhadap binatang yang digunakan dalam pertunjukan sirkus. Karena lelah akibat mengikuti banyak latihan, mengkonsumsi obat, serta dipaksa memenuhi keinginan pemiliknya, mereka lebih punya umur pendek. Jika umumnya kuda liar bisa bertahan hidup hingga 25 tahun, maka kuda pacuan punya harapan hidup 5 kali lebih rendah dari kuda yang hidup bebas di luar sana. Kebanyakan mereka hanya hidup hingga usia 5 tahun, itupun jika berhasil menghindari kecelakaan dan cedera di lintasan pacu.

Kuda yang mati di lapangan [Sumber gambar]
Salah satu organisasi pecinta binatang di Amerika Serikat mengatakan bahwa setiap satu minggu setidaknya ada 3 ekor kuda yang mati di arena pacuan kuda di negara mereka. Tak hanya di Amerika, di negara seperti Australia dan Meksiko setiap minggu ada puluhan kuda yang mati di lapangan pacu. Hal ini terjadi karena kuda dipaksa bekerja melamapau kemampuan mereka, dijejali obat-obatan yang sebenarnya bisa merusak tubuh mereka secara perlahan.

BACA JUGA: Walaupun Menggemaskan, Ini Loh 4 Fakta Pahit di Balik Pentas Sirkus Lumba-lumba

Saat kuda sudah cedera, pemiliknya tak akan sayang dan langsung menyuntik mati mereka, karena dinilai sudah hilang nilai jualnya. Ya, perawatan kuda yang sudah cedera fatal seperti patah tulang akan jauh lebih rumit dan butuh biaya banyak, sehingga mereka dibiarkan mati begitu saja. sungguh malang nasib hewan ini di tangan manusia serakah yang hanya memanfaatkan mereka demi uang.

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Wimanjaya, Sosok yang Diincar Aparat Karena Usahanya Membongkar Rahasia Orde Baru

Sudah keterlaluan! Aksi Penumpang Taksi Ini Sukses Bikin Netizen Berkomentar Pedas