in

Bekerja 60 Jam Lebih Per Minggu, Begini Mirisnya Realita Pegawai di Negeri Sakura

Pekerja tidur di jalanan [sumber gambar]

Di Indonesia jam kerja yang maksimal ada 40 hingga 48 jam (bagi mereka yang bekerja full time, selama 6 hari). 48 jam ini saja sudah stressnya bukan main loh. Nah, di Jepang, bekerja lebih dari 60 jam setiap pekan merupakan hal yang wajar-wajar saja. Karena memang, di Negeri Sakura ini, budaya gila kerja sudah terjadi sejak berabad-abad lalu.

Apalagi sejak Perang Dunia II berakhir, Perdana Menteri Shigeru Yoshida ketika itu mendesak perusahaan untuk menambah jam kerja bagi para karyawannya, demi menambah kuat perekonomian negara. Hal tersebut ternyata berlangsung hingga kini.

Kerja berlebihan membuat banyak orang yang sering terkena serangan jantung

Pekerja di Jepang [sumber gambar]
Bekerja keras sih memang harus ya, tapi jangan juga sampai seperti para pekerja di Jepang ini. Belakangan, mereka punya etos kerja yang tidak sehat. Akibat terlalu banyak bekerja dan mencari uang, ada banyak sekali pekerja yang terkena penyakit serius dan serangan jantung. Hal ini akhirnya membuat pemerintah secara gencar menyarankan para pekerja untuk mengambil jatah cuti mereka.

Momen yang diabadikan oleh seorang fotographer

Pekerja tidur di jalanan [sumber gambar]
Beberapa gambar yang Boombastis.com tampilkan ini merupakan karya dari Pawel Jaszczuk, fotografer Polandia ini sudah lama tinggal di Tokyo. Gambar ini diambil dari Vice.com. Pawel sendiri memperlihatkan beberapa pekerja yang menggeletak di jalan begitu saja karena kelelahan. Kadang, mereka juga tidur dengan tas dan minuman yang masih di tangan. Wadidaw, sampai segitunya loh.

Tidur di jalanan merupakan hal yang wajar di Jepang

Sudah menjadi kebiasaan orang Jepang [sumber gambar]
Di Jepang sendiri, tertidur di jalanan karena terlalu capek bekerja adalah hal yang biasa. Masyarakat memaklumi hal tersebut. Yang tertidur di jalan pun tidak satu atau dua orang, melainkan cukup banyak. Karena, Pawel sendiri mengumpulkan potret tersebut dari tahun 2008-2010. Tetapi foto-foto tersebut baru ia terbitkan pada tahun 2018 dengan judul ‘High Fashion’. Ia pun harus menampilkan foto yang benar-benar bagus, di mana para objek yang ia foto memiliki gaya yang bagus. Meskipun sebenarnya, Pawel ini mengambil foto si pekerja tanpa meminta izin kepada mereka.

Sebuah kritik yang ingin disampaikan kepada masyarakat

Pekerja overtime [sumber gambar]
Pawel sebenarnya bertujuan mengkritik orang-orang yang bekerja lebih seperti mesin daripada manusia. Di Jepang sendiri, menjadi pekerja keras saja tak cukup. Karyawan harus sering ikut kumpul dengan para bos, mengobrolkan banyak hal, lembur sampai malam, dan besoknya bekerja lagi. Hampir tak ada waktu untuk memikirkan hal lain, selain bekerja dan duduk di belakang meja kerja. Pawel mengatakan bahawa warga Jepang tidak tersinggung sama sekali dengan seri fotonya tersebut. Bahkan, mereka malah memahami dan mendukung proyeknya.

BACA JUGA: 7 Fakta Unik yang Hanya Ada di Jepang

Kerja di Jepang itu ternyata sangat susah ya. Makanya, kamu yang setiap Sabtu dan Minggu mendapat jatah liburan jangan sedih dan merasa paling menderita sendiri ya. Setiap orang memang punya waktu masing-masing untuk mendapatkan pekerjaan yang baik dan layak. Makanya, bersyukur kalau hanya bekerja 30 hingga 35 jam, atau maksimal 40 jam per minggu.

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Mengenal Sistem Tanam Paksa yang Jadi Alat Belanda Untuk Mengeruk Hasil Bumi Indonesia

Tembus Lapis Baja, Inilah Sniper SPR-2 Pindad yang Bikin Indonesia Disegani Dunia