in

Puasa dalam Adat Jawa dan Makna yang Terkandung di Dalamnya, Bikin Merinding

Jawa adalah salah satu suku yang memiliki banyak sekali keunikan yang sangat menarik untuk disimak. Keunikan itu tidak hanya bisa dilihat dari cara mereka berpakaian, makanan, karya senin, dan lain sebagainya. Keunikan itu juga bisa dilihat dari laku yang dijalankan oleh orang Jawa dalam bentuk tapa dan tirakat atau puasa.

Dalam adat Jawa atau Kejawen ada beberapa jenis puasa yang bisa dilakukan oleh banyak orang. Puasa-puasa ini tidak hanya sekadar untuk menahan makan dan minum saja, tapi juga mewujudkan sesuatu hal yang kadang berbau agak mistik. Setiap puasa yang dilakukan selalu memiliki kisah yang kadang bisa bikin merinding. Berikut puasa-puasa dalam adat Jawa selengkapnya.

1. Puasa Ngebleng

Puasa ngebleng adalah jenis puasa yang dilakukan dengan tidak makan, minum, melakukan hubungan badan, melakukan aktivitas di luar ruangan, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Puasa ini hanya dilakukan dengan berdiam diri di dalam kamar dari pagi hingga ke pagi lagi. Saat malam hari, seseorang yang melakukan puasa ini juga tidak diperkenankan menyalakan lampu serta mengurangi jam tidurnya menjadi beberapa jam saja.

Puasa Ngebleng [image source]
Puasa Ngebleng [image source]
Makna dari puasa ini adalah membebaskan diri dari nikmat dunia apa pun bentuknya. Dengan melakukan ini, sisi spiritual seseorang akan meningkat dengan tajam. Oh ya, puasa ngebleng juga memiliki tingkatan yang berbeda, biasanya puasa ini bisa dilakukan dalam 1, 7, dan 40 hari. Tingkatan tertinggi dari puasa ini bisa membuat seseorang jadi sakti atau kaya raya.

2. Puasa Mutih

Mutih berasal dari kata putih yang memiliki arti putih. Puasa mutih adalah puasa yang digunakan untuk memutihkan jiwa dan juga pikiran. Dengan melakukan puasa ini, jiwa seseorang akan dipenuhi kebaikan sehingga hal-hal buruk yang menempel bisa dilepaskan dengan cepat. Puasa ini juga dilakukan agar Tuhan mau mengabulkan apa yang mereka inginkan.

Puasa Mutih [image source]
Puasa Mutih [image source]
Seperti namanya, puasa ini hanya memperbolehkan seseorang untuk makan sesuatu yang berwarna putih. Biasanya, orang yang menjalankan puasa ini hanya makan nasi putih dan minum air bening biasa. Selebihnya, puasa ini tidak memperbolehkan pelakunya makan yang ada kandungan gula, garam, atau bahan penyedap lainnya yang kerap dipakai saat memasak.

3. Puasa Ngerowot

Kalau dalam dunia kesehatan kita mengenal istilah vegetarian atau orang yang hanya makan sayuran saja tanpa memasukkan unsur daging. Dalam puasa ngerowot, konsep itu juga diterapkan sehingga orang yang melakukan ini hanya makan sayur, buah, dan umbi-umbian yang digunakan sebagai pengganti nasi. Oh ya, nasi diganti karena dalam prosesnya banyak orang terlibat di dalamnya. Puasa ngerowot mengajarkan seseorang untuk tidak tidak terlalu bergantung dengan orang lain.

Puasa ngerowot [image source]
Puasa ngerowot [image source]
Puasa ngerowot dilakukan oleh banyak orang dengan dua tujuan yang berbeda namun tetap bersambungan. Tujuan pertama melakukan puasa ini adalah menjaga kesehatan. Mengurangi daging dan nasi akan membuat tubuh menjadi lebih sehat. Selanjutnya, puasa ini juga membuat seseorang jadi lebih bersih jiwa dan pikirannya.

4. Puasa Pati Geni

Puasa Pati Geni mirip sekali dengan puasa ngebleng meski aturannya lebih ketat. Puasa ngebleng masih memperbolehkan seseorang untuk keluar kamar untuk buang air. Dalam puasa pati geni, seseorang tidak diperkenankan  keluar dari kamar dengan alasan apa pun. Kalau ingin buang air kecil atau besar bisa dilakukan di dalam kamar dengan alat sejenis pispot.

Puasa pati geni [image source]
Puasa pati geni [image source]
Puasa pati geni dilakukan selama 1, 3, atau 7 hari. Seseorang yang melakukan puasa ini akan membunuh emosi yang ada di dalam tubuhnya. Pikiran-pikiran buruk dan angkara murka yang ada di dalam tubuh dan pikiran bisa dibuang dengan cepat untuk mengharap berkah dari Yang Maha Kuasa.

Inilah beberapa puasa dalam adat Jawa yang masih banyak dilakukan oleh banyak orang. Apa pun alasan orang melakukan puasa, praktik ini membuat siapa saja jadi lebih sehat dan memiliki pikiran yang jauh lebih baik.

Written by Adi Nugroho

Leave a Reply

Su Nu Ching, Buku Bercinta Tertua yang Tak Kalah Greget dari Kamasutra

5 Hal Positif yang Bisa Ditiru Presiden Jokowi dari Seorang Donald Trump