in

Jauh Dari Citra Buruk, Polisi Ini Pilih Jadi Pengangkut Sampah Daripada Terima Uang Haram

Citra Polisi yang lekat dengan uang suap dan sederet kasus haram lainnya, telah terlanjur menjadi sebuah anggapan yang ada pada benak masyarakat Indonesia. Ada saja tingkah dari korps baju cokelat yang dianggap tidak mewakili dan dianggap mencoreng institusi penegak keamanan di Indonesia itu. Namun, hal tersebut tak sepenuhnya benar. Ada banyak Polisi di luar sana yang justru melakukan hal positif bahkan sangat menginspirasi.

Sosok Polisi tersebut adalah, Aiptu Trisih. Ia tak sungkan atau bahkan ragu menekuni profesi sampingan sebagai pengangkut sampah di lingkungannya. Namun, kebaikan dan niat tulus Aiptu Trisih tak selamanya berjalan mulus. Ada saja komentar kurang sedap dan bahkan penolakan dari aksinya mulianya itu. Bagaimana kisah Aiptu Trisih menjalani profesi gandanya? Simak ulasan berikut

Polisi yang peduli dengan kebersihan lingkungan

Semangat dan niatnya patut di acungi jempol [sumber gambar]
Hidup sebagai seorang Polisi, telah menempa jiwa disiplin bagi sosok Apitu Trisih. Hal ini pula yang ia terapkan pada kebersihan lingkungan sekitar. Di wilayah desa yang menjadi kediamannya, ada sebuah titik yang digunakan warga sekitar sebagai lokasi pembuangan sampah liar. Karena menggangu kebersihan, Apitu Trisih berinisiatif agar sampah tersebut bisa dikelola oleh sebuah armada khusus agar tertib dan rapi. Namun sayang, usulnya tersebut ditolak oleh sejumlah warga yang keberatan. Meski begitu, Apitu Trisih tak lantas menyerah dengan keadaan. Salut sama bapak ini ya Saboom.

Nekat wujudkan niatnya yang terpendam

Ilustrasi angkut sampah [sumber gambar]
Meski mendapatkan penolakan, Apitu Trisih tetap nekat mewujudkan niat mulianya. Bersama kedua orang teman, ia membeli sebuah mobil pikap dengan modal Rp 15 juta yang akan digunakan untuk mengangkut sampah. Hal ini terjadi pada awal 2016 silam. Awalnya, Aiptu Trisih dan kawan-kawan hanya mengambil sampah di desanya saja. Namun lambat laun, warga semakin banyak yang memerlukan jasanya. Informasi tersebut beredar dari mulut ke mulut. Alhasil, Aiptu Trisih pun harus melebarkan jangkauan pengambilan sampahnya.

Jerih payahnya semakin diminati oleh masyarakat

Kerja kerasnya mulai membuahkan hasil [sumber gambar]
Banyaknya permintaan dari warga untuk membuang sampah, membuat Aiptu Trisih dan kawannya kewalahan. Mobil pikap yang digunakan pun tidak lagi memadai untuk menampung sampah. Awal 2017, mobil bak terbuka itu kemudian dijual dan diganti degan truk engkel seharga Rp 60 juta. Aiptu Trisih terpaksa harus membeli dengan sistem kredit karena dana yang ada tak mencukupi. Meski telah berganti mobil, tetap saja ia merasa kewalahan. Ia pun berencana akan mengganti truknya dengan armada yang lebih besar lagi. Dengan daya angkut yang mempunyai daya tampung luas, kinerja pun dapat dipersingkat.

Cemoohan yang tak mengendurkan semangat

Pantang menyerah meski kerap dicemooh [sumber gambar]
Bagi Aiptu Trisih, menjalani profesi sebagai pengangkut sampah bukanlah perkara mudah. Statusnya sebagai anggota kepolisian, sering mendapat cemooh dan cibiran di sana-sini. Ironisnya, tantangan tersebut justru datang dari keluarganya sendiri. Ia kerap dituding telah merendahkan citra kepolisian dengan menjadi seorang pengangkut sampah. Namun Aiptu Trisih tak bergeming dan tetap kokoh dengan pendiriannya. Ia tetap mengangkut sampah saat sedang lepas dinas sebagai Polisi. Warga yang dulu menentang ide Apitu Trisih, kini berbalik membutuhkan jasa angkut sampah miliknya.

Semangat menolong orang lain meski dipandang sebelah mata

Tetap gigih meski dipandang sebelah mata [sumber gambar]
Kerja keras dan upaya Apitu Trisih patut diapresiasi. Selain membantu menjaga kebersihan desanya, ia juga menjadi sosok Polisi yang bisa dijadikan teladan. Dengan jumlah pelanggan mencapai 250 kepala rumah tangga, ia menetapkan iuran sebesar Rp 10.000 kepada warga untuk jasa angkut sampah. Penghasilan itulah yang menjadi sumber pemasukan halal disamping gaji yang ia terima sebagai anggota Polisi. Salut ya Saboom!

Apa yang telah dilakukan oleh Aiptu Trisni, bisa menjadi sebuah contoh dan teladan yang patut ditiru. Ia tak merasa gengsi atau malu menjadi pengangkut sampah meski bekerja sebagai Polisi. Bahkan pekerjaan sampingannya yang sempat dicemooh, ternyata membawa manfaat yang luas bagi sesama. Itulah potret sesungguhnya sebagai pengayom dan pengabdi masyarakat. Salut untuk Aiptu Trisni. Kisahmu patut untuk dijadikan teladan.

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

10 Potret Menawan Miss Grand Thailand yang Lagi Mesra-mesranya dengan Ivan Gunawan

Dari Enggak Bisa Mandi Hingga Tidak Digaji, Inilah 5 Kisah Sedih Bermain di Liga Indonesia