Hidup di jaman serba digital memang punya banyak kelebihan, selain meniadakan jarak dan membuat semua akses lebih mudah, untuk kita yang masih muda tentu social media nggak hanya bisa jadi ajang untuk eksis, tapi juga bisa untuk memperlancar bisnis. Selain itu, banyak hal penting yang akhirnya terekspos karena keberadaan social media dengan beragam komentar yang ada di dalamnya. Wajar sih, karena salah satu hal terpenting bagi manusia adalah menyampaikan pendapat dengan bebas, jadi nggak heran kalau kolom komentar nggak pernah sepi dari ‘serangan’ netizen.
Namun sayangnya, justru kebanyakan komentar-komentar yang ada di social media memicu konflik yang berujung kebencian satu sama lain. Meskipun sekedar perang di dunia maya, tentu reaksi yang ada banyak melahirkan reaksi lain dan pada akhirnya membentuk ‘lingkaran setan’ di kolom komentar, mulai dari debat kusir hingga caci maki. Saking hafalnya dengan tingkah netizen, saat kita melihat postingan pun yang dituju adalah kolom komentarnya, bukan dari postingan aslinya. Apa sih sebenarnya yang menjadi alasan kenapa kebencian begitu mudahnya tersebar? Simak poin-poin di bawah ini ya!
Teknologi hadir ‘tiba-tiba’, tanpa sempat memberi edukasi bagaimana cara menggunakannya
Kehadiran teknologi yang sedemikian pesat tentu merupakan suatu kemajuan yang nggak bisa dipungkiri. Namun salah satu kekurangan dari banyaknya inovasi yang muncul ketika teknologi dibuat adalah para penciptanya lupa memberikan edukasi bagaimana hukum hidup besosial dalam social media. Dalam memberikan informasi misalnya, ketika kita bertatap muka tentu ketika salah bicara bisa langsung minta maaf dan menjelaskan dengan sebijak mungkin.
Semua orang sok suci ketika membicarakan dosa orang lain

Semua orang setuju kalau membicarakan orang lain di belakang mereka adalah perbuatan yang salah, ironisnya dalam bersosial media, aturan itulah yang sering kita langgar. Netizen berkomentar di balik layar gadget merasa seperti orang tanpa dosa yang bisa menghakimi orang lain seenaknya. Ditambah dengan adanya kebebasan membuat berbagai akun, otomatis membuat orang yang punya niatan jahat mudah untuk memancing kebencian hanya dengan sesekali berkomentar tanpa tanggung jawab ketika apa yang diketik benar-benar menyakiti perasaan orang lain.
Sebenarnya, ‘benci’ hanyalah produk dari pelampiasan emosi
Kebencian itu layaknya virus, mudah menyebar pada pikiran yang nggak terurus
Hanya karena membuat akun social media itu mudah, bukan berarti kita bisa seenaknya. Bijak meninggalkan komentar adalah salah satu faktor penting untuk menilai seberapa dewasa kita, pastikan kamu sudah menjadi netizen yang baik ya!