in

Biar Enggak Disemprot, Begini Panduan Nge-chat Dosen untuk Konsultasi Tugas Atau Skripsi

Membangun sebuah komunikasi yang baik dengan dosen adalah hal yang harus dilakukan oleh setiap mahasiswa. Hal ini akan membuat dosen punya penilaian tersendiri bagi sang dosen, khususnya untuk afektif.

Komunikasi ini tak hanya dalam cara berbicara, tetapi juga ketika kamu menghubungi sang dosen melalui pesan chatting (melalui dunia maya atau SMS). Nah, biar enggak disemprot oleh dosen karena dinilai kurang sopan, yuk baca dulu panduannya di bawah ini.

Pasang foto profile yang wajar dan menunjukkan bahwa itu kamu

Profile WA [sumber gambar]
Tahap awal dari segalanya adalah foto profile. Karena, banyak sekali dosen yang kadang tidak berniat membalas pesanmu hanya karena perihal foto profile. Saat akan menghubungi dosen, usahakan gunakan foto yang menunjukkan wajah kamu, gunakan foto yang tidak alay, bukan foto kucing, toko kartun, apalagi no profile. Kalau masih bingung dan bisa ubah dan utak-atik di sini, atur saja di pengaturan WhatsApp yaitu Account –> Privacy –> Profile Photo.

Ucapkan salam pembuka

Ucapkan salam pembuka [sumber gambar]
Sebelum to the point dan mengutarakan niat, kamu harus dan wajib banget untuk menyapa terlebih dahulu si dosen. Hal ini dengan tujuan agar dosen menilaimu sebagai mahasiswa yang punya tata krama. Dalam salam pembuka ini gunakan kata sapaan seperti “Selamat pagi, Pak/Bu”; “Selamat Siang, Pak/Bu”; “Selamat malam, Pak/Bu”, tergantung waktu saat kamu mengirim pesan tersebut. Jika dosenmu beragama Islam, kamu juga bisa menggunakan kata “Assalamualaikum”.

Perkenalkan diri dan utarakan tujuan

Perkenalkan diri [sumber gambar]
Setelah mengucapkan salam, langsung perkenalkan dirimu secara singkat dan jelas. Karena tidak semua dosen menyimpan nomor ponsel mahasiswanya. Kamu bisa menyebut nama lengkap, jurusan, dan angkatan berapa. Setelah itu, kamu bisa langsung ke tujuan kamu menghubungi di dosen, jangan bertele-tele, ya. Misalkan, kamu bertanya tentang jadwal konsultasi tugas, skripsi, atau mungkin keperluan lain.

Jangan menuliskan waktu kosongmu terlebih dahulu

Tanya jam kosong dosen [sumber gambar]
Saat kamu butuh bertemu dengan dosen, jangan dulu memberikan jadwal kosongmu ya, Sahabat Boom. Karena, hal ini memberi kesan bahwa dosenmu membutuhkan kamu, bukan kamu yang membutuhkan dosen. Yang tepatnya adalah, tanyakan terlebih dahulu waktu kosong sang dosen, baru kemudian cocokkan dengan waktu kosongmu. Jika waktu kosongmu dengan dosen tidak pas, kamu boleh minta pertimbangan waktu lainnya, tetapi harus dengan cara yang sopan ya!

Jangan mendesak dosen untuk membalas dan tak perlu pakai emoji

Tak usah pakai emoticon [sumber gambar]
Saat mengirim pesan, bagaimanapun perasaanmu, tak perlu menggunakan emoji ya. Selain itu, jangan pula mendesak dosen untuk membalas pesanmu segera. Karena, sebagai tenaga pengajar, pasti sang dosen juga tak hanya melayani kamu saja, mungkin beliau juga punya keluarga, kan? Tunggu saja sampai ia membaca dan membalas pesanmu. Tapi bagaimana kalau cuma di-read doang, atau online tapi tak membalas? Kesal sih pasti, tapi tetap positif thinking saja, mungkin dosenmu lupa atau pesanmu tertumpuk di chat paling bawah.

Selalu ucapkan terima kasih

Ucapkan terima kasih [sumber gambar]
Nah, yang tak kalah penting dan menjadi keontji adalah ucapan terima kasih untuk sang dosen. Kecil sih, tapi dampaknya besar banget terhadap pesan yang kamu kirim tersebut. Ucapan terima kasih ini menandakan bahwa kamu adalah orang yang punya etika. Dan, dosen juga akan menganggapmu sebagai pribadi yang bisa menghargai pendapatnya.

BACA JUGA: Setelah Gaji 8 Juta, Pelamar Kerja Tanpa Etika Ini Kembali Viral di Jagad Maya

Itu saja sih sebenarnya hal yang perlu kamu perhatikan saat menuliskan pesan chat untuk dosen. Kalau selama ini pesanmu jarang dibalas atau mungkin diabaikan, mungkin kamu belum menerapkan cara di atas. Selamat mencoba, semoga sukses!

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Kisah Jenderal Polisi Sutarman, Mantan Kapolri yang Dulu Sempat Jadi Kuli Bangunan

Peduli Sesama, Penyandang Difabel Ini Sukses Dirikan PAUD Bagi Mereka yang Tidak Mampu