Kisah super hero wanita seperti Wonder Woman memang selalu menarik kalau dibahas. Meskipun dia wanita namun dapat membuktikan dirinya tidak kalah dengan laki-laki dalam memberantas kejahatan. Oleh sebab itu tidak hanya wanita saja yang ngefans padanya, tapi kaum pria pun juga.
Ngomong-ngomong soal Wonder Woman, siapa sangka di Indonesia juga ada loh super hero seperti itu, nyata pula bukan fiksi belaka. Ya, dia adalah Nyimas Gamparan, salah satu pejuang Indonesia yang dengan pasukan wanitanya bikin penjajah jadi tepok jidat. Lalu bagaimanakah kisah beliau? Simak ulasan berikut ini.
Nyimas Gamparan adalah keturunan kerajaan
Biasanya kita mengenal jawara tanah air berasal dari masyarakat umum biasa. Namun tidak untuk pahlawan wanita satu ini yang ternyata berasal dari keturunan Kerajaan. Dilansir dari IDN Times, Nyimas Gamparan merupakan anggota keluarga dari kesultanan Banten.
Kesultanan tersebut sangat melawan adanya Belanda sejak dulu lantaran para penjajah itu selalu menginginkan agar sistem pemerintahan di Banten dihapus. Selain itu nasib rakyat yang menderita juga membuat para anggota kesultanan iba dan akhirnya melakukan gerakan perlawanan yang tidak biasa. Selama bertahun-tahun upaya ini terus dilakukan meskipun pihak Belanda sering kali memakai cara licik untuk mengakali perlawanan tersebut.
‘Wonder Woman’ dan ‘Pasukan Amazon’ dari Indonesia
Ada yang unik dengan perlawanan Nyimas Gamparan ini, pasalnya selain dipimpin oleh seorang perempuan, semua pasukan yang dibawa pun juga wanita. Ibarat Wonder Woman dengan pasukan Amazon-nya, Nyimas Gamparan dengan gagah berani melawan penjajahan di medan perang. Tepatnya tahun 1830-an, beliau dengan pasukannya menentang adanya Cultuurstelsel atau aturan tanam paksa yang hanya merugikan pribumi.
Dengan taktik perang gerilya, Belanda dibuat kewalahan menghadapi gempuran para jawara wanita itu. Perjuangan di Cikande Udik ini lumayan masif hingga akhirnya memaksa pihak Belanda untuk melakukan cara-cara yang lumayan licik untuk menanggulangi setiap serangan.
Akhir kisah dari Nyimas Gamparan dengan berbagai versi
Sejatinya adanya beberapa versi sejarah mengenai akhir kisah perjuangan ‘Wonder Woman’ Indonesia ini. Namun yang paling umum adalah kisah mengenai kalahnya Nyimas Gamparan akibat siasat licik Belanda. Salah satu pejabat pribumi, Raden Tumenggung Kartanata Nagara diiming-imingi kekuasaan lebih jika berhasil menumpas pemberontakan pasukan perempuan Nyimas Gamparan.
Sayangnya, taktik Devide et Impera ini lumayan berhasil dan Nyimas Gamparan bisa dikalahkan. Namun soal kematiannya, setelah kekalahan itu beliau wafat karena tutup umur secara alamiah, tetapi ada juga sumber yang mengatakan karena tewas di medan perang. Kedua sumber itu sama-sama kuat lantaran ada bukti sejarah yang mendukungnya.
Petilasan Nyimas Gamparan yang selalu ramai dikunjungi
Tepatnya berada di Kabupaten Serang, terdapat petilasan Nyimas Gamparan yang wajib dikunjungi. Petilasan ini juga sudah resmi menjadi sebuah cagar budaya dan wajib untuk dilestarikan. Di tempat itulah diyakini Nyimas Gamparan menyebarkan syiar Islam kepada para pengikutnya.
Bukan hanya itu, di dekat petilasan juga ada sebuah sumur bernama Ciwasiat. Air dari sumur itu diyakini memberikan karomah kepada siapa pun yang menggunakannya untuk kebaikan. Entah itu untuk minum, berwudu atau mandi, semua harus dilakukan dengan niatan yang baik. Oleh sebab itu banyak peziarah yang tak pernah lupa mengambil air sumur di sekitar petilasan Nyimas Gamparan.
BACA JUGA: Jadi Komedian Legendaris, Inilah Sosok Pelawak Ratmi B-29 yang Ternyata Pahlawan RI
Perjuangan seorang Nyimas Gamparan memang luar biasa. Apalagi kalau melihat latar belakang beliau yang seorang wanita, namun bisa membuat Belanda jadi kalang kabut dalam menghadapinya. Sekarang giliran perjuangan bagi para perempuan penerus Nyimas Gamparan agar tidak kalah mengharumkan nama bangsa.