Seperti yang kita ketahui bersama selain menjadi ketua induk organisasi tertinggi sepak bola Indonesia, Edy Rahmayadi juga merupakan pemilik saham terbanyak klub PSMS. Tidak hanya itu saja, beliau kini juga menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara. Berkaca dari hal tersebut kata double abatan agaknya layak disematkan kepada mantan prajurit TNI tersebut. Kembali ke permasalahan PSMS, baru-baru ini klub Pak Edy tersebut sedang dalam kondisi tidak enak.
Bahkan ancaman turun kasta ke Liga 2 layaknya bom waktu yang siap meledakkan mereka kapan saja. Bila hal tersebut benar terjadi tentu akan membuat mereka goreskan sejarah ‘kelam’ sebagai kesebelasan dengan waktu singkat merasakan pagelaran kompetisi tertinggi Indonesia. Lalu seperti apakah nasib PSMS Medan? Temukan jawabannya di ulasan berikut ini.
PSMS kini bercokol di peringkat terbawah klasemen
Apakah mereka bisa? Hanya waktu bisa menjawab
Sudah menorehkan 16 kali kekalahan di kompetisi Liga 1
Puasa kemenangan dalam dua pertandingan
Kalau menilik capaian PSMS di tiga pertandingan terakhir agaknya label ‘ngenes’ patut untuk disematkan kepada mereka. Pasalnya, dalam tiga laga tersebut mereka gagal memperoleh kemenangan. Bahkan beberapa waktu lalu juga merasakan pedihnya dihajar oleh Arema dengan skor 5-0. Tidak berhenti disitu saja, tim ini juga meneruskan hasil minor dengan sebelumnya juga harus menelan pil pahit dengan kalah telak di markas sendiri Stadion Teladan Medan. Hasil kurang baik ini juga masih berpotensi berlanjut, kalau kembali gagal tunjukkan performa bagus ketika meladeni Borneo FC yang terus tunjukkan grafik meningkat.
Telan lima kekalahan di kadang sendiri selama putaran dua
Melihat terseok-seok PSMS, tentu menjadi pemandangan yang aneh. Pasalnya, sebagai klub dengan sejarah besar mereka seharusnya bisa catatkan hasil dari pada hal ini. Apakah ini ‘azab’ dari double jabatan, tentunya bukan. Pergantian pelatih dan kurang stabil-nya permainan menyebabkan mereka kini mulai ukir hasil-hasil minor. Besar harapan jika Ayam Kinantan mampu bangkit.