Guyuran bonus besar kepada atlet Indonesia di ajang Asian Games 2018 yang berprestasi, tentu semakin membuat kantong mereka semakin tebal. Namun, hal itu seolah berbanding terbalik dengan kondisi para mantan atlet yang kini tak lagi berjaya. Sama-sama membela merah putih di ajang olahraga, nasibnya di masa depan ternyata tak seindah seperti harapan.
Seperti Karni, salah satu mantan atlet Indonesia yang pernah mengharumkan nama bangsa di cabang olahraga dayung. Meski telah memberkian yang terbaik kepada negara, jasanya di masa lalu kini seolah terlupakan. Karni pun harus menelan nasib pahit dan pasrah hanya menjadi seorang tukang kebersihan di masa tuanya. Sosok dirinya yang kini mulai terlupakan, menjadi saksi betapa kerasnya perjuangan atlet di masa lalu.
Sosok yang mengarumkan nama Indonesia di kancah dunia
“Saat itu saya satu-satunya atlet dayung perempuan dari Blora. Saya berlatih dengan sungguh-sungguh dan tekun. Latihannya di waduk Tempuran,” kata Karni yang dikutip dari blorakab.go.id.
Hanya direkrut menjadi petugas kebersihan pemerintahan
“Sampai sekarang saya belum PNS, saya menyadari hanya tamatan SD. Jadi saya syukuri saja,” ungkapnya yang dilansir dari murianews.com
Tak ada jaminan hari tua setelah pensiun sebagai atlet
Enggan terlibat di dunia olahraga
Seperti yang dituturkan Karni dalam sebuah video wawancara dengan Metrosports, ia mengungkapkan keengganannya menjadi pelatih karena faktor trauma. Ya, Karni memilih berganti profesi yang jauh dari dunia olahraga karena tak ingin juniornya bernasib sama dengan dirinya. Disanjung saat berprestasi, namun dilupakan di hari tuanya. Sungguh, sebuah hal yang berulang kali terjadi pada para mantan atlet di neger ini.
Berharap kepada pemerintah agar memperhatikan kondisi mantan atlet
Miris memang. Nasib mantan atlet Indonesia yang harus terpuruk d hari tuanya, seolah menjadi sebuah seri cerita yang tiada habisnya. Bila dibandingkan dengan generasi olahragawan saat ini, kehidupan mereka bisa dibilang jauh dari kata sejahtera. Mudah-mudahan pemerintah yang masih memiliki hati nurani, agar memperhatikan nasib para mantan atletnya di masa tua.