in

Nyentrik, Bapak dan Anak Ini Pilih Mudik dengan Mengayuh Sepeda Ontel dari Depok ke Purbalingga

Pengalaman pertama Santi [image source]

Mudik memang merupakan salah satu tradisi masyarakat Indonesia menjelang lebaran. Baik yang muda maupun yang tua pasti akan berduyun-duyun melakukan tradisi pulang kampung ini demi berkumpul bersama keluarga. Tidak bisa dipungkiri juga bahwa setiap waktu mudik tiba pasti jalan-jalan akan terasa sesak karena meningkatnya jumlah pengendara dengan kendaraan pribadinya. Tak terkecuali bapak dan anak berikut ini.

Seakan tak ingin kalah dengan pemudik lainnya, Pak Kasan dan sang anak juga melaksanakan tradisi mudik dengan membawa kendaraan pribadi. Namun bukannya mobil atau motor, bapak dan anak ini justru mengendarai sepeda ontel mereka. Pastinya seru sekali ya melihat kekompakan ayah dan anak ini dalam menggowes sepedanya menaklukkan kemacetan lalu lintas.

Ayah dan anak ini anak gowes dari Depok ke Purbalingga

Selain nyentrik, cara mudik ayah dan anak ini tentunya sangat unik ya. Karena bukannya menggunakan alat transportasi umum maupun motor, mereka justru memilih sepeda ontel kesayangan. Tahun ini, pria bernama Kasan Miharjo itu ditemani anak bungsunya yaitu Santi Yunita dalam perjalanan pulang kampung dari Depok menuju Purbalingga. Hebatnya lagi, Kasan ini sanggup mengayuh sepedanya menempuh perjalanan panjang itu di usia tak lagi muda.

Pak Kasan dan Santi [image source]
Jangan dikira saat ini beliau masih berumur 40 atau 50 tahunan ya, karena ternyata sang bapak ijni usianya sudah mencapai 75 tahun lho. Perjalanannya ini sudah mereka mulai sejak hari senin lalu pada sekitar pukul 11.30 dan rencananya Pak Kasan dan Santi akan sampai di Purbalingga dalam beberapa hari.

Gowes sepeda ontel merupakan kebiasaan sehari-hari Pak Kasan

Melihat usia Pak Kasan yang sudah tak lagi muda tentu membuat kita sedikit ketar-ketir terkait staminanya selama perjalanan ya. Tapi ternyata ayah Santi ini mengaku bahwa dirinya sudah terbiasa menggunakan ontel sehari-hari. Ontel yang merupakan warisan dari orang tuanya itu awalnya hanya digunakan untuk olahraga di sela kesibukannya sebagai kuli bangunan, namun lama kelamaan ternyata menjadi hobi juga.

Biasa ngontel [image source]
Pak Kasan bahkan juga bercerita bahwa baru-baru ini dirinya menggowes sepeda tersebut sampai ke Bima, Nusa tenggara Timur. Beliau menambahkan bahwa perjalanan tersebut dilakukannya selama dua bulan sebelas hari. Dan ternyata mudik menggunakan ontel ini sudah jadi tradisinya selama bertahun-tahun, jadi pria ini memang sudah sangat terbiasa. Pak Kasan juga mengaku bahwa dalam perjalanan akan selalu ada waktu yang diluangkan untuk beristirahat demi menjaga kondisi fisiknya.

Pengalaman mudik ngontel pertama Santi

Kalau Pak Kasan sudah langganan mudik dengan menggunakan sepeda ontel, berbeda halnya dengan Santi. Anak ke lima dari lima bersaudara ini ternyata baru kali ini mudik menggunakan ontel ke Purbalingga. Namun sebelumnya gadis ini sudah pernah menggowes sepedanya dari Jakarta menuju Purwokerto. Jadi cukuplah hal tersebut digunakan sebagai pengalaman ya. Menurut Santi ada beberapa tantangan yang dirinya dan sang ayah rasakan dalam mudik kali ini.

Pengalaman pertama Santi [image source]
Yang pertama adalah kondisi sepeda Santi tak memiliki lampu, jadi saat malam tiba dia mengandalkan penerangan dari senter ponselnya. Tapi untungnya sepeda Pak Kasan sudah dilengkapi lampu. Selain itu saat terberat yang dialaminya adalah ketika melintas Pantura Karawang-Subang-Cirebon, yang mana arus kendaraan di sana terkesan membahayakannya dan sang ayah. Ditambah lagi cuaca panas yang mesti mereka terjang di siang hari.

Perbekalan ayah dan anak disusun rapi pada ontel

Nama Pak Kasan mungkin sudah sangat familiar di kalangan para pengayuh sepeda ontel karena kebiasaan uniknya ini ya. Satu hal luar biasa dalam mudik ala Pak Kasan dan Santi adalah di sepanjang perjalanan pria 75 tahun itu tidak pernah mengeluh lelah atau panas. Pak Kasan lah yang justru terus menyemangati Santi sepanjang perjalanan mereka. Meski mereka menggunakan ontel, tapi tetap saja barang bawaannya tak bisa dibilang sedikit.

Pak Kasan [image source]
Pak Kasan dan Santi membawa beberapa jenis perbekalan yang disusun rapi dalam kotak di sepeda ontel mereka. Adapun yang mereka bawa antara lain aneka kunci, baju, sampai suku cadang tambahan seperti halnya ban dalam, dan lainnya. Tidak lupa pula bapak dan anak ini menyertakan bendera merah putih dan beragam tulisan di sepeda ontelnya.

Seru sekali sepertinya perjalanan ayah dan anak ini ya. Di kala banyak orang memilih mudik nyaman di dalam kendaraan ber-AC, Pak Kasan justru punya cara mudik unik bersama sang anak. Meski bukan motor keluaran terbaru maupun mobil mewah, sepeda ontel keduanya cukup membawa euforia dan kesenangan sendiri selama melewati macetnya jalanan Depok-Purbalingga.

Written by Faradina

Leave a Reply

Fakta-Fakta Tentang Polisi Wanita Korea Utara Ini Bakal Bikin Kamu Melongo

Nadine Kaiser, Si Cantik Putri Menteri Susi yang Baru Resmi Jadi WNI