in

Mengenang Teresa Teng, Mantan Pacar Jackie Chan yang Bawa Lagu Indonesia Mendunia

Memiliki lagu yang berkali-kali diputar di mall atau jutaan pengikut di instagram bukan sebuah parameter untuk menyatakan legendaris atau tidaknya seorang musisi. Tanda yang bisa dilihat adalah ketika sosok tersebut sudah tidak ada, tapi lagu-lagunya masih diingat dan diputar hingga sekarang. Asia memiliki 5 musisi legendaris atau lebih pantas disebut sebagai Diva karena hal tersebut, dan Teresa Teng adalah salah satunya.

Jika kalian lahir pada zaman Warkop DKI masih hits, maka sudah sepatutnya kalian mengenal Teresa Teng. Ia merupakan seorang penyanyi asal Taiwan yang membawa nama Indonesia melambung tinggi. Sembari merayakan ulang tahunnya hari ini, mari kita kenang Teresa Teng lewat perjalanan hidupnya dalam ulasan berikut.

Memenangkan penghargaan sejak masih berusia 11 tahun

Tidak heran jika sosok penyanyi wanita kelahiran Desa Baozong, 29 Januari 1953 ini begitu menancap di hati dan pikiran banyak orang. Pasalnya, Teresa Teng sudah berkarya di hampir seluruh hidupnya. Meski ayahnya adalah seorang tentara, dan ia tak memiliki latar belakang keluarga penyanyi, namun kiprahnya di dunia tarik suara membuat banyak orang berdecak kagum.

Teresa Teng [image source]
Ia memulai karir bernyanyinya sejak kecil dan berhasil menerima sebuah penghargaan ketika usianya masih 11 tahun. Sejak saat itu, ia benar-benar fokus dalam dunia tarik suara dan mulai berkarya atas namanya sendiri pada tahun 1963. Karirnya pun menanjak pesat hampir di seluruh dunia.

Menguasai 7 bahasa yang membuatnya layak menyandang gelar Mahadiva Asia

Seperti yang telah disebutkan di atas, Teresa Teng merupakan salah satu dari 5 Diva Asia yang diakui seluruh dunia. Selain dirinya, ada pula Judy Ongg, Agnes Chan, Ouyang Feifei, serta Yu Yar. Namun, Teresa Teng memiliki ciri khas tersendiri yang bisa menyihir siapapun yang melihat penampilannya.

Legendary Teresa Teng [image source]
Salah satu ciri khasnya adalah menguasai 7 bahasa dan menjadi pembicara aktif, seperti yang diwartakan oleh pikiranrakyat.com. Ketujuh bahasa tersebut adalah Mandarin, Jepang, Kanton, Vietnam, Hokkian, Inggris, dan bahkan Bahasa Indonesia! Tak ayal jika popularitas Teresa Teng di tanah air sangat tinggi hingga sekarang.

Membuat lagu ‘Dayung Sampan’ mendunia

Tak hanya fasih berbahasa Indonesia ketika menyapa para fans saja, penyanyi yang tutup usia pada 8 Mei 1995 ini juga mendendangkan lagu-lagu kita, loh. Salah satu yang terkenal adalah Dayung Sampan. Lagu daerah asal Jakarta tersebut berhasil dibawakannya dengan apik dan mendayu-dayu.

Selain Dayung Sampan, Teresa Teng juga membawakan lagu Sekuntum Mawar Merah, Selamat Jalan Kekasih, Cinta Suci, dan juga Gubahanku. Semua lagu-lagu berbahasa Indonesia tersebut dinyanyikannya dengan suara lembut yang khas dan berhasil merajai chart di berbagai penjuru dunia. Lagu-lagu Teresa Teng memang tak lekang oleh waktu, didengarkan pada zaman modern begini pun masih cocok, bukan?

Suara manisnya diakui oleh Profesor dari Amerika

Ketika mendengarkan beberapa lagu milik Teresa Teng, satu perasaan yang pasti akan hinggap mengampiri kita adalah: ketenangan. Pasalnya, suaranya yang lembut serta alunan musik yang mendayu-dayu seolah kawin menjadi satu. Hal ini pula yang membuat seorang professor dari Amerika mengakui kedahsyatan suara Teresa Teng.

Teng Singing [image source]
Dilansir dari liputan6.com, Yeh Yueh-yu, seorang professor Teori Kebudayaan dari Universitas Southern California, Amerika Serikat menyatakan bahwa faktor yang membuat Teresa Teng begitu terkenal adalah suara manisnya. Tak ayal jika banyak pendengar yang mendapatkan impresi Teresa Teng seperti sedang menangis dan memohon jika sedang menyanyikan lagu-lagunya.

Mendapat tempat spesial di hati rakyat Taiwan

Selain membanggakan Indonesia atas lagu-lagu yang dinyanyikanya dalam bahasa kita, ia pun memiliki tempat tersendiri di hati rakyat Taiwan. Pada tahun 1995, ketika kabar kematiannya tersebar, rakyat Taiwan pun sedih tak terbendung. Bahkan, Presiden Taiwan yang sedang menjabat saat itu menyempatkan datang ke pemakamannya.

Makam Teresa Teng [image source]
Bak seorang Pahlawan Nasional, bendera Taiwan menyelimuti peti mati Teresa Teng kala itu. Ia lalu dimakamkan di kawasan Chin Pao San, tepatnya di kaki gunung. Ia pun dibuatkan sebuah patung bergambar dirinya serta lagu-lagu yang terus diputar untuk mengapresiasi karya-karyanya selama ini. Selain itu, ada pula piano berukuran raksasa untuk dimainkan dengan cara diinjak oleh para pengunjung yang berziarah ke sana.

Pernah mengisi hari-hari bahagia Jackie Chan

Jika Teresa Teng merupakan penyanyi legendaris, beda halnya dengan Jackie Chan yang diakui dunia karena kemampuan beraktingnya. Pada sebuah buku autobiografi miliknya yang dirilis tahun 2015 silam, ia ternyata mengungkapkan sebuah fakta mengejutkan, bahwasanya ia pernah berkencan dengan salah satu Diva Asia tersebut. Namun, mereka sengaja tak mempublikasikan hubungannya karena takut akan berdampak buruk pada karir masing-masing.

Teresa Teng and Jackie Chan [image source]
Pada akhirnya, keduanya bun berpisah dan Jackie Chan memilih untuk menikahi istrinya yang sekarang, sedangkan Teresa Teng terlebih dulu menemui mautnya. Dilansir dari wowkeren.com, ternyata fakta yang diungkapkan oleh Jackie Chan dalam bukunya ini mendapat kecaman keras dari keluarga Teresa Teng, karena Jackie mempublikasikan hubungan mereka tanpa persetujuan dari keluarga Teresa.

Meski telah menjadi legenda di seluruh dunia, kehidupan pribadi Teresa Teng tak semujur karirnya. Ia harus meninggalkan dunia ketika sedang berlibur di Thailand karena asma, namun setelah autopsi, dokter berkata bahwa Teresa Teng mengalami serangan jantung akibat overdosis obat. Namun lagi-lagi, legenda tetaplah legenda, hingga sekarang, ulang tahun Teresa Teng masih dirayakan oleh Pemerintah Taiwan serta banyak penggemar dengan rutin berziarah ke makamnya hingga mengadakan konser atas lagu-lagunya.

Written by Harsadakara

English Literature Graduate. A part time writer and full time cancerian dreamer who love to read. Joining Boombastis.com in August 2017. I cook words of socio-culture, people, and entertainment world for making a delicious writing, not only serving but worth reading. Mind to share your thoughts with a cup of asian dolce latte?

Leave a Reply

Sekilas Tentang Jamu Sido Muncul, dari Perusahaan Sederhana Hingga Terkenal di 5 Benua

Kisah Haru Brigadir Furkan, Polisi yang Meninggal Saat Usia Pernikahan Baru 50 Hari