Sebagai talenta hebat di sepak bola Indonesia, Firman Utina merupakan pemain yang langka. Hal ini lantaran belum banyak pesepakbola tanah air mampu menjadi seorang playmaker atau pengatur serangan selihai dirinya di atas lapangan. Usia kini menjadi lawan mantan kapten Timnas tersebut untuk terus tampil di puncak performa. Hingga kini mulai merintis pekerjaan baru untuk masa depannya kelak.
Terakhir kiprahnya adalah pada tahun lalu dengan memperkuat tim milik aparatur negara yakni Bayangkara United. Meski di sana banyak menjadi pemain cadangan, tapi pria 36 tahun itu mampu bantu Evan Dimas dan kawan-kawan meraih trophy Liga1 2017. Setelah selesai tugas di kesebelasan tersebut ia kini mencoba realistis dengan peran baru di percaturan sepak bola Indonesia.
Mendirikan sebuah akademi untuk mewujudkan pesepakbola hebat
Menjadi seorang presiden di dunia sepak bola

Selain sibuk memoles pemain muda menjadi pesepakbola handal, pria 36 tahun ini juga menjadi seorang presiden. Terus pak Jokowi? Aitt tahan dulu, Firman bukan menjadi pemimpin Indonesia tapi ia menduduki jabatan tertinggi di APPI. Sebagai seorang ketua Asosiasi Pemain Profesional Indonesia, mantan pemain Persita ini akan memiliki tugas besar, yakni menyelesaikan permasalahan pemain sepak bola tanah air. Dari mulai gaji sampai beberapa kendala yang dapat merugikan seorang pesepakbola. Melalui organisasi inilah pemain bola tanah air lebih aman kehidupan maupun hak-haknya.
Akan menghabiskan masa tuanya di kompetisi kasta kedua
Sebagai pesepakbola bakat Firman Utina memanglah sangat luar biasa. Bahkan belum banyak pemain tanah air mampu bermain layaknya pria 36 tahun ini. Besar harapan apabila nanti dirinya mampu menjadi pelatih top dan dari akademi juga muncul bakat-bakat sepak bola baru.