Curhatan di aplikasi Quora atas nama Novia Widyasari mendadak menjadi sesuatu yang menyentak banyak orang. Seperti yang kita tahu, mahasiswi asal Mojokerto, Jawa Timur, ini mengalami cerita hidup yang sungguh nestapa. Ia dihamili, dipaksa aborsi, merasa tak ada keluarga yang melindungi selain ibunya, hingga akhirnya memilih mengakhiri hidup di pusara sang ayah.
Kita yang membaca ceritanya entah dari Twitter atau Quora pasti dibuat tak karuan dengan kisah yang terlalu nyata ini. Sampai akhirnya berjalannya waktu, polisi berhasil menyeret tersangka sang pacar bernama Randy Bagus ke penjara. Kasus ini terus dikawal sampai Novia bisa mendapatkan keadilan, walaupun sang mahasiswi cantik ini sudah berpulang.
Lalu pelajaran penting apa yang bisa diambil dari kisah sedih ini?
Polisi mestinya bisa lebih gerak cepat
Setelah geger beberapa waktu, kepolisian akhirnya berhasil melakukan penangkapan pacar Novia yang juga seorang anggota polisi bernama Randy Bagus. Kita mesti apresiasi ini karena ini jadi bukti keadilan ditegakkan. Namun berdasarkan postingan dan status sosial media Novia, ia mengatakan bahwa sebelumnya pernah melaporkan apa yang terjadi, namun tidak menghasilkan sesuatu apa pun.
Jika kita berandai-andai seumpama anggapan soal laporan tersebut benar, maka mungkin saja Novia masih bernafas hari ini dan bisa mendapatkan keadilan. Tapi semua sudah terjadi dan pihak kepolisian juga telah memproses kasus ini. Walaupun ada saja netizen berceletuk klise seperti “kenapa harus nunggu viral dulu?”.
Berani bercerita dan membantu
Selepas kasus Novia viral, banyak orang yang kemudian membuka dirinya. Entah menumpahkan beban yang kurang lebih mirip, hingga menyodorkan bantuan kepada siapa pun yang membutuhkan. Ada yang menawarkan kamarnya sebagai tempat pelarian sementara, hingga memberikan bantuan psikiater.
Menghadapi kasus seperti Novia, tentu dibutuhkan kepedulian dari sebanyak-banyaknya orang. Pasalnya ada saja kondisi di mana seseorang terpuruk tapi tidak ada yang membantunya, bahkan keluarga sendiri malah memusuhi, seperti yang dialami oleh mahasiswi universitas di Malang ini.
Kampus perlu untuk berbenah
Hal yang juga disorot dari kasus Novia adalah selain menerima perlakuan buruk dari pacar beserta keluarganya, ternyata mahasiswi ini juga pernah mengalami pelecehan di kampus. Novia sendiri dikatakan pernah melaporkan hal tersebut. Tapi nampaknya belum ada tindakan yang semestinya.
Kejadian ini juga mestinya jadi pelajaran tak hanya bagi kampus tempat almarhumah, tapi juga semua universitas di negeri ini. Belakangan muncul berita soal pelecehan di area kampus yang mana hal tersebut sebenarnya bisa dicegah. Kampus harusnya tak hanya jadi tempat yang melahirkan orang-orang pandai, tapi juga bermoral dan tak pernah mengalami hal traumatis selama belajar di sana.
Netizen bisa bawa perubahan
Netizen sekarang sudah menjadi entitas penting bagi kehidupan berhukum termasuk di Indonesia. Kita harus akui berkat semua komentar dan share, kasus Novia ini akhirnya terangkat dan bisa ditoleh oleh pihak-pihak yang harusnya melihat isu ini. Hingga akhirnya polisi, kampus, dan pihak-pihak lain bergerak mengawal.
Netizen sekarang bisa dianggap menjadi juri bahkan hakim paling pertama. Oleh karenanya, kita sebagai bagian dari warganet harus jadi pemikir yang cerdas. Kawal kasus yang perlu diangkat dengan tentu saja mendahulukan kaidah kebenaran. Kekompakan netizen bisa membawa keadilan, bahkan mungkin saja mengubah apa yang perlu diganti.
BACA JUGA: Kisah Kakek Sepuh yang Selamatkan Ratusan Nyawa dari Aksi Bunuh Diri dengan Secangkir Teh
Dari kasus Novia kita mendapatkan banyak pelajaran. Terutama soal kepedulian, di mana di tengah kesibukan dan kesenangan yang kita rasakan, ada orang-orang yang menderita lahir batin, merasa sendiri, hingga ingin sekali mengakhiri hidup. Mari jadi orang yang peduli sehingga Novia Widyasari adalah pemungkas dari semua cerita-cerita yang kurang lebih sama.