in

Kisah Seorang Lelaki yang Sangat Mencintai Rasulullah

kisah sahabat rasulullah
kisah sahabat rasulullah

Di bulan Ramadan yang penuh dengan ampunan dan keberkahan dari Allah ini, jangan sampai kita sia-siakan untuk terus beramal shalih sekaligus meneladani kisah-kisah Rasulullah dan para sahabat di masa awal dakwah Islam dahulu. Kisah-kisah yang tak hanya akan membuat kita terharu, menangis, namun juga bisa membuat kita merasa begitu dekat dengan Allah dan RasulNya. Serta tentunya semoga membuat semangat kita untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari semakin besar.

Kisah ini adalah kisah yang terjadi ketika Rasulullah SAW sedang sakit keras dan beberapa hari sebelum beliau wafat. Kisah yang selalu bisa membuat air mata kita bercucuran karena terharu. Yaitu tentang seorang pemuda bernama Ukasyah yang ingin sekali memukul tubuh Rasulullah SAW yang telah sakit dan renta, dengan menggunakan cemeti atau cambuk.

1. Rasulullaah Bertanya Tentang Hutang

Pada suatu hari, Rasulullah yang telah lama sakit keras meminta para sahabat memapah beliau menuju masjid untuk bertemu dengan semua sahabat-sahabat tercintanya. Para sahabat sangat bahagia dan dengan semangat menuju masjid, karena begitu rindunya mereka kepada Rasulullah. Setelah duduk di mimbar, Rasul kemudian bertanya, “Wahai para sahabatku, sudahkah aku menyampaikan pada kalian bahwa Allah adalah Tuhan yang layak disembah?”. Para sahabat mengamini pertanyaan Rasulullah. Rasul tersenyum lalu berujar, “Ya Allah saksikanlah, sesungguhnya aku telah menyampaikan apa yang Engkau perintahkan”.

kisah sahabat rasulullah
kisah sahabat rasulullah [ImageSource]
Kemudian Rasulullah kembali menanyakan beberapa pertanyaan yang semua diamini oleh para sahabat. Hingga kemudian sampailah pertanyaan Rasul pada hal hutang. Beliau SAW bertanya, “Apakah ada diantara kalian yang merasa bahwa aku memiliki hutang yang harus kulunasi?”. Para sahabat terdiam. Lalu Rasul berkata, “Sesungguhnya sebentar lagi aku akan menemui Allah, maka aku tak ingin pergi menemuiNya dalam keadaan masih berhutang pada manusia.”. Para sahabat sontak sedih dan menangis, mengetahui Rasulullah akan meninggalkan mereka semua.

Rasul mengulangi pertanyaan tentang hutang sebanyak tiga kali, namun tak ada satupun yang menjawab. Hingga kemudian, seorang pemuda dengan suara tegas menjawabnya. Dia bernama Ukasyah, dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya dahulu saat perang Uhud, engkau memukulkan cambuk ke bagian belakang kuda. Namun cambuk itu tak mengenai kuda, akan tetapi mengenaiku. Apakah menurut engkau itu adalah hutang?” Rasulullah mengangguk dan menjawab, “Iya, Ukasyah. Lalu apa yang kau minta? Dengan berani dan tanpa rasa bersalah Ukasyah menjawab, “Aku ingin melakukannya padamu.”.

2. Ukasyah Ingin Mencambuk Rasulullah

Para sahabat sontak kaget dan memarahi Ukasyah yang dianggap lancang ingin mencambuk Rasulullah. Namun Rasulullah justru meminta Bilal mengambil cambuknya di Fatimah, puterinya. Dengan sedih Bilal mengambil cambuk ke Fatimah, dan Fatimah dengan heran bertanya untuk apa cambuk itu. Bilal menjawab tentang Ukasyah yang ingin mencambuk Rasulullah. Fatimah kaget dan menangis sedih, “Sungguh kenapa Ukasyah ingin memukul Ayahku yang sudah tua dan sedang sakit? Jika dia ingin, maka cambuk saja aku.” Namun Bilal melarang Fatimah ikut karena perintah Rasulullah.

Kisah Rasulullah dan Ukasyah
Kisah Rasulullah dan Ukasyah [ImageSource]
Di masjid, cambuk diserahkan kepada Ukasyah. Dengan berani Ukasyah berjalan sambil membawa cambuk tersebut menuju Rasulullah. Kemudian Abu Bakar berdiri menghalanginya sambil berkata, “Ukasyah, aku adalah orang yang pertama beriman kepada Rasulullah. Aku sahabat dan teman seperjuangannya, jika kau merasa tak suka dan ingin menyakiti Rasulullah, maka sakiti saja aku” Namun, Rasulullah mencegahnya, “Abu Bakar, ini urusanku dan Ukasyah.”Abu Bakar mundur dengan sedih.

Saat Ukasyah berjalan lagi, Umar bin Khattab maju menghalanginya seraya berkata, “Ukasyah, aku dulu sangat membenci nama Muhammad. Namun sekarang tak akan kubiarkan satu orang pun menyakiti seorang Muhammad. Jika kau ingin, maka pukul lah aku semaumu, jangan Rasulullah.” Namun lagi-lagi Rasul mencegahnya, “Umar, ini urusanku dengan Ukasyah.” Umar mundur dengan sedih.

Kemudian saat Ukasyah hampir dekat dengan mimbar Rasulullah, Ali bin Abi Thalib maju menghalanginya sambil berkata, “Ukasyah, aku menantu sekaligus sepupu Rasulullah. Darah yang sama mengalir padaku. Maka jika kau hendak menyakitinya, sakiti saja aku, jangan Rasulullah.” Lagi-lagi Rasul mencegahnya, “Ali, ini urusanku dengan Ukasyah.” Ali mundur dengan sedih.

Dan, saat Ukasyah telah berada di depan mimbar Rasulullah, Hasan dan Husein, kedua cucu kesayangan Rasulullah maju merajuk pada Ukasyah. “Paman, kasihanilah Kakek kami. Kakek sudah tua dan sedang sakit, jika Paman ingin memukulnya, pukul kami saja” Namun dengan lembut Rasul mencegahnya, “Cucu-cucu kesayanganku, minggirlah, ini urusan Kakek dengan Paman Ukasyah.” Hasan dan Husein minggir sambil menangis sedih.

3. Keinginan Ukasyah yang Sebenarnya

Kini Ukasyah berhadapan dengan Rasulullah. Dengan tegas dia berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana bisa aku memukulmu? Sedangkan engkau di atas mimbar dan aku di bawah? Turunlah!” Lalu Rasul meminta beberapa sahabat membantunya turun mimbar. Ukasyah kembali berkata, “Dulu kau memukulku saat aku tak memakai pakaian (bagian atas). Aku ingin engkau melakukannya juga.”. Rasulullah lalu menuruti permintaan Ukasyah.

Keinginan Akasyah yang Sebenarnya
Keinginan Akasyah yang Sebenarnya [ImageSource]
Rasul membuka baju bagian atasnya dan terlihat beberapa batu yang diikat di perut beliau, tanda beliau sedang menahan lapar. Kemudian dengan gemetar menahan tangis, Ukasyah membuang cambuk di tangannya dan langsung menghambur ke dalam pelukan Rasulullah.

“Sungguh, siapa yang begitu tega dan ingin menyakiti manusia mulia seperti engkau, wahai Rasulullah? Aku melakukan ini karena aku tahu bahwa tubuhmu tak akan pernah tersentuh oleh api neraka. Sedangkan aku ingin tubuhku juga terselamatkan dari api neraka. Aku tak akan lagi bisa bertemu denganmu. Maka demi bisa memeluk tubuhmu aku melakukan ini. Maafkanlah aku, wahai Rasulullah”, Ukasyah memeluk erat tubuh Rasul sambil menangis sejadi-jadinya.

Melihat kejadian itu, semua sahabat langsung ikut menangis dan bergantian memeluk tubuh Rasulullah. Kemudian Rasul bersabda, “Wahai para sahabatku, jika engkau ingin melihat seorang Ahli Surga, maka lihatlah Ukasyah yang begitu mencintaiku ini.” Suasana haru kemudian menyelimuti masjid, di mana hari itu adalah hari terakhir Rasulullah berada di mimbar tersebut sebelum beliau SAW wafat.

Semoga kisah Ukasyah yang begitu mencintai Rasulullah SAW dan takut akan api neraka tersebut menjadi pemantik semangat kita untuk terus bersegera dalam meminta ampunan kepada Allah SWT. Karena sampai kapanpun syetan tak akan pernah menggoda manusia sampai mereka ikut dengannya masuk ke neraka. (sof)

Written by Sofia Fitriani

Leave a Reply

4 Tanda Kiamat Berdasarkan Ilmu Pengetahuan

Neuron Otak adalah Kanibal

5 Fakta Tentang Otak Manusia yang Unik dan Cukup Mengherankan