Dalam buku teks sejarah kita kerap mendengar bahwa ada Laksamana Muda Maeda yang notabene orang Jepang justru membantu kemerdekaan Indonesia. Dia yang saat itu menjabat sebagai Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat, secara diam-diam membantu pergerakan kemerdekaan di Indonesia hingga proklamasi menjadi sebuah kenyataan tepat pada tanggal 17 Agustus 1945.
Perjuangan Laksamana Maeda tidaklah sedikit. Dia rela pasang badan demi kemerdekaan Indonesia meski akhirnya hidup sengsara di negaranya. Oh ya, untuk lebih mengenal lebih jauh tentang siapa sosok Jepang yang sangat berjasa ini, simak uraiannya di bawah ini.
Bersimpati dengan Indonesia Sejak Lama
Simpati seorang Laksamana Maeda tidak muncul begitu saja usai ditugaskan ke Indonesia. Jauh sebelum Jepang berbuat ulah dan memicu perang dunia II, Laksamana Maeda pernah bertugas menjadi atase militer Jepang di Belanda dan Jerman pada tahun 1930-an. Di sana, dia bertemu dengan banyak sekali pelajar dari Indonesia yang berjuang sekuat tenaga agar bisa lepas dari kekuatan Belanda.
Mendirikan Sekolah Politik di Jakarta
Entah karena takdir atau memang kebetulan, Laksamana Maeda dipindahkan ke Indonesia pada tahun 1942. Di Jakarta, dia mendirikan sebuah sekolah politik bernama Asrama Indonesia Merdeka dua tahun berselang berkat bantuan beberapa pemuda yang berjuang untuk memajukan pendidikan di Indonesia secara diam-diam karena Jepang terus mengawasi.
Menjadikan Rumahnya untuk Perumusan Teks Proklamasi
Setelah Jepang menyerah pada sekutu, Soekarno dkk. semakin dituntut untuk menyegerakan proklamasi kemerdekaan. Akhirnya peristiwa Rengasdengklok pun terjadi sehingga membuat Laksamana Maeda panik. Saat Soekarno dkk. berjanji akan melakukan proklamasi kemerdekaan, mereka digiring ke rumah Laksamana Maeda yang sudah menunggu sejak lama.
Memperjuangkan Indonesia Selayak Samurai hingga Akhir
Saat Jepang benar-benar kalah, Indonesia memasuki status quo. Para tentara dari Jepang ditangkap dan kemudian dikembalikan ke negaranya. Pada tahun 1946, Laksamana Maeda ditangkap sekutu dan dibawa ke Singapura. Di sana dia diinterogasi perihal perannya dalam membantu Indonesia merdeka. Saat penyidik terus bertanya apakah Indonesia adalah negara bentukan Jepang, Maeda menolak. Dia tetap bersikukuh mengatakan Indonesia merdeka dengan sendirinya.
Untuk menghormati jasa Laksamana Maeda yang sangat besar bagi negeri ini, Pemerintah Indonesia mengundang beliau pada upacara perayaan 17 Agustus tahun 1973. Beliau juga mendapatkan Bintang Jasa Nararya yang merupakan bintang jasa tertinggi ketiga di Indonesia.
Pada tahun 1977, Laksamana Maeda akhirnya meninggal dunia. Namun, jasa-jasanya pada negeri ini tidak bisa dilupakan begitu saja. Dia adalah seorang Jepang yang rela berkorban jiwa raga untuk kemerdekaan Indonesia.