in

5 Fakta Program Pemerintah Konversi Kompor Gas ke Kompor Listrik, Ada Enak dan Nggaknya Nih

konversi kompor gas ke kompor listrik

Pemerintah akan mencanangkan konversi atau penggantian energi dari LPG ke listrik. Konversi energi ini bukan pertama kali dilakukan pemerintah. Pada 2007, pemerintah mengganti kompor minyak tanah menjadi kompor LPG. Masyarakat tidak mampu diberi kompor satu tungku dan LPG 3 kilogram bersubsidi. Alasan mengganti minyak tanah adalah untuk menghemat anggaran publik dan mengurangi tingkat polusi. Sampai saat ini, LPG 3 kilogram masih disubsidi walau penggunaannya bergeser. Orang mampu pun banyak yang membeli LPG 3 kilogram.

Berbeda alasan dengan konversi dari minyak tanah ke LPG, konversi kali ini dikarenakan PLN kelebihan pasokan listrik. Bagaimana bisa kelebihan pasokan dan bagaimana hubungannya dengan konversi ke kompor listrik? Simak ulasan Boombastis.com selengkapnya di bawah ini.

PLN beli listrik ke pihak swasta

Ilustrasi pusat pembangkit listrik. [Sumber Gambar]
Selama ini, mungkin banyak di antara kita mengira bahwa PLN menguasai pembangkit listrik di Indonesia. Faktanya, lebih dari 50 persen pembangkit listrik di Indonesia milik perusahaan swasta yang tergabung dalam Independent Power Producer (IPP). Mereka menjual listrik kepada PLN, kemudian PLN menjual dan menyalurkan listrik kepada warga Indonesia. Pembelian listrik ke pihak swasta bersistem take or pay. Artinya, listrik dibeli atau tidak oleh masyarakat, PLN tetap harus membayar sesuai kesepakatan awal.

Konversi ke kompor listrik agar PLN tidak rugi

Sampai akhir tahun ini, PLN kelebihan pasokan listrik 6 sampai 7 Giga Watt (GW) di seluruh Indonesia, terutama Pulau Jawa. Kelebihan 1 GW saja, PLN merugi sekitar Rp3 triliun per tahun. Bahkan, PLN diperkirakan kelebihan pasokan listrik sebesar 41 GW pada 2030. Apalagi, bakal ada penerapan energi baru terbarukan (EBT). Energi tersebut berasal dari alam dan bebas digunakan, serta mampu diperbarui terus-menerus.

Ilustrasi kompor listrik. [Sumber Gambar]
Demi menekan kelebihan pasokan listrik yang dialami PLN, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, mencanangkan konversi dari kompor gas ke kompor listrik. Tujuannya untuk meningkatkan permintaan masyarakat atas listrik, sehingga pasokan listrik di PLN yang tadinya menganggur bisa dijual dan digunakan.

Uji coba kompor listrik di Solo dan Denpasar

Pemerintah sudah mulai melakukan uji coba penggunaan kompor listrik di Solo dan Denpasar selama tiga bulan ini. Mereka membagikan paket kompor listrik kepada 1.000 warga di masing-masing kota. Penerima adalah mereka yang termasuk warga tidak mampu dengan kapasitas listrik 450-900 VA dan UMKM. Warga yang menerima kompor listrik dari pemerintah akan disubsidi listriknya. Paket listrik yang diberikan pemerintah berupa kompor listrik dua tungku 800 Watt, satu alat masak, dan satu MCB (miniature circuit breaker) alias saklar listrik. Satu paket kompor listrik bernilai Rp1,8 juta.

Seorang warga Solo sedang memasak pakai kompor listrik. [Sumber Gambar]
Rencananya, konversi kompor gas ke kompor listrik belum akan dilaksanakan tahun ini, melainkan pada 2023 mendatang. Targetnya, paket kompor listrik akan diberikan kepada 300.000 penerima pada tahun 2023. Dilihat dari targetnya, anggaran yang diperlukan untuk pembagian kompor listrik mencapai Rp514 miliar. Namun, rencananya daya kompor listrik akan dinaikkan menjadi 1.000 Watt. Sehingga hal itu berpengaruh pada anggaran, tentunya akan bertambah.

Pengalaman warga yang pakai kompor listrik

Setelah menggunakan kompor listrik dari pemerintah, salah satu warga Solo bernama Supriyani mengaku listrik di rumahnya sering mati atau jeglek. Hal itu terjadi pada sebulan awal saat kompor listrik dinyalakan bersamaan dengan magic com dan pompa air. Tegangan listrik di rumah Supriyani sebesar 900 VA. Kemudian, PLN pun memperbaiki saluran listrik sehingga sekarang bisa menyalakan kompor listrik dengan alat lainnya.

Ilustrasi meteran listrik. [Sumber Gambar]
Sementara itu, Indrawati yang juga warga Solo mengaku pengeluaran listriknya lebih hemat karena mendapat subsidi listrik. Awalnya, daya listrik di rumahnya 1.300 VA kemudian diturunkan menjadi 900 VA, setelah ia mendapatkan tawaran kompor listrik 2.000 Watt dari pemerintah. Dulu, saat daya listrik 1.300 VA, uang Rp50.000 mendapatkan 31 kWH listrik. Setelah daya jadi 900 VA, Rp100.000 mendapatkan 150 kWH. Pengeluaran listrik bulanannya pun turun dari Rp200.000-Rp250.000 menjadi Rp100.000 per bulan.

Percobaan memasak menggunakan kompor listrik oleh warga Solo. [Sumber Gambar]
Hal serupa juga dialami oleh seorang warga Denpasar bernama Jero. Penggunaan kompor listrik lebih hemat karena hanya menghabiskan Rp60 per jam. Sementara, saat pakai kompor gas mengeluarkan biaya Rp36.000 untuk 2 tabung LPG.

Namun, ada juga warga yang memilih tetap menggunakan kompor gas. Teddy, warga Solo yang punya usaha angkringan, mengaku kurang puas dengan hasil masakan menggunakan kompor listrik. Menurutnya, hasil gorengan menggunakan kompor kurang garing. Sehingga, Teddy pun menggunakan kompor listrik hanya untuk membuat mi instan atau menggoreng telur.

Pro kontra konversi ke kompor listrik

Warga di Denpasar masak pakai kompor listrik. [Sumber Gambar]
Konversi ke kompor listrik ini menuai pro kontra dari berbagai pihak. Tidak sedikit masyarakat yang bingung jika mereka menggunakan kompor listrik, apakah berarti tagihan listrik akan membengkak. Selain itu, ada juga warga yang khawatir karena area rumahnya sering mati listrik. Bahkan, Mulan Jameela yang sekarang anggota DPR tidak setuju dengan konversi ke kompor listrik. Ia menganggap bahwa kompor listrik tidak cocok untuk memasak makanan Indonesia, misalnya rendang.

BACA JUGA: Kisah Dusun Terpencil yang Sukses Hasilkan Listrik dari Sungai hingga jadi Percontohan Negara ASEAN

Sampai saat ini, belum ada kejelasan regulasi terkait kompor listrik karena mungkin programnya masih ‘digodok’. Semoga saja konversi kompor listrik ini membantu masyarakat Indonesia, bukan malah merugikan.

Written by H

Jenazah diurus perangkat desa

Keterbatas Ekonomi, Ini Fakta Jenazah di Kediri yang Dimakamkan oleh Perangkat Desa

Najwa Shihab kritik kepolisian

Usai Kritik Kepolisian, Najwa Shihab Disenggol Nikita Mirzani